Delapan (Revisi)

2.6K 102 5
                                    

Al tidak langsung pulang dia memarkirkan mobilnya tidak jauh dari area kos Seli, dia akan menemui Seli terlebih dulu sebelum pulang. Sudah 30 menit Al menunggu di dalam mobil dan Seli belum juga terlihat, jika Al pergi ke Cafe Jay bisa ketahuan Valery maka dari itu Al tetap diam walau sebenarnya kesal.

Saat melihat Seli baru saja turun dari taksi dan mencoba membuka gerbang, Al segera menuju Seli dan menarik satu tangan Seli membuat Seli tersentak.

"Al?!"

"Dari mana?" dingin Al.

"L-lo ngapain di kost'an gue?" Seli mendadak gugup dan takut.

"Nungguin lu."

Seli sedikit terkejut mendengar jawaban Al.

"Ngapain nungguin gue?"

"Lu dari mana?" tanya balik Al.

"Gue kerja, Al pliss gue tau gue punya utang sama lo tapi jangan gini."

Entahlah kenapa Seli bicara seperti itu, tapi dia benar-benar kaget saat melihat Al ada di depan kost-annya.

Al menatap Seli membuat Seli semakin gugup.

"Temenin gua makan." ujar Al sambil menarik tangan Seli agar masuk mobil.

"Al gue baru balik kerja, capek." keluh Seli saat Al menjalankan mobilnya.

Al diam saja tidak peduli membuat Seli mendengus. Tak lama Al memberhentikan mobilnya di sebuah cafe dan turun dari mobil meninggalkan Seli di dalam mobil membuat Seli lagi-lagi kesal dan mau tak mau di juga turun lalu duduk di hadapan Al. Al memesan makan dan minumnya lumayan banyak sedangkan Seli hanya diam saja tak berniat memesan karena dia tau harga makanan dan minuman di cafe ini cukup mahal.

"Al." panggil Seli.

Al tidak menjawab dia hanya menoleh ke arah Seli.

"Gue baru ada duit Rp. 2.500.000, mau diambil gak?"

"Nyicil?"

"Iya, kalau nggak nyicil gua gak punya, Al. Tapi gua janji bakal lunasin."

"Jaminannya apa?"

"Lu kam tahu kost'an gua, tempat kerja gua, bahkan kita satu sekolah."

Al menatap Seli membuat Seli grogi, tatapan Al itu dingin dan datar secara bersamaan membuat yang di tatap pasti tak enak hati.

"Jadi cewek gua!" putus Al.

"Jangan bercanda, Al."

"Lu kira gua bercanda?!"

"T-tapi,"

"Kita backstreet!"

"Al jangan gila."

"Lu tidak punya pilihan, Seli."

Makanan yang Al pesan datang, ada beberapa menu makanan dan mimuman yang Al pesan dan Seli rasa itu bisa untuk 3 orang makan.

"Makan." suruh Al.

"Terima kasih, Al. Tapi tidak usah,"

"Makan! Gua yang bayar." tegas Al.

Seli merengut lalu mengangguk, sebelum makan Al dan Seli berdoa, bisa Seli liat sekasar-kasarnya Al dan sedingin-dinginnya Al dia adalah sosok yang mengerti agama karena saat berdoa tadi terlihat Al sangat hidmat.

Al makan dalam diam, sambil sesekali memperhatikan Seli yang makan.

"Kenapa?" tanya Seli.

Al tidak menjawab dia hanya lanjut makan saja. Seli jadi tidak enak, mungkinkah dia makan terlalu banyak? atau cara makannya berantakan?

ALARIC [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang