The chapter is short and typos are excessive.
Cila terus mencoba berteriak walaupun dia sudah benar-benar diikat dan mulutnya dilakban hitam. Riko kini berada di samping Cila yang sedang fokus menyetir, sesekali Riko membentak dan memarahi Cila karena gadis itu menghancurkan fokusnya.
Sepanjang perjalanan kegiatan Cila adalah menangis, memukul-mukul jendela mobil dengan tangannya yang diikat dan memohon kepada Riko yang malah terdengar aneh.
"HEH!! DENGER YA SEKALI LAGI, KALO LO MASIH BERISIK DAN GAK MAU DIEM, JANGAN HARAP GUE BAKAL NGELAKUIN ITU CUMA SEKALI SAMA LO!! NGERTI LO?!" bentak Riko membuat kini Cila mulai diam.
Selain karena takut ia juga sudah lelah, hanya terisak saja yang bisa Cila lakukan. Aluna benar-benar jahat! Cila benci Aluna. Sungguh jika yang terjadi selanjutnya adalah seperti ini, Cila tak akan mungkin sudi mengiyakan ajakan Aluna atau lebih parah Cila tidak ingin mengiyakan ajakan Aluna menjadi teman.
Lebih baik Cila tak punya teman sama sekali. Jika sekali punya teman yang didapatkan malah begini. Dalam hati Cila hanya bisa berdoa dan meneriaki nama Rezvan. Pasti Kakak sedang mengkhawatiri Cila saat ini.
Dan seharusnya Cila sedang menonton film barbie atau makan malam dengan Rezvan. Rasanya Cila benar-benar menyesal. Terbayang wajah Bunda, Ayah, dan Rezvan. Entah apa yang terjadi selanjutnya nanti.
CILA MENYESAL!!
-oOo-
Riko telah memarkir mobil dengan rapih di parkiran hotel mewah yang berada di depan mereka. Hotel berlantai... entahlah tidak mungkin ia hitungi satu persatu.
Kini Riko keluar dari mobil, mengitari mobil untuk membuka pintu tumpangan dan membawa Cila yang kini hanya bisa pasrah. Riko lalu membuka pintu tersebut dan menarik Cila keluar. Tali yang diikat di tangan Cila masih Riko biarkan terpasang.
Menarik paksa Cila. Membuat Cila kembali menangis kencang.
"Lo kalo masih berisik dan nangis, jangan harap gue bayar mahal!" ancam Riko.
Yang malah membuat tangisan Cila semakin kencang. Bukan karena ancamannya tapi karena kembali mengingat apa yang terjadi selanjutnya, dan apa yang akan Riko lakukan kepadanya. Dalam hati Cila mulai menghitung bagaimana Cila ditarik paksa Riko untuk masuk ke gedung besar hotel mewah tersebut.
Satu...
Dua...
Tiga...
Empat...
Hitungan ke empat Cila mulai kembali memberontak, mendorong tubuh Riko untuk menjauh, tak mau dengan pasrah menyerahkan tubuh begitu saja.
Tapi ternyata Riko malah menampar Cila kencang membuat Cila kembali menangis untuk ke sekian kalinya. Benar-benar sakit.
"Semakin elo ngeberontak, semakin gue pengen elo tau nggak?" senyum miring Riko.
Membuat Cila meringis takut dan merasa bulu kuduknya berdiri. Tanpa menunggu lama, Cila menginjak sepatu pentofel Riko dengan sepatu high heels yang Aluna berikan. Lalu berlari sekencang mungkin dari sana.
Tapi apalah daya lari yang Cila buat tak berarti apa-apa bagi Riko. Beberapa orang dengan cuek hanya melewati Cila yang sedang membutuhkan pertolongan.
![](https://img.wattpad.com/cover/190393685-288-k622992.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Silence | ✔
Teen Fiction(Slowupdate) Diusahakan update 3× seminggu. Kata-kata kasar is always, jangan ditiru tapi dinikmatin aja. *** "Make this heart believe in you as you carry a handful of sea sand, because of my trust, i only give one to you and take good care of it be...