The chapter is shor and typos are excessive.
-oOo-
"Eh Kak... mmm... aku tadi cumaㅡ"
"Bang, udah mending lo bawa Cila ke kelas aja, biar dia gue yang urus," jelas Rion begitu datang dan mengetahui apa penyebab pertikaian mereka.
"Eh Yon, ya udah makasih ya. Gue duluan," ujar Rezvan dengan Cila mengikutinya di belakang.
Setelah melihat kakak-beradik itu pergi dan tak terlihat lagi, Rion langsung menatap tajam Agneta yang memutar bola mata malas. Tak ada lagi pencitraan yang ia buat di depan Rion, karena sudah terlalu lelah melakukan kebohongan di depan orang yang sudah jelas tahu kelakuan bejatnya.
"Gue heran ya sama lo, udah dihukum, mau dikeluarin masih aja nggak tau malu."
"Cih, ngapain gue harus ngerasa takut ngelakuin itu kalo semua orang juga udah tau kelakuan gue lagipula mereka udah ngehukum dan gue udah keluar dari sekolah jadi bebas dong ngelakuin apa aja." Agneta menatap tak suka Rion yang kini sangat terlihat menyebalkan di matanya, tak ada lagi wajah tampan yang sangat ia kagumi.
Entah hilang begitu saja saat Rion sendiri tahu keburukannya dan menyalahkannya. Rion sendiri malah menjadi orang yang ia benci daripada ia kagumi. Benar-benar rasanya ia ingin pergi saja melihat wajah Rion dan Fathah. Karena ia sudah tahu kelakuan ini dilakukan oleh siapa mengingat sebelumnya Fathah yang mengatakan bahwa Fathah sendiri yang memberitahu walaupun Fathah tak menyebut Rion.
"Wajar sih cewek kayak lo gak tau malu, mengingat lo cewek murahan, gimana ya reaksi mereka kalo tau cewek bejat ini juga ngelayanin om-om yang duitnya banyak," ujar Rion dengan senyum liciknya yang begitu terasa.
Tentu Agneta yang mendengarnya langsung membulatkan matanya tak menyangka rahasia paling dalam, dari dirinya dengan mudah tergali padahal ia sudah menguburnya dalam-dalam.
"Heh!! Gue kasih tau ya sama lo!! Kalo hal ini orang lain tau, gue nggak segan-segan bikin Cila mati sekarang juga!!" ancam Agneta dengan suaranya yang terdengar dalam dan tajam.
Walaupun Rion sedikit merasa terancam tapi ia tetap terkekeh pelan.
"Lo pikir ini cuman candaan lo ketawain?! Awas aja kalo ini sampe kesebar, Cila bakal gue bunuh secepatnya, gak peduli gue bakal dipenjara atau nggak. Gara-gara kalian hidup gue jadi ancur!!"
Setelahnya Agneta langsung berbalik badan dan melangkah cepat entah tujuannya kemana, yang terpenting ia tak muntah di depan Rion karena terlampau mual melihat wajahnya yang benar-benar menjengkelkan. Rasanya ia ingin mencakar wajah tampan itu dengar garpu.
Rion sendiri terdiam, pikirannya mulai berpikir bagaimana cara yang tepat agar Cila tetap aman di tangannya. Karena sesuatu firasat buruk tiba-tiba muncul begitu saja di pikirannya. Ia tak mau hal-hal buruk terjadi pada Cila, karena ia tahu seberapa tersiksanya sahabatnya itu.
Rion membuka kunci ponsel dan membuka aplikasi whatsapp untuk mengontak seseorang.
Fathah
-oOo-
Cila sedaritadi mencoba untuk berpikir, apa yang harus ia lakukan saat ia melihat Agneta sedang dilabrak oleh teman-temannya yang lain. Sama halnya dengan Cila dulu, respon Agneta hanya menunduk dan menutup seluruhnya dengan rambut yang terurai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Silence | ✔
Novela Juvenil(Slowupdate) Diusahakan update 3× seminggu. Kata-kata kasar is always, jangan ditiru tapi dinikmatin aja. *** "Make this heart believe in you as you carry a handful of sea sand, because of my trust, i only give one to you and take good care of it be...