Duapuluhenam (Revisi)

1.5K 60 2
                                    

Di sebuah lapangan luas jauh dari keramaian dan jalan raya, di sanalah Rafa saat ini berada. Dia mendapat chat dari Riana yang meminta bertemu untuk terakhir kalinya. Karena mereka memang belum mengakhiri hubungan mereka dengan baik.

Rafa melihat sekelilingnya hanya pepohonan dan sebuah gedung tua di hadapannya. Rafa tidak mengerti kenapa Riana meminta bertemu ditempat seperti ini, seperti tidak ada tempat lain saja.

Rafa duduk di kap depan mobilnya sambil menunggu Riana, dia hendak menelpon Riana namun seseorang keluar dari gedung tua itu. Rafa melebarkan pandangannya saat melihat Riana dalam kursi roda yang di dorong oleh Arga!

"Punya nyali juga lu datang sendiri." Ejek Arga.

Rafa menggeram, dia di jebak!!

"Apa maksud kalian?!" Geram Rafa.

Riana tersenyum, "Hai, Rafa. Apa kabar?"

"Sangat baik." Jawab Rafa.

"Tapi aku tidak baik, setelah tau aku hamil kamu malah meninggalkanku begitu saja. Dan orang-orang suruhan Mama kamu datang lalu memukul ku hingga aku keguguran! Tapi aku senang! Karena sekarang aku tidak hamil lagi." Ucap Riana dengan senyum cerah.

Mommy?

Benar, mana mungkin Mommy nya itu diam saja  setelah tau apa yang terjadi. Rafa bodoh!!

"Sayang sekali aku belum bisa jalan dan peluk kamu."

"Riana itu adik sepupu gua, gua sengaja suruh dia deketin lu biar lu sakit hati." Jelas Arga.

"Keluarga sialan!!" Teriak Rafa.

"HAHAHAHAHA."

"KELUARGA LU LEBIH SIALAN!!!" Teriak Arga.

"Lu tau? Bokap gua cacat karena ulah nyokap lu!! Gua dan bokap gua hidup melarat selama bertahun-tahun!!! Gua mau lu ngerasain apa yang gua rasain!!"

"Nyokap gua enggak mungkin nyerang tanpa alasan!" Ujar Rafa.

"APAPUN ITU GUA BERSUMPAH AKAN MEMBUNUH LU DENGAN PERLAHAN-LAHAN SAMPAI LU MERANGKAK DAN MEMINTA GUA UNTUK MENGAKHIRI HIDUP LU, RAFAEL!!"

Rafa diam, wajahnya tidak menampakan wajah takut sama sekali. Namun Rafa tau jika dia berada di posisi tidak aman maka dari itu Rafa memilih untuk pergi namun saat berbalik ternyata ada 7 orang preman yang masing-masing membawa balok kayu, menatap begis kearahnya. Rafa berbalik dan menatap tajam Arga.

"Pengecut!"

Arga tersenyum sinis, "Surprise."

Tangan Rafa terkepal kuat, dia tidak akan bisa melawan semuanya. Jika bisa pun, maka dia akan mati kelelahan.

"Habisi dia!" Perintah Arga.

Ketujuh preman tersebut langsung menghajar Rafa dan Rafa menghidar dengan gesit, dia melakukan pukulan dan tendangan sebagai balasan. Rafa mengerahkan segala kekuatannya agar semua ini cepat berlalu.

3 preman tumbang

Dan nafas Rafa sudah ngos-ngosan, seorang preman menyerang Rafa kembali membuat Rafa langsung menendang kepala preman tersebut dan tumbang. Rafa tidak bisa bertahan lebih lama lagi.

Tersisa 3 preman.

Rafa langsung menyerang ketiganya namun sialnya 3 preman terakhir ini bisa dibilang kuat dan gesit membuat Rafa kewalahan. Dada Rafa sudah terasa panas. Saat Rafa hendak memukul preman di depannya kepala Rafa di hantam oleh balok kayu dengan keras dari belakang membuat Rafa tumbang dan pingsan.

Arga berdecih, ya Arga lah yang memukul kepala Rafa. Arga membuang balok kayu tersebut lalu meludah ke samping.

"Bawa dia."

ALARIC [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang