Enambelas (Revisi)

1.9K 69 1
                                    


"Gue lagi makan sama Danu, kenapa?"

"Siapa Danu?" Tanya Al dingin.

"Teman kecil, lo sudah makan?"

"Lu berenti kerja kan?"

"Belum Al, izinin gue kerja sampai kontraknya habis oke? Habis itu gue janji keluar."

"Keluar sekarang, gua yang akan mengganti kerugiannya."

"Lo kenapa sih Al?!" Kesal Seli.

"Gua mau lu berhenti kerja di sana!"

"Dan gue enggak bisa."

"Apa yang membuat lu enggak bisa?"

"Gue banyak nyusahin lo, Al."

"Bullshit! Besok gua pulang, kalau lu masih belum berhenti, gua jamin tempat itu rata dengan tanah." Dingin Al.

Al memutuskan panggilannya sepihak membuat Seli yang jauh di sana menghela nafas lalu masuk kembali ke warung nasi.

"Kenapa lu?" Tanya Danu.

"Mendadak enggak nafsu makan."

"Tumben, ada masalah?"

Seli mengangguk.

"Masalah apa? Cerita sini."

"Masalah hati."

"Bangsat!"

Seli terkekeh.

Danu sebenarnya sedikit tidak terima dengan ucapan Seli, memang sejak kapan perempuan itu dekat dengan laki-laki? Dan siapa laki-laki itu? Tidak mungkin laki-laki satu sekolah karena mereka semua anak konglomerat.

"Makan, mubazir kalau emggak di makan." Suruh Danu.

"Bungkus aja, buat di rumah."

Danu mengangguk dan melanjutkan makan, selesai makan dia membawa piring makan Seli untuk di bungkus lalu kembali.

"Makasih, Nu."

"Gua mau nanya." Ucap Danu sambil menyelipkan sebatang rokok di bibirnya.

"Nanya apa?"

"Lu lagi dekat sama laki-laki? Siapa?"

Mendadak Seli jadi gugup, dia tidak mungkin mengatakan pada Danu jika dia sedang menjalin hubungan diam-diam dengan Alaric.

"Ada lah."

"Siapa? Gua kenal?"

Seli menggeleng. "Enggak, Nu. Lo enggak kenal."

"Kalau ada apa-apa bilang, gua enggak mungkin diam aja melihat lu di sakitin."

Seli tersenyum haru dan mengingat moment di mana Valery memakinya dan Al hanya diam saja tidak membela Seli sama sekali. "Makasih, Nu."

"Lebay! Kita kenal udah berapa lama?"

"Udah lama."

"Maka dari itu, enggak usah sok sungkan."

"Hehehe, baik sekali Danu."

"Btw, hutang lu gimana? Gua perhatikan akhir-akhir ini enggak ada penangih yang datang."

"Alhamdulillah udah lunas, Nu. Temen gue yang ngasih."

"Syukurlah, nanti gua bantu lunasin."

"Enggak perlu, Nu. Dia enggak minta dibalikin padahal gue udah maksa juga."

"Ternyata masih ada orang baik di zaman ini."

Seli dan Danu tertawa.

"Ya, dia baik banget. Walau kadang menyeramkan." Seli jadi rindu pada laki-laki dingin yang suka seenaknya bernama Alaric.

ALARIC [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang