Humburg, Jerman
Asklepios Klinik Barmbek
Sudah 1 minggu Lexi dan yang lainnya berada di Jerman setelah Lexi melakukan tranfusi ginjal. Dokter tidak memperbolehkan Lexi langsung pulang ke Indonesia membuat Lexi, Vero, Al, Rafa dan William menetap di sana selama masa pemulihan Lexi belum usai."Kapan pulang, Pa?" Keluh Lexi.
"Sabar ya Honey, tunggu dokter bilang boleh." Jawab Vero, karena William hanya diam saja sambil memainkan i-pad.
"Mommy, sabar ya. I'm here with you and always with you." Ucap Rafa sambil mencium tangan Lexi.
Lexi tersenyum dan mengecup pelipis Rafa, "Thankyou my boy."
"Jangan bergerak berlebihan, Hon." Ingat Vero.
Lexi berdecak, "Aku sudah sembuh, Babe!"
"Apanya yang sudah sembuh? Kamu hampir meregang nyawa kemarin honey, dan kamu enggak tau bagaimana aku merasa tidak becus sebagai suami yang hanya diam melihat kamu seperti itu?!" Kesal Vero dengan wajah memerah.
Semua diam.
"I'm sorry, babe. I'm sorry." Sesal Lexi, betapa dia tidak tau diri saat ini. Merasa paling sehat padahal banyak orang yang menderita karenanya.
Vero memeluk Lexi lembut sambil mengelus rambut Lexi, sesekali mendaratkan ciuman di kening Lexi. "Tolong jangan seperti itu lagi, dokter tau yang terbaik buat kamu. Aku mau kamu sembuh dan tidak kesakitan lagi." Jelas Vero.
Lexi mengangguk, dan membalas pelukan suaminya. Dia sangat nerindukan pelukan suaminya yang selalu menyambutnya dengan hangat dan penuh cinta. Betapa beruntungnya Lexi mendapatkan lelaki yang begitu mencintainya seperti Vero. Ditambah memiliki buah cintanya dengan Vero yaitu Alaric dan Rafa.
William hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anak dan menantunya itu, jika Alexi sudah kembali galak berarti dia benar sudah sembuh tidak seperti seminggu yang lalu Lexi terlihat sangat rapuh dan bisa melebur kapan saja. Tak lama Rafa dan Al pun menyusul keluar untuk membeli makan mereka sebenarnya sengaja memberi waktu untuk Lexi dan Vero.
"Saat pulang nanti, kamu jangan sampai kelelahan. Kamu hanya kerja secukupnya saja, dan Al akan menghandle semuanya."
Lexi hanya mengangguk.
"Rafa juga akan mulai belajar dalam waktu dekat."
"Jangan terlalu keras pada Rafa, Babe."
"Aku tahu."
Vero melepaskan pelukannya dengan tangan menangkup wajah Lexi, Lexi sedikit kurusan. "Kamu kurusan, Honey. Nanti kita masak bersama lagi lalu makan sampai sama-sama naik berat kita." Ujar Vero membuat Lexi terkekeh.
Cup!
Lexi mengecup bibir Vero membuat Vero tersenyum. Lalu meraih bibir Lexi dan menjalin ciuman. Vero sangat merindukan momen-momen bersama Lexi.
Di luar ruangan, Al duduk di cafe rumah sakit sedangkan Rafa sedang memesan makanan. Melihat Rafa yang sedang antri, Al memutuskan untuk menghubungi Seli.
Sambungan pertama langsung di jawab."Hallo?"
Mengingat Seli yang tidak memiliki nomor ponselnya membuat Al mengerti jika Seli tidak mengenalinya. "Remember me?"
"Alaric!!" Pekik Seli di sana.
Al tersenyum kecil mendengar nada antusias Seli.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIC [REVISI]
Teen Fiction- SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA - Laki-laki cuek, arogan dan tempramen itu bernama Alaric. Orang-orang segan melihatnya karena dia memiliki "segalanya". Siapa sangka jika seorang Alaric terpikat oleh seorang gadis biasa yang hidup sebatang ka...