"Aku sudah memasukan nama kamu di ujian masuk kampus." Beritahu Amanda.
"Kenapa tidak bilang?"
"Surprise."
Al tersenyum, "Makasih, sugar."
"Youre welcome, baby. Bagaimana ujian kamu?"
"Lancar."
Al bisa lihat wajah cemberut Amanda di layar laptopnya.
"Jangan cuek."
Al terkekeh, dia gemas sekali pada Amanda. Pasalnya Amanda itu pembawaanya dewasa namun jika sedang mode manja seperti ini membuat Al gemas bukan main.
"Maaf, kebiasaan."
"Makanya jangan dibiasakan, lalu sering-sering senyum baby. Soalnya kamu ganteng kalau senyum."
Al mendengus mendengarnya membuat Amanda tertawa.
"Harusnya senang kupuji."
"Tidak dipuji pun, aku tahu." Kini giliran Amanda yang mendengus.
"Ujian masuknya kapan?"
"Two week again, why?"
"Aku bisa minta carikan apartemen?"
"Unit di depan aku kosong."
Al menaikan sebelah alisnya, "Segitu tidak bisanya kamu jauh dari aku?"
"Aku hanya menawarkan, ish."
"Tinggal bersama kamu saja bagaimana?" Goda Al.
"Nanti aku hamil duluan, sebelum lulus."
"Memang kenapa?"
"Now is not the right time."
"Why? Padahal aku mau buat baby yang lucu-lucu sama kamu."
"So the parent has a big responsibility."
Al tersenyum mendengar ucapan Amanda, "Yeah, i know. Aku hanya menggoda kamu saja."
Terdengar suara seseorang memanggil Amanda di sana, bagaimana Al bisa tahu? Karena Al juga fasih berbahasa Jerman makanya dia paham. Dan Al yakin yang memanggilnya itu seorang lelaki.
"Siapa?" Tanya Al.
"Itu Cody, kita ada praktik habis ini."
"Praktik bersama dia?"
"Iya, satu grup berisi dua orang. Laki-laki dan perempuan. Jangan bilang kamu jealous, baby?"
"Aku bukan orang yang tidak percaya diri."
"Jealous itu menunjukan rasa sayang, artinya kamu tisak jika milik kamu di ganggu." Jelas Amanda.
"Aku tahu." Songong Al.
"Lantas masih tidak mau jujur?"
"Memang aku tidak jealous, yasudah sana katanya mau praktik." Terlihat Amanda hanya diam.
"Aku tutup ya." Ucap Al.
"Kamu harus tahu, walaupun aku memiliki banyak teman laki-laki. Kamu yang selalu ada dipikiran aku. Aku jujur lho ini walau terdengar chessy."
"Iyaa."
Amanda hanya tersenyum lalu layar laptop Al mati karena Al yang mematikan sambungannya. Al menghela nafas.
Mood nya langsung jatuh, padahal tadi dia ingin melihat wajah Amanda agar bisa menyenangkan hatinya. Al bangkit dari meja belajarnya dan keluar kamar. Al menuruni tangga menuju ruang kerja di mana Lexi selalu berada di sana namun sebelum ke ruang kerja Al lebih dulu melihat Lexi berada di dapur sedang membuat cokelat panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIC [REVISI]
Teen Fiction- SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA - Laki-laki cuek, arogan dan tempramen itu bernama Alaric. Orang-orang segan melihatnya karena dia memiliki "segalanya". Siapa sangka jika seorang Alaric terpikat oleh seorang gadis biasa yang hidup sebatang ka...