The chapter is short and typos are excessive.
Cila saat ini sedang menutup telinganya dengan bantal guling. Posisi gadis itu sekarang adalah duduk di atas ranjang dengan mata terpejam menahan kesal.
"Goblo..., oper sini woy, oper!!" teriak suara seseorang di lantai bawah, ruang keluarga rumahnya.
Adcila memutar bola mata malas.
"Abaaang!!" teriak Cila kesal, lalu keluar dari kamar. Sudah sedaritadi Rezvan berteriak-teriak seperti itu karena sedang menonton bola.
Cila lalu menatap kesal Rezvan dari pembatas pagar lantai dua. Rezvanㅡ Kakak laki-lakinya yang kini kelas dua belas hanya beda setahun lebih tua dengan Cila.
"Eh, adikku sayang. Kenapa Lala?" tanya Rezvan mendongak dengan senyum kuda.
"Iih... Abaaang... berisik tau, Cila pengen tidur ini," ucap Cila.
Rezvan tertawa pelan lalu berdiri, berjalan menuju sang adik dengan menaiki tangga sebelum mendekati Cila.
Lelaki itu lalu menyuruh Cila untuk menunggunya sebentar, yang kini menaiki cepat tangga cokelat tersebut. Lalu Rezvan masuk ke dalam kamar, melewati Cila entah sepertinya lelaki itu ingin memberikan sesuatu.
Sedangkan Cila sudah mengerucutkan bibir sambil mengeratkan pelukan bantal guling bergambar kartun 'we bare bear.' Tadi Cila ingin main ke rumah Rion, tapi lelaki yang satu itu malah mengusirnya beralasan mengantuk. Jadi Cila dengan terpaksa menurut saja.
"Nah..."
Rezvan lalu datang membawa earphone hitam yang berbentuk lucu dan macbook yang di bagian pojok atas ada stiker we bare bear. Salah satu ciri dari macbook kesayangan Cila.
"Loh, itu kan laptop Cila. Kok di Abang?" tanya bingung Adcila dengan mata bulatnya menatap curiga Rezvan.
"Ehehehe... tadi Abang abis nonton Transformer di laptop Lala, soalnya laptop Abang batrenya abis. Abang males ngecasnya," jelas Rezvan.
Membuat Cila mendengus kesal dan mengerucut sebal.
"Terus mau diapain laptopnya?" tanya Cila menyadari pasti Kakaknya memiliki tujuan dari membawa-bawa macbook milik Cila dan earphone lucu yang tak ia ketahui milik siapa.
"Oh... ini?" tanya Rezvan dan Cila mengangguk.
"Jadi Abang mau ngembaliin laptop sama minjemin earphone buat Lala nonton film barbie yang baru Abang download-in tadi," jelas Rezvan.
Cila tersenyum mendengarnya.
"Aaa... Abaang, sayang deh sama Abang."Adcila lalu memeluk Rezvan. Rezvan memang satu-satunya orang yang menemani ia di rumah. Karena Bunda dengan Ayah sangat sibuk bekerja. Walaupun mereka tahu itu semua orangtuanya lakukan karena untuk kehidupan dan kebutuhan sehari-hari mereka. Cila dan Rezvan juga mencoba untuk selalu merasa normal meski hati mereka membutuhkan kasih sayang Bunda dan Ayah.
"Udah sana, Abang mau nonton bola lagi," ujar Rezvan mengacak rambut Cila lalu melepaskan pelukan mereka, pamit kepada Cila untuk menonton bola kembali.
Cila lalu berjalan cepat menuju kamar, menutup pintu dan duduk di atas ranjang mencari posisi nyaman lalu mulai menyalakan macbook.
Dan mulai menonton film barbie yang belum ia tonton sebelumnya, serius menyimak film dan hikmah dari film tersebut.
-oOo-
Beberapa bungkusan chiki memenuhi meja Adcila sedangkan anak itu sendiri sedang mengunyah nikmat satu buah chiki jagung yang ia beli tadi di kantin sekolah. Kelas sedang sepi, hanya ada Tika si anak pintar yang mencatat sesuatu. Cila merasa sedang di posisi nyaman jadi kebiasaannya menjahili orang yang satu itu harus dihentikan dulu karena ia sedang tidak ada mood untuk menjahili orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Silence | ✔
Fiksi Remaja(Slowupdate) Diusahakan update 3× seminggu. Kata-kata kasar is always, jangan ditiru tapi dinikmatin aja. *** "Make this heart believe in you as you carry a handful of sea sand, because of my trust, i only give one to you and take good care of it be...