43

4.2K 580 25
                                    

Motor Duccati menjadi tunggangan Taehyung di hari Selasa pagi. Seperti biasa, hari ini Taehyung sudah berada di Mansion keluarga Ivander untuk menjemput pujaan hatinya. Jungkook keluar dengan senyum manis yang terpancar di wajahnya. Namun, jika diselidik, matanya terlihat sedikit kelam dari biasanya.

"Pagi Dio." Jungkook berlari kecil dari arah pintu lalu mengecup bibir Taehyung sekejap.

Hooo, ada kemajuan rupanya.

"Pagi baby bunny." Taehyung tersenyum simpul lalu mengacak surai hitam dengan gemas.

"Ishh, jangan diacak Dio." Jungkook mencebikkan bibirnya sambil menatap sinis Taehyung.

"Biar ga ada yang naksir ini." Taehyung terseyum kotak sambil menatap Jungkook.

"Nyebelin." Ketus Jungkook dengan wajah kesalnya.

"Nyebelin gini juga pacarnya baby bunny." Taehyung mencubit hidung bangir Jungkook pelan.

"Iya, ga tau nanti." Gumam Jungkook sambil tersenyum lirih.

"Baby bunny ngomong apa?" Tanya Taehyung sambil mengangkat dagu Jungkook.

"Ah, engga kok. Ayo berangkat." Jungkook tersenyum dengan matanya yang menyipit dan gigi kelinci yang mengintip di antara kedua belah bibirnya.

"Nih, pake dulu helmnya." Taehyung menyodorkan helm ke Jungkook.

Jungkook menyergit bingung. "Lho, naik motor?" Tanya Jungkook sambil menatap helm di tangan Taehyung.

"Iya, mobilnya lagi di bengkel." Taehyung menggaruk lehernya yang tidak gatal sambil tersenyum canggung. Sebenarnya itu hanyalah alasan klasik agar Taehyung bisa merasakan pelukan hangat pacarnya. Dasar modus.

"Oh gitu ya." Jungkook menganggukkan kepalanya lucu lalu mengambil helm di tangan Taehyung dan memakainya dengan cepat.

"Sini Dio bantuin." Taehyung mendekatkan dirinya ke arah Jungkook lalu memasang helmnya dengan baik.

"Nah udah, ayo naik." Taehyung menepuk jok belakangnya sambil tersenyum.

Jungkook bersyukur saat ini ia memakai helm. Jungkook yakin wajahnya kini telah memerah akibat menatap Taehyung yang sedang tersenyum dari jarak dekat. Ditambah lagi Taehyung dengan jaket kulit yang menambah kesan manly. Uhh, Jungkook tidak kuat jika melihat Taehyung lama-lama.

Jungkook akhirnya menaiki motor Duccati milik Taehyung. Percayalah, ini pertama kalinya Jungkook menaiki motor. Jungkook ketakutan setengah mati sekarang.

"Pegangan ya bunny." Ucap Taehyung yang kini sedang menyalakan motornya.

Tangan Jungkook dengan hati-hati memegang pundak lebar Taehyung. Taehyung tersenyum melihat wajah gugup kekasihnya dari spion motornya. Ketara sekali pacarnya sedang ketakutan saat ini. Tangan Taehyung dengan cekatan mengarahkan tangan Jungkook untuk berada di perutnya.

"Pegangannya di sini bunny." Ucap Taehyung dengan suara husky miliknya.

Jungkook tersenyum malu lalu menyandar di punggung kokoh milik Taehyung. Taehyung tersenyum penuh kemenangan hari ini. Rencananya kali ini berhasil.

Perjalanan menuju tempat bimbel lebih cepat dari biasanya. Motor Duccati yang ditunggangi Taehyung dan Jungkook dengan mudah menyelip jalanan yang ramai. Selama perjalanan, Jungkook semakin mengeratkan pelukannya dan memejamkan matanya dengan erat. Menurut Jungkook, Taehyung menyetir motor itu adalah mimpi buruk untuknya.

"Bunny udah sampe. Ayo turun." Taehyung mengelus tangan yang melingkar di perutnya dengan lembut.

Perlahan Jungkook membuka matanya lalu melepaskan pelukannya dengan kaku. Jungkook perlahan turun dari motor dengan kakinya yang melemas. Taehyung tersenyum gemas melihat tingkah kekasihnya itu, tangannya membuka helm Jungkook dengan hati-hati. Wajahnya seketika khawatir. Baby bunny-nya saat ini sangat pucat dan ekspresinya terlihat tegang. Taehyung menjadi merasa bersalah akibat menyetir dengan kecepatan yang tidak wajar.

"Baby bunny." Taehyung melambaikan tangannya di depan wajah Jungkook.

Jungkook menerjapkan matanya lucu menatap Taehyung. Kesadarannya telah hilang entah ke mana.

"Bunny." Panggil Taehyung sekali lagi sambil mengguncang pelan tubuh Jungkook.

"E-eh iya?" Ucap Jungkook dengan terbata-bata."

"Ayo masuk, bentar lagi bel." Taehyung tersenyum simpul lalu mengenggam tangan Jungkook dengan erat.

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya lalu mengikuti Taehyung. Perlahan kesadarannya mulai pulih.

"Dio." Panggil Jungkook sambil menengok ke arah Taehyung.

"Kenapa hm?" Tanya Taehyung sambil mengelus telapak tangan Jungkook dengan jempolnya.

"Hari ini jadi sekelas?" Tanya Jungkook dengan nada polosnya.

"Oh iya, Dio lupa bilang ke Bunda. Nanti pulangnya Dio bilangin ya." Taehyunh menepuk jidatnya pelan. Bisa-bisanya ia lupa hal ini.

"Oh ya udah gapapa kok. Oh iya, nanti pulang les Athala mau cat rambut. Anterin ya?" Jungkook tersenyum lucu dengan tatapan memohon.

"Lho, mau di cat warna apa? Dio juga mau di cat kok. Udah lama ga cat rambut." Ucap Taehyung santai.

"Gimana kalo merah?" Tanya Jungkook sambil menaruh jarinya di dagu tanda sedang berpikir.

"Ya udah Dio juga merah kalo gitu." Ucap Taehyung sambil tersenyun kotak.

Drrtt drtt

Handphone di saku milik Taehyung bergetar. Iya, handphone Taehyung telah dikembalikan Jungkook kok. Perlahan tangan kirinya meraih handphone ya berada di sakunya lalu melihat siapa yang menghungi sepagi ini. Ternyata nomor tidak dikenal.

"Siapa?" Tanya Jungkook dengan wajah penasaran.

"Ga tau, nomor ga dikenal." Ucap Taehyung dengan wajah bingungnya.

"Coba aja angkat, siapa tau penting." Ucap Jungkook sambil tersenyum manis.

"Ya udah Dio angkat." Jempolnya dengan mudah menekan tombol hijau.

.

"Halo Dio."

"Halo, ini siapa ya?"

"Ini Jennie. Dio sibuk?"

"Ada jadwal bimbel sih ka, kenapa?"

"Pulang bimbel jam berapa?

"Jam 12an sih ka, kenapa?"

"Bisa ketemu?"

"Buat apa ya ka?"

"Please, gue butuh bantuan lo."

"Ka, gue udah nolak kemarin."

"Dio tolongin gue sekali ini aja. Gue janji ga bakal ganggu lo lagi sehabis ini. Gue ga bisa nikah sama orang yang gue ga cinta. Gue ga mau dinikahin sama playboy kaya dia. Lo ga kasian sama gue?"

"Ka, omongin nanti aja deh ya. Gue udah mau masuk kelas ini."

"Please dio bantu gue."

"Gue matiin ka, bye."

Pip

Taehyung menutup teleponnya dengan wajah datar lalu kembali menaruh handphoennya di saku.

"Siapa?" Tanya Jungkook sambil memiringkan kepalanya lucu.

"Bukan siapa-siapa kok." Taehyung mengusak rambut Jungkook sambil tersenyum.

Jungkook hanya bisa menatap kecewa Taehyung. Jika tidak salah, Jungkook tadi mendengar Taehyung berkata dia sudah menolak. Apakah yang menelpon itu adalah seseorang yang menyukai kekasihnya? Apakah Taehyung tak bisa jujur kepada dirinya? Ayolah, Jungkook benci dengan semua teka teki yang Taehyung buat.

Tbc

Semangat yang udah masuk sekolah ^^

Pacar - Tk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang