29

33 5 0
                                    

The chapter is short and typos are excessive.

-oOo-

"Anjay, kok bisa-bisanya ya?"

"Kalo gue jadi dia huuuh... udah abis aja tuh orang!"

"Gue kira dia emang bener-bener cewek baik, bangsat! Tau-taunya munafik!!"

"Kalo dipikir-pikir mukanya juga emang pantes sih ngelakuin hal begitu."

Cila sendiri mengernyitkan kening bingung mendengar beberapa murid yang menatapnya iba.

Jarum jam di tangannya pun baru  menunjukkan 06:35 tapi tumben sekali koridor sudah ramai. Yang semakin membuat Cila bingung sekarang adalah dalam jarak lima meter, yaitu kelasnya. Terlihat sekali keramaian dengan murid-murid berkumpul untuk melihat keributan lewat jendela kelas. Tentu sangat membingungkan.

Dengan cepat Cila melangkah untuk membayar semua rasa penasaran yang datang bertubi-tubi sejak tadi.

"Misi, misi." Cila mencoba memasuki kerumunan tersebut untuk bisa masuk ke dalam ruang kelasnya. Terdengar juga beberapa umpatan seseorang.

"Eh, eh, ada apa ini?" tanya Cila bingung saat melihat Nada, Deya, dan beberapa murid perempuan lainnya mengelilingi seseorang yang tengah menunduk dan terisak.

Cila sendiri baru sadar jika murid-murid yang menonton pun jenis kelamin perempuan, tak ada laki-laki sekalipun di sini.

"Cilaaaa...."

Tentu Cila sangat kaget saat Nada memeluknya dengan tangisan yang langsung pecah begitu saja. Beberapa murid yang melihat langsung berbisik dan mulai berkomentar entah mengomentari wajah dan juga sikap Cila selama ini.

"Nada..., kenapa?" tanya Cila bingung tentu ini begitu aneh.

"Cila, maafin gue. Selama ini gue udah keras banget sama lo, seharusnya gue percaya sama omongan lo dan nggak bodoh karena dibohongin cewek muna kayak dia," jelas Nada dengan tangisannya yang terus membanjiri kedua pipi putih itu.

"Cewek muna... maksud Nada apa?  Cila nggak ngerti?" tanya Cila semakin bingung, sungguh ia merasa seperti orang bodoh sungguhan.

"Dia! Selama ini dia ngapain apa aja ke lo Cila di balik sikap baiknya itu?" Nada menguraikan pelukan, matanya memperhatikan bagaimana Cila panik saat melihat perempuan yang sedang dikerubungi itu adalah Agneta yang kini menatapnya tajam.

"Nada... Agneta baik kok sama Cila, dia kan selalu temenin Cila kaloㅡ"

"Baik dalam bersikap muna di depan banyak orang!! Gue pikir dia itu bener-bener baik dan bener-bener sahabatan sama lo! Ternyata di luar dugaan, untung aja sekolah ini langsung gercep buat hukuman ke dia!!" Nada terlihat senang melihat Agneta yang terdiam dan membeku.

"Hukuman? Maksud Nada apa? Agneta nggak lakuin apa-apa kok ke Cila!!" bentak Cila berusaha mengelak karena ia sendiri tak mau membuat orang tersiksa hanya karenanya.

"Cila... please bukti udah ada, lo juga sekarang nggak usah berusaha nutupin rahasia lo dan nutupin sikap Agneta!! Cila... selama ini lo itu korbannya, kalau pun dia buat macem-macem sama lo, bilang ke gue dan kita bakal ngehadepin dia atau maybe... gue sama yang lain bisa bales perbuatan dia lebih berlipat-lipat kejamnya!!" jelas Nada, tentu daja ia selama ini merasa bersalah bukam main.

"Nada tapi Agneta bener-bener nggak lakuin apa-apa ke Cila," ujar Cila saat mata Agneta menatap tajam Cila seolah-olah sebuah laser akan keluar  dari matanya jika Cila mengiyakan begitu saja mereka yang akan membelanya.

Choose Silence | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang