The chapter is short and typos are excessive.
"Nggak mau, enak aja ini punya Rion, Cila!" kesal lelaki yang kini sedang merebut makanannya dari perempuan berambut pendek bernama Adcila.
"Ihh... Cila pengen Rion, lagiankan Rion udah makan tadi," jawab perempuan berambut pendek itu.
Rion merotasi matanya malas. Perempuan satu ini selalu seenak saja mengganggu dia atau mengambil barangnya.
"Bodo-lah La, gue mau keluar dulu males ngeliat lo," ujar ketus Rion.
Arion Melviano Pradipa, anak laki-laki yang sudah sekelas dengan Cila sedari kelas satu SD. Tidak akan mungkin memang bisa sekebetulan itu, tapi memang benar adanya. Contohnya seperti Cila dan Rion sekarang.
Adcila Aerilyn Meisieㅡ perempuan berambut pendek yang sangat menyebalkan bagi Rion. Dan perempuan ini sangat cengeng. Ingat sekali Rion, kemarin Adcila menangis hanya karena buku catatan pelajaran Biologi habis.
Rasanya telinga Rion ingin pecah saja saat suara tangisan nyaring perempuan itu menusuk tepat di telinganya. Dan hal yang paling menyebalkan lagi adalah saat mengajak berjalan bersamanya, Cila banyak bertanya mengenai hal yang tak perlu dijawab. Tapi kadang Rion juga merasa terhibur dengan wajah baby face Cila yang lucu. Iya, kali ini Rion sedang memuji perempuan tersebut walaupun jika disuruh mengungkapkannya secara langsung ia tak akan mau karena itu hanya menuruni harga dirinya saja.
Baiklah kembali kepada perempuan lugu ini. Adcila mengunyah kue kukus yang Rion bawa dari rumah. Pipi tembamnya membulat lucu saat beberapa potongan kue kukus memasuki mulut. Mata bulat tersebut mengerjap-ngerjap merasakan betapa enaknya kue kukus ini. Memang makanan camilan buatan Fridaㅡ Mamah Rion adalah makanan terenak.
Coba saja jika Bunda selalu di rumah dan selalu membuat kue dan semacamnya pasti Cila akan selalu betah di rumah.
"Hoi La, lo lagi makan apa tuh? Kayaknya enak banget," ujar Fathah yang baru saja memasuki kelas dan melihat Cila yang sedang menikmati... entah Fathah tidak melihatnya dengan jelas, makanya kenapa sekarang Fathah penasaran, Fathah adalah salah satu anak terjahil di kelas Cila.
XI IPA 5 yang terkenal dengan kelas paling normal bagi sebagian murid. Tapi mereka tidak tahu saja di sini ada beberapa mereka yang selalu berbuat kerusuhan.
"Ini Cila lagi makan kue kukusnya Rion," jawab Cila.
Dan menutup mulut karena sadar bahwa sekarang sedang mengunyah.
"Pasti asal ambil ya lo?" tuduh Fathah, karena lelaki ini sudah tahu kelakuan teman perempuannya yang satu itu.
Sungguh jika disuruh memilih perempuan yang paling jahil di kelas. Fathah akan menunjuk Adcila, karena memang walaupun perempuan ini polos tapi dia sangat jahil dan keras kepala. Awalnya memang Fathah yang mengajari. Mereka juga memang pernah sekelas saat kelas sepuluh jadi Fathah tahu kelakuan Cila. Fathah terkadang berpikir, bagaimana Rion bertahan dengan Cila. Karena melihat hampir sebelas tahun mereka selalu bersama.
Belum lagi mereka memiliki rumah bersebelahan. Jika Fathah menjadi Rion, ia sepertinya memilih untuk pindah saja karena sifat kekanak-kanakan Cila. Tapi memang Fathah tak mengelak jika Cila cantik, manis, dan... imut?
Stts... jangan sampai Adcila mendengar ia mengaku satu hal ini, karena pasti perempuan itu besar kepala dan semakin songong tak ketulungan.
Dan ada satu hal yang harus kalian tahu, semenyebalkan apapun Cila dan sebobrok apapun Cila, Fathah tahu bahwa ada yang menyukai Cila diam-diam... di kelas ini, walaupun anak polos seperti Cila ini pasti tak akan mengerti dan tak akan sadar. Perempuan itu sudah Fathah duga memilih untuk bermain game masak-masakan di ponsel atau sekedar menonton kartun Barbie dibandingkan membuang waktu hanya untuk romantis-romantisan dan mendengarkan kata-kata manis. Fathah yakin itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Choose Silence | ✔
Fiksi Remaja(Slowupdate) Diusahakan update 3× seminggu. Kata-kata kasar is always, jangan ditiru tapi dinikmatin aja. *** "Make this heart believe in you as you carry a handful of sea sand, because of my trust, i only give one to you and take good care of it be...