The chapter is short and typos are excessive.
Pipi anak itu bersemu sangat merah. Kini Cila, Rion, Rezvan dan Leo sedang duduk di bangku kantin. Mereka sedang menunggu Nasi Goreng Bu Era yang paling enak di kantin Green Senior High School.
Rion hanya memberikan wajah malas saja saat melihat Cila tersenyum sok manis kepada Leo.
Anjir gayanya ngeselin banget kayak kutil kucing batin Rion.
Entah Cila maupun Rion, mereka berpura-pura bersikap dekat saat Rezvan mengajak Rion istirahat bersama. Karena sebenarnya pun dompet Rion sedang kosong dan Rezvan menawari makanan gratis dan dengan suka hati Rion menerimanya karena berpikir Cila tidak akan ikut.
Hm, tapi namanya juga penyesalan selalu datang di akhir karena jika di awal namanya pendaftaran. Iya, Rion menyesal karena telah menerima ajakkan Rezvan. Dan jadilah sekarang selama lima belas menit melihat pemandangan memuakkan, yaitu Cila yang sok malu dengan pipi yang benar-benar seperti kepiting rebus.
"Ck, masih lama nggak ya Bang? Gue belom selesai ngerjain tugas fisika njir," ucap asal Rion.
Rion berbohong tentunya, karena saat ini dirinya sudah sangat muak melihat pemandangan itu.
"Iyaya, lama amat sih Bu Era. Ya udah gue ke sana dulu," ujar Rezvan lalu bangkit menuju tempat jualan Bu Era.
"Ih... Lala kenapa? Kok pipinya merah?" tanya Leo sambil memegang pelan pipi Cila.
Leo memang duduk berhadapan dengan Cila dan Rion di sebelahnya.
"Ah? Mmㅡ eng-enggak kok. Beneran deh," jawab Cila sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga.
Oke, Rion merasa menyesal kembali karena membiarkan Rezvan pergi meninggalkannya sendiri dan menjadi seekor sapi yang hanya bisa memakan rumput saat sang pengembala sedang jatuh cinta dengan pengembala lain. Ah sudahlah, Rion terlalu banyak mengkhayal.
"Mm... La, kaki Lala kata Rezvan sakit yah?" tanya Leo.
Nah, nah gombal deh pasti akhirnya. Hih, geli banget anjeng batin Rion sambil menatap malas Cila dan Leo.
"Nggak kok, ih Abang mah boong Kak," jawab Cila serius.
"Berarti bisa jalan dong?" tanya Leo kini dengan senyum manis.
"Bisa."
"Oke, nanti Kakak ke rumah Lala jam tujuh malem. Kita nonton film yah," jelas Leo dan mengedipkan mata kanannya.
Membuat Cila membulatkan mata lucu lalu tersenyum malu. Rion sendiri hanya berdecih dan menatap geli. Sungguh menggelikan. Akhirnya Rion memilih mengambil ponsel untuk sekedar mengalihkan pandangan.
Iya, Rion baru sadar bahwa ponselnya telah ia simpan di saku celana. Tentunya kembali merasa menyesal yang ketiga kali.
"Nah guys nih nasi gorengnya udah dateng, yok kita makan," ujar Rezvan yang kini datang membawa dua piring dan Bu Era di belakangnya mengikuti sambil membawa pesanan yang lain seperti minuman.
Rezvan dan Bu Era meletakkannya di atas meja depan mereka lalu Rezvan duduk di sebelah Cila. Mereka mulai mengunyah dengan nikmat. Keadaan kantin pun sangat ramai, ada beberapa murid yang baru datang dan merutuki diri sendiri karena merasa telat dan tidak dapat tempat.
Kantin ramai karena band kelas dua belas IPA 6 mengisi panggung kecil untuk menghibur. Di sekolah mereka memang memiliki jadwal khusus untuk memberi penampilan di kantin tengah untuk menghibur. Sudah diatur sedemikian rupa dan dilakukan setiap hari dengan penampilan dan band berbeda-beda dari setiap kelas. Saat ini band bernama T3 lah yang mengisi.
![](https://img.wattpad.com/cover/190393685-288-k622992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Silence | ✔
Jugendliteratur(Slowupdate) Diusahakan update 3× seminggu. Kata-kata kasar is always, jangan ditiru tapi dinikmatin aja. *** "Make this heart believe in you as you carry a handful of sea sand, because of my trust, i only give one to you and take good care of it be...