Duapuluhsembilan (Revisi)

1.5K 52 0
                                    

Hari ini tepat 10 hari Rafa koma, dan dokter sudah memperkirakan jika Rafa akan sadar tidak lama lagi mengingat perkembangan kesehatan Rafa sudah sangat membaik. Tentu saja semua senang mendengar itu terutama Lexi, dia mengucapkan banyak syukur pada Tuhan.

Saat ini Vero kebagian menjaga Rafa karena William ada sedikit urusan  sehingga harus kembali ke London sedangkan Bagas dan Alya istirahat di rumah mereka setelah semalaman menjaga Rafa.

"Aku keluar sebentar." Pamit Lexi pada Vero yang berkutat dengan laptop nya.

"Ke mana?"

"Hanya ingin jalan-jalan sebentar, Babe."

"Jangan lama." Pinta Vero.

Lexi terkekeh dan menghampiri Vero, dia mengecup seluruh wajah Vero membuat Vero terkekeh lalu mengecup bibir Lexi.

"Hati-hati, aku tidak biaa ikut karena masih ada pekerjaan."

Lexi mengangguk.

Lexi keluar dari ruangan Rafa yang dijaga ketat oleh penjaga, dia berjalan menuju parkiran karena ada sesuatu yang harus Lexi singkirkan agar keluarganya aman.
Penjaga membukakan pintu mobil untuk Lexi namun Lexi menolak.

"Saya akan menyetir." Ujar Lexi.

"Baik Nyonya." Ucap supir.

"Saya pergi sendiri." Tegas Lexi saat melihat beberapa penjaga hendak masuk mobil lainnya untuk mengawal Lexi.

"Baik." Jawab mereka.

Mobil yang Lexi kendarai langsung melesat cepat Lexi melirik spion untuk memastikan tidak ada yang mengikutinya, dirasa aman Lexi menginjak pedal gas lebih dalam dan menuju sebuah tempat.

Selama kurang lebih 1 jam 30 menit Lexi sampai di sebuah villa kecil diujung Kota di mana hanya ada villa tersebut satu-satunya tempat berteduh. Sebelum keluar Lexi mengambil sebuah pistol di daskboard lalu melihat isi pelurunya di rasa cukup Lexi memasukan pistol tersebut kedalam saku kardigan hitamnya.

Lexi berjalan masuk ke dalam villa dan disuguhkan dengan pemandangan seorang lelaki yang sedang bercumbu dengan seorang wanita, dia adalah Samuel James ayah Riana. Mata tajam Lexi bertatapan dengan mata Samuel membuat Samuel menyudahi aksinya dan menyuruh wanita itu pergi ke kamar.

"Alexi Thomson, right?" Tanya Samuel berdiri dan berhadapan dengan Lexi.

"You look so sexy and burn." Puji Samuel dengan wajah nakalnya.

Lexi hanya menatap datar Samuel dengan wajah angkuhnya.

"Di mana Braga?" Tanya Lexi.

"Owh, suaramu benar-benar seksi."

Lexi berdecih dan melangkah mendekati Samuel membuat Samuel senang bukan main, Samuel hendak mengelus wajah mulus Lexi namun Lexi lebih dulu menendang daerah terlarang lelaki itu dengan sepatu runcing yang dia pakai membuat Samuel teriak bukan main sambil berlutut memegangi miliknya.

"Sialan! Sialan!" Teriak Samuel.

Brakkk!

Lexi menendang kepala Samuel dengan keras hingga bocor dan Samuel terjungkal tidak sadarkan diri, seseorang yang duduk di kursi roda keluar dari sebuah kamar. Lexi menyeringai melihatnya. Dialah Braga Wiratama.

Braga melihat adiknya tergeletak dengan kepala mengeluarkan banyak darah, lalu menatap berang Lexi.

"Tidakah cukup lu membuat gua cacat, anak dan keponakan gua mati?! Itu semua belum cukup?!" Bentak Braga.

"Belum, sebelum saya memastikan Anda mati terbakar di dalam mobil." Bengis Lexi.

"Gua hanya bunuh Martin tapi lu bunuh semua keluarga gua!"

ALARIC [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang