Jennie memegang kaki Taehyung dengan erat. Wajahnya terlihat memohon maaf dengan air mata yang mengalir deras di wajahnya. Jennie tidak tau bahwa rencana ini tidak berhasil. Jennie sungguh menyesalinya, atau mungkin tidak sepenuhnya. Setidaknya akibat dari rencananya ini hubungan Taehyung dengan pemuda sok imut itu akan berakhir kandas. Bukankah begitu?
"Dio, dengerin gue dulu." Ucap Jennie dengan tersedu-sedu.
"Ka, gue udah muak sama lo. Udah puas lo sekarang?" Taehyung menatap Jennie dengan mata elangnya yang tajam.
"Gu-gue ga maksud gitu. Gue sayang sama lo Dio. Please, ngertiin gue sekali ini aja." Jennie semakin memegang erat kaki Taehyung.
"Ka, gue udah punya pacar, lebih tepatnya calon istri gue. Tolong jangan ganggu gue. Sekarang, lepasin tangan lo dari gue. Lo tau? Sekarang lo di mata gue cuma sampah ga berguna. Jadi, gue harap lo ga bakal nunjukkin muka busuk lo lagi depan gue." Ucap Taehyung dengan sadis lalu melepaskan kakinya dengan kasar sehibgga Jennie terdorong ke belakang.
Jennie meringis kesakitan sambil menatap Taehyung. Jennie berharap Taehyung mengasihaninya lagi. Namun, nampaknya tidak seperti itu. Taehyung meninggalkannya sendirian tanpa memperdulikannya. Sekedar melirik saja tidak.
Taehyung membuka pintu apartement dengan kasar. Tangan besarnya merogoh handphone yang berada di sakunya. Sekarang pemikirannya hanya tertuju pada 'baby bunny' kesayangannya. Taehyung merasa sangat bodoh bisa mempercayai Jennie begitu saja dan melupakan rencananya dengan Jungkook. Taehyung yakin, Jungkook akan marah besar padanya.
Suara telepon terus menyambung, Taehyung berharap Jungkook akan mengangkatnya. Sayangnya, Jungkook mengabaikan telepon darinya. Ayolah, tidak mungkin kan Taehyung harus pergi ke mansion Ivander? Itu sama saja cari mati. Menghadapi kuda gila yang merangkap status sebagai kaka kandung kekasihnya akan menjadi penyiksaan terberat.
Ting
Terdapat notifikasi chat dari Jungkook. Taehyung membelalak terkejut. Jarinya dengan cepat mengoprasikan telepon pintar miliknya. Taehyung tersenyum lega melihat chat yang baru saja dikirimkan kekasihnya.
'Dio, bisa ketemu Athala di salon waktu itu? Athala lagi cat rambut lho, ga mau liat rambut baru Athala? Oh iya, bukannya Dio juga mau cat rambut? Athala tunggu ya :)'
Senyumnya mengembang di wajah tampan milik Taehyung. Ternyata Mingyu berbohong, bukankah tadi sahabatnya bilang Athala sedang menangis akibat kelakuan bejatnya? Kalo begitu, seharusnya Athala tidak berada di salon saat ini. Athala pasti akan berada di mansion dan mengurung diri di kamar sambil menangis. Taehyung hapal jelas kebiasaan kesayangannya itu.
Taehyung mengendarai motor Duccati miliknya dengan santai sambil bersiul. Hatinya sungguh tak sabar menemui kekasih imutnya itu. Taehyung tak bisa membayangkan bagaimana dirinya jika tidak ada Jungkook. Pasti hari-harinya akan terasa hampa. Tidak akan ada lagi orang yang akan Taehyung cubit dengan gemas, tidak akan ada lagi yang membuat jantungnya berdetak dengan cepat, dan tidak ada lagi bibir semanis itu yang akan Taehyung cicipi.
Motor kesayangan Taehyung telah sampai dengan baik di depan salon langganannya. Kaki jenjang milik Taehyung berjalan dengan angkuh memasuki salon. Mata elangnya dengan teliti mencari keberadaan kekasihnya. Senyumnya kembali terlihat ketika melihat kekasihnya kini sedang tertidur dengan lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar - Tk ✓
FanfictionSepenggal kisah antara Taehyung Maulidio Wijaya dan Athalarik Jungkook Ivander yang baru berpacaran untuk pertama kali. Second book of "Bimbel" Disarankan baca "Bimbel" dulu biar nyambung. ʙ x ʙ ᴛᴏᴘ!ᴛᴀᴇ! ʙᴏᴛ!ᴋᴏᴏᴋ! ˢᵗᵃʳᵗ ¹³⁻⁰⁵⁻¹⁹ ᶠⁱⁿⁱˢʰ ²⁶⁻⁰⁷⁻¹⁹