The chapter is short and typos are excessive.
Hari rabu, hari di mana murid SMA Green Senior High School kini pada jam tujuh pagi sampai jam sembilan pagi menonton pertandingan basket entah perkelas atau mungkin dengan sekolah lain dan sekarang mereka berkumpul di lantai tiga tempat lapangan basket khusus untuk bermain sekolah mereka dengan sekolah lain.
Dan dengan kompaknya XI IPA 5 kecuali Fathah, bersorak sorai lalu mereka duduk dengan rapih di bagian tengah tempat penonton, tentunya karena ada Fathah mereka jadi bersemangat menonton. Fathah teman sepermainan Azwar dan teman sepermainan Cila saat ingin menjahili anak kelas.
Fathah sendiri mengedipkan sebelah matanya memberikan terimakasih karena telah menyemangati tapi dari mereka tetap saja memilih berpura-pura muntah dan merasa jijik.
"Anjer genit banget tuh bocah,"
"Eh liat dah adik kelas di belakang kitanya kege-eran anjir," ujar Deno sang pemilik tahi lalat di dekat alis.
"Sialan emang tuh Fathah, najis banget."
"Naksir bilang aja Ta," ujar Aldo sang anak paling pendiam di kelas kepada Prita yang sebelumnya berucap.
"Cih gue mah levelnya yang kalem lah, ya kali suka sama cowok urakan kayak Fathah," jawab Prita sambil memutar bola mata malas.
"Lah si Aldo dong?" tanya Dimas dengan nada jahilnya membuat mereka tertawa menyetujui.
Tapi sanggup membuat Prita maupun Aldo memerah pipi entah karena salah tingkah atau karena malu melihat kelakuan temannya.
"Pokoknya Cila tunggu pajaknya," ujar ceplos Cila membuat mereka kembali menyetujuinya.
"Heh bocah nggak usah ikut-ikutan mending baca dongeng aja!" kesal Aldo sekaligus gugup.
"Eh, eh, eh, Aldo nih udah berani bentak Cila ya. Prita liatin kelakuan Aldo, dia udah nggak kalem lagi. Nggak usah dideketin," ucap usil Cila membuat mereka menatap gemas Cila dan membuat Dino dan Deno si kembar yang ada di atasnya mengacak rambut dia gemas.
Dan tentu saja Cila mengamuk dan membuat si kembar tertawa. Lalu Dino dan Deno kembali menyisir rambut Cila dengan jari mereka.
"Udah lah guys jangan ngeledekin terus dah mending semangatin Fathah tuh," ujar Yudha bijak.
Kini lelaki yang dikenal sangat ahli bermain game sedang fokus melihat permainan Fathah yang begitu lincah. Sedangkan Rion sendiri tengah terkekeh dan melirik Agneta lalu mengetikkan sesuatu di ponselnya padahal jarak mereka hanya terhalang oleh Helmi, Nada dan Deya saja.
Cila yang berada di atas kanan Rion hanya mengernyitkan kening saat sadar Rion terus saling bertukar pandang dengan Agneta seraya tertawa pelan. Cila menggeleng 'tak mungkin,' lalu kembali ikut tertawa dengan Reva dan Sefira saat kedua temannya itu sedang salah fokus kepada pelatih sekolah lawan yang tersandung dengan wajah tak kontrol.
Walaupun Cila sesekali melirik Agneta dan Rion bingung. Ada hubungan apa mereka?
-oOo-
Cila mengunci pintu loker yang bertuliskan 'Fathah woy.' Lalu membawa handuk kecil yang ia ambil dari loker Fathah.
"Keren lo Fat," ujar Vannia yang dengan santai sedang menduduki meja.
Anak-anak XI IPA 5 kini sedang mengelilingi Fathah yang duduk di kursinya. Mempertanyakan kelicikkan lawan dari pertandingan tadi dan keseruan saat bermain. Saat ini kelas masih tak ada guru karena memang mereka diberi waktu untuk beristirahat dulu entah untuk pemainnya maupun murid yang bersorak kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Silence | ✔
Roman pour Adolescents(Slowupdate) Diusahakan update 3× seminggu. Kata-kata kasar is always, jangan ditiru tapi dinikmatin aja. *** "Make this heart believe in you as you carry a handful of sea sand, because of my trust, i only give one to you and take good care of it be...