26

24 5 0
                                    

The chapter is short and typos are excessive.

"Aku cumanㅡ"

"Haha... lo bener-bener nggak ngaca ya? Kalo yang sebenernya pelac*r, jal*ng, bit*h, itu elo bangsat!" ucapan dengan nada datar tapi penuh penekanan membuat Agneta, perempuan yang berada di depannya mengepalkan kedua telapak tangan kesal.

"JAGA UCAPAN KAMU YA FATHAH!!" kesal Agneta.

Fathah kembali terkekeh geli dan berdecih, "udah deh lo nggak perlu akting di depan gue. Cukup di depan anak-anak aja lo pake topeng!"

"Aku heran ya sama kamu Fathah, kamu suka ya sama Cila sampe ngarang gini? Aku tadi cuman lagi latihan akting doang kali sama Cila. Jangan anggep serius," jelas Agneta dengan wajah seyakin mungkin yang membuat Fathah benar-benar muak.

"Kamu tau 'kan aku aslinya kayak gimana?" tentu Fathah bukan lagi anak SD yang akan langsung mengerti bahwa ucapan Agneta adalah benar.

"MENDING LO PERGI DARI SINI SEBELUM GUE SEBARIN VIDEO DAN REKAMAN INI BAJ*NGAN!!" bentak Fathah sudah malas dengan wajah sok polos Agneta yang sepertu sedang merayunya sama persis dengan apa yang ia katakan tadi bahwa Agneta benar-benar...

Terlihat wajah merah kesal Agneta yang sudah ingin meledak. Agneta lalu pergi cepat sebelum Fathah melakukan apa yang tadi diucapkan.

Setelah melihat Agneta sudah hilang dari belokan koridor, Fathah melangkah pelan mendekati pintu masuk toilet perempuan yang di dalamnya ada lima bilik. Menurunkan kenop pintu dan membukanya.

Mengernyitkan kening saat matanya tak melihat siapa pun, tidak ada seseorang yang ia cari.

"HEH!! DASAR CABUL!! NGAPAIN LO KE TOILET CEWEK FATHAH!! MAU GANTI KELAMIN?!" teriak seseorang dari belakang punggungnya.

Membuat Fathah mengelus dada, sedang fase di mana ia terkejut bukan main. Tentu siapa lagi jika bukan Tika yang dikenal dengan otak pintar dan mulutnya yang ceplas-ceplos. Tika tak sendiri, ia bersama Fira yang menemani.

"Kaget anju!!" umpat Fathah.

"Ngapain lo di sini? Mau jadi Lucinta Luna?" tanya asal Fira.

"Bangsat, kalo ngomong enak aja lo. Gue lagi nyari kelereng yang tadi kelempar di sini," alibi yang sungguh tak mereka percayai.

"Udah sana! Dasar cowok mesum!!" ujar Fira dengan tatapan yang membuat Fathah kesal.

Dengan terpaksa Fathah pergi meninggalkan tempat tersebut dengan mengumpat dan mengucapkan beberapa binatang, merasa sudah dituduh yang tidak-tidak. Padahalkan ia hanya ingin mencari keberadaan Cila.

Mengingat Cila, anak itu di mana ya? Pertanyaan itu yang kini memenuhi pikirannya. Fathah ingat sekali saat ia sedang berbicara serius dengan Agneta. Fathah benar-benar tidak melihat seseorang pun yang keluar dari toilet.

-oOo-

Ia terus menarik napas saat melihat orang yang tadi mencarinya sudah pergi digantikan dengan Tika dan Fira yang kini terkejut melihat Cila dengan kondisi tidak bisa dikatakan rapih berada di depan mereka.

Wajah yang sembab dan pipi kanan memerah, juga jas biru dan seragam putih yang benar-benar berantakan.

"La... lo abis ngapain aja? Itu muka udah kayak abis baku hantam aja bengkak semua," ceplos Tika walaupun begitu tapi tetap ada rasa khawatir melihat Cila sangat terlihat kacau.

Cila tersenyum paksa yang malah terlihat menyedihkan dan menggeleng, "enggak kok."

Lalu ia melangkah cepat sebelum rentetan pertanyaan diluncurkan dari Tika dan Fira. Ia malas untuk berbohong. Sebaiknya ia memperbaiki penampilan rusak ini sebelum ada lagi pertanyaan lain yang diucapkan semua orang.

Choose Silence | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang