Tigapuluhenam (Revisi)

1.5K 47 4
                                    

Jerman

Amanda tengah duduk di kursi tunggu, menunggu Al yang sedang melaksanakan ujian masuk Universitas. Sudah 1 jam Amanda duduk di sana, dia saat ini sedang liburan semester makanya senggang. Amanda bangkit saat orang-orang dalam ruangan tersebut keluar satu persatu. Saat melihat Al, Amanda langsung tersenyum dan melambaikan tangan.

Cup!

Al mengecup kening Amanda lalu memeluk Amanda.

"Lama?" Tanya Al.

"Tidak."

"Nunggu dari aku masuk?"

"Iya, baby."

"Satu jam itu lama."

"Tidak lama kok."

"Bucin."

"Bucin? Apa itu?"

"Budak cinta."

"Hya, i'm not!" Kesal Amanda.

Al terkekeh. "Aku bercanda, sugar. Ayo makan."

"Aku masakin, mau?" Al terlihat berpikir membuat Amanda gemas dan langsung menggigit pipi tirus Al.

"Aw, sakit sugar!"

"Kamu menyebalkan."

Al mengusap pipi nya yang berbekas gigitan Amanda. Lalu pergi membuat Amanda mengikuti Al, saat Al hendak masuk mobil, Amanda menahan tangan Al membuat Al memoleh namun tidak bicara.

"Baby, kamu marah?"

"Masuk, aku lapar."

"Baby, jawab dulu."

"Masuk."

Amanda menurut sambil cemberut, Al mengemudikan mobilnya yang dia sewa selama di Jerman. Selama diperjalanan Al hanya diam sedangkan Amanda terus terusan melirik Al.

Mobil sampai di basement gedung apartemen Amanda, Al keluar begitupun dengan Amanda. Mereka masuk lift menuju unit Amanda.

Grep! Amanda memeluk Al dari belakang saat mereka baru saja masuk ke unit apartemen Amanda.

"I'm really sorry, Baby."

Al melepaskan tangan Amanda yang memeluk pinggangnya lalu berbalik menatap Amanda yang berwajah sendu, Amanda mengelu pipi Al yang masih melihatkan bekas gigitannya.

"Aku hanya gemas, makanya ku gigit."

Al tetap diam.

"Memangnya sakit sekali?"

Al terkekeh dan menangkup wajah Amanda. "Tidak sakit aku hanya ingin mengerjai kamu."

"Astaga, aku merasa bersalah dari tadi karena kamu diam saja!"

Cup cup cup! Al mengecupi bibir Amanda.

"Nggak lucu, kukira beneran sakit." Al hanya tersenyum tanpa dosa.

"Ish, aku mandi dulu deh." Ucap Amanda namun pinggangnya segera Al tahan.

"Aku lapar, sayang."

Amanda menghela nafas, "Oke aku masak."

Al tersenyum dan langsung memberi ciuman pada bibir Amanda. "I'm waiting."

"Bagaimana ujian tadi?" Tanya Amanda sambil mengeluarkan bahan masakan dari dalam kulkas.

"Lancar."

"Tidak ada yang sulit sama sekali?"

"Tidak, semuanya biasa saja."

ALARIC [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang