The chapter is short and typos are excessive.
Saat ini mereka sedang fokus dengan pelajaran kimia yang membahas dan menerangkan zat-zat berbahaya. Ada yang memang benar-benar fokus atau hanya sekedar melamun dan menghilangkan rasa kantuk.
Sama seperti Cila yang tadi memang benar-benar serius tapi sekarang matanya tak bisa dikompromi untuk dibuka lagi. Hampir dari mereka semua sedang menunggu bel pulang berbunyi. Pelajaran ini memang diajar saat akhir jam pelajaran. Cila sedaritadi hanya bisa mengkhayal seorang pangeran tampan agar waktu lebih terasa cepat dan bisa bersantai ria di rumah, merebahkan tubuh, menonton film barbie, dan juga tertidur di atas ranjang yang empuk dan nyaman.
Sedaritadi kepala Cila terus terantuk-antuk. Memaksa diri untuk tidak tidur karena bisa-bisa saat ia bangun keadaan kelas sudah sepi dan gelap atau mungkin bukannya ditinggalkan bisa saja malah Bu Vina sang wali kelas yang sedang mengajar memarahinya karena tidur di jam pelajaran.
Walaupun Cila yakin bukan hanya dia yang mengantuk seperti ini. Bu Vinaㅡ sang pengajar Bahasa Inggris yang sekali mengajar bisa membuat murid-murid merasa didongengi dengan kata-katanya yang tak dimengerti.
Bukan tanpa alasan mereka memilih tidur, karena secara khusus Bu Vina akan dengan senang hati membaca cerita atau mungkin dongeng dengan kata-kata bahasa Inggris di jam waktu pertama masuk. Jadi... wajar, bukan? Jika mereka bosan?
Sudah tidak mengerti, kini malah diminta untuk mendengarkan dongeng dan lebih parahnya lagi, mereka akan ditunjuk secara acak untuk menjawab hikmah dari cerita tersebut.
Dan pasti yang akan menjawab adalah Tika.
Hanya perempuan itu yang dengan sukarela mendengarkan, menyimak, dan memberikan hikmah dari cerita tersebut. Makanya mereka tidak heran jika Tika menjadi juara kelas. Walaupun dia perempuan yang galak dan banyak murid yang diam-diam tak menyukai dia. Dan tentu saja Tika, 'TIDAK PEDULI.' Karena ia akan dengan senang hati memilih belajar. Mengingat cita-cita Tika adalah menjadi mahasiswa di Universitas Singapur dan menjadi dokter yang terkenal.
Dan mereka juga jadi tidak merasa keberatan dengan cita-citanya itu karena mengingat usaha Tika benar-benar giat.
Oke sudah, kembali kepada Bu Vina yang kini menutup buku dongeng tebal tersebut. Dan menaiki panggung kecil yang berada di bawah papan tulis, lalu mulai membuat tiga pertanyaan mengenai hikmah yang ada.
Saat itu juga mereka yang semula mengantuk atau hampir masuk ke dalam mimpi, kini langsung membuka mata lebar-lebar. Dan berkeringat dingin, takut-takut salah satu dari mereka dipilih untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bu Vina.
Cila masih bertopang dagu dengan mata yang belum seratus persen terbuka. Sampai Cila membuka mata lebar saat seseorang melemparkannya dengan sebuah potongan penghapus berwarna hitam.
Cila menoleh cepat, ke kanan dan ke kiri. Siapa yang telah melemparkannya dengan penghapus? Tapi kembali terkejut saat sebuah gumpalan kertas kecil kembali mengenai dahi yang tertutup poni tipisnya itu.
Cila menahan senyum saat mengetahui Rion-lah yang melempar. Dengan mulut terbuka tanpa suara, lelaki itu mengatakan beberapa kali.
'Di baca! Di baca!'
Cila yang baru menyadarinya langsung mengangguk patuh dan mulai membuka kertas yang jatuh di sebelah sepatu converse hitamnya.
Gw abis dsms sm abng lo, ktny nggk bs ngnter klo mw nnti gw yg anterin, mw?
Cila langsung meremas kembali kertas tersebut dan membuangnya asal. Dia menoleh ke arah Rion yang kini menunggu jawaban.
Cila dengan semangat mengangguk. Mengingat tak ada lagi kendaraan yang mampu Cila gunakan untuk pulang. Ia sangat trauma dengan Ojek online atau kendaraan umum. Dulu pernah ada sesuatu kejadian yang tak mengenakan saat ia pertama kali mencoba. Makanya sampai sekarang Cila tak lagi mau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Silence | ✔
Подростковая литература(Slowupdate) Diusahakan update 3× seminggu. Kata-kata kasar is always, jangan ditiru tapi dinikmatin aja. *** "Make this heart believe in you as you carry a handful of sea sand, because of my trust, i only give one to you and take good care of it be...