Hari ini Rafa tidak masuk sekolah, lukanya memang tidak terlalu parah namun karena pada dasarnya dia manja jadi luka-lukanya Rafa jadikan alasan agar tidak masuk sekolah dan Vero langsung mengiyakan. Kalau sudah begitu Lexi hanya bisa pasrah.
"Baiklah istirahat saja, sayang. Nanti maid akan membawa sarapan mu." ucap Lexi mengelus kepala Rafa lalu mencium kening Rafa.
"Thanks, Mommy. Love you." ucap Rafa.
"Daddy dan Mommy sarapan dibawah dengan abangmu, jika perlu apa-apa panggil maid saja." ucap Vero.
"Siap Daddy."
Vero dan Lexi mengangguk lalu keluar dari kamar Rafa menuju meja makan yang disana sudah ada Al menunggu.
"Rafa, tidak masuk katanya." ucap Lexi sambil duduk dan mengambilkan sarapan untuk Vero dan Al.
Al hanya mengangguk. "Mom, sudah dengar kabar dari Om Hans?" tanya Al.
"Pameran?"
"Iya, Mommy sudah tau ternyata."
"Kapan, honey?" tanya Vero.
"Besok, kamu mau ikut, babe?"
"Tentu saja, jika kamu pergi aku pun harus ikut." Mantap Vero.
Al menyelesaikan sarapannya lalu pamitan pada Vero dan Lexi tidak lupa kecupan di pelipis dia berikan untuk Lexi. Penjaga menunduk dan hormat saat Al muncul.
Al mengemudikan mobilnya menuju sekolah, kebetulan dia datang pagi-pagi jadi tidak perlu kebut-kebutan. Tak sengaja mata Al melihat seorang cewek di pinggir jalan terduduk sendiri di trotoar.
Al meminggirkan mobilnya tidak jauh dari sana, dia mengenal cewek itu. Cewek yang menabraknya dan juga pelayan di cafe milik orangtua Valery. Al tidak berniat turun dia hanya memperhatikan cewek itu
Cewek bernama Seliana, yang Al ketahui dari Valery itu berusaha bangun dari duduknya dan Al baru mengetahui jika kedua lutut Seliana lecet bahkan lutut kanan-nya berdarah. Al tetap memperhatikan tanpa niat membantu sama sekali. Hingga ponselnya berbunyi dan Al melihatnya. Valery is Calling..
"Kenapa?" jawab Al
"Al jemput gue, please. Lu belum di sekolah kan?"
"Mobil lu kemana?"
"Gue males bawa mobil."
"Tunggu."
"Siap, sayang!"
Al menjalankan mobilnya meninggalkan Seliana dan menuju rumah Valery yang tidak jauh dari sana. Valery terlihat sudah menunggu di depan gerbang rumahnya dan Al hanya memencet klakson agar Valery masuk.
"Selamat pagii." ucap Valery ceria seperti biasanya sambil mengecup pipi Al.
"Pagii."
"Berangkat!" seru Valery.
Al menjalankan mobilnya dengan santai.
"Gak minta di jemput Lucas, lu?" tanya Al.
"Enggak! Kesal gua sama dia, masa telepon gua gak diangkat. Terus Rivan lagi nganyer nyokap dulu katanya." jelas Valery.
"Sibuk sama ceweknya kali."
"Monyet emang si Lucas!"
"Monyet-monyet juga lu sayang."
Valery terkekeh.
"Lebih sayang lu deh" ucap Valery sambil merangkul pundak Al dan menyenderkan kepalanya di bahu Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIC [REVISI]
Teen Fiction- SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA - Laki-laki cuek, arogan dan tempramen itu bernama Alaric. Orang-orang segan melihatnya karena dia memiliki "segalanya". Siapa sangka jika seorang Alaric terpikat oleh seorang gadis biasa yang hidup sebatang ka...