Di kamar kos berukuran 3x4 yang hanya terdapat kasur single bad, lemari, meja rias dan kamar mandi itu terlihat seorang perempuan yang sedang duduk di depan meja rias untuk membersihkan luka-lukanya.Seli, ya dialah perempuan itu. Seli menghela nafas kenapa dia harus berurusan lagi dengan seorang Alaric, apa lagi dia berhutang karena Alaric membantunya tadi melawan penagih hutang.
Seli bangkit dan menyambar handuk lalu masuk kamar mandi untuk menyegarkan kepalanya. 15 menit dia keluar dengan baju tidur berbahan satin dan rambut di balut handuk.
Toktoktok
Ceklek
Seli membuka pintu kamar kosnya dan terlihatlah seorang laki-laki yang sedang cengengesan kayak orang gila.
"Selamat malam, tuan putri." Sapa laki-laki itu.
"Ngapain lu cengengesan kaya orang gila? Masuk." ujar Seli.
Laki-laki itu tertawa dan masuk kedalam sedangkan Seli menutup pintu, laki-laki yang datang itu adalah Danu sahabat dekat Seli.
"Gua beli nasi goreng Pakde, lu belum makan kan?" tanya Danu sambil mengeluarkan kotak nasi goreng beserta dua botol air mineral.
Seli ikut duduk di lantai yang di balut karpet kecil yang hanya cukup untuk 2 orang.
"Eh, itu pelipis lu kenapa?" tanya Danu.
"Biasa."
Danu menghela nafas. "Ck, lu tuh perempuan, Sel. Kenapa malah kaya preman gini?" ujar Danu meneliti luka Seli.
"Bukan luka serius juga, ayo makan. Laper gua." ajak Seli.
Danu hanya mengangguk sambil mulai memakan makanannya.
"Nu, lo tahu Alaric enggak?" tanya Seli di sela kunyahannya.
"Alaric Thomson?"
"Iya."
"Tahulah, siapa yang tidak tahu dia. Kenapa lu tanya-tanya dia?"
"Arogan banget tuh cowok, masa dia nyenggol gua tapi bukannya minta maaf malah ngeliatin gua dan mukanya dingin banget."
"Jangan nyari masalah sama dia, lu taulah dia anak orang kaya bisa ngelakuin apapun yang mereka mau."
"Tapi tadi pas di jalan gue di tolongin dia sama adiknya."
"Masa?! Bagaimana bisa?!"
Seli mengangkat bahu, "Dia bantu gua ngelawan penagih itu terus nganterin gua balik, gua tahu sih itu karena Rafa adiknya si Al yang nyuruh tapi tetap aaja gua berhutang sama mereka."
"Pokoknya jangan sampai lu berurusan sama mereka lagi, Sel. Gua enggak mau lu kenapa-kenapa." ucap Danu dengan wajah khawatir.
Seli mengangguk pasrah. "Adiknya ramah banget tapi abangnya arogannya minta ampun." ucap Seli.
"Yaudahlah, urusan mereka ini." ucap Danu yang tidak ingin membahas Al.
Seli menghabiskan makanannya dan membuka salah satu air mineral botol yang Danu bawa.
"Kenyang gua, makasih ya, Nu. Nanti gua traktir lu pas gajian."
"Makan mie ayam Mang Ujang?" tanya Danu.
"Boleh tuh, gua juga udah lama gak makan mie ayam."
"Sip, gua pegang ya janji lu "
Seli membuka handuk yang ada di kepalanya lalu menggosokan handuk itu agar rambutnya mengering.
"Besok gua ujian, tapi gak ngerti gua sama materinya." ucap Danu.
Btw, Danu ini masih sekolah juga sama seperti Seli hanya saja Danu sekolah di SMA biasa karena otaknya juga pas-pasan sedangkan Seli beruntung karena dapat beasiswa di sekolahnya sekarang.
"Ujian apa?" tanya Seli.
"Bahasa inggris, enggak ngerti gua."
"Bego ah, belajar makanya."
"Bego-bego gini juga temen lu kali." dengus Danu membuat Seli terkekeh.
"Balik sana ke kamar lu, belajar yang bener." ujar Seli.
"Enggak ngerti gua, Sel. Jadi buat apa belajar juga."
"Orang pinter aja masih belajar, nah lu yang bego malah sok sokan enggak belajar."
"Anjir kalau ngomong enggak di saring, bikin nyesek!"
Seli malah ngakak mendengarnya. Lalu Seli menghempaskan badannya ke kasur kecil nya.
"Capek banget gua hari ini, kapan gua punya duit buat bayar hutang ya? Supaya gak dikejar-kejar tuh orang mulu."
"Ya lu sabar aja, gua juga bakal bantu lu kok." ucap Danu.
Seli menoleh ke arah Danu yang menyender ke tembok sambil merokok.
"Kok kita jadi mellow gini ya?" tanya Seli.
Danu mendelik, "Gua kan ngikutin lu, kudanil!"
"Hahahahaha."
"Balik sana lu, gua mau molor." usir Seli.
"Iya-iya, gua keluar. Selamat malam tuan putri." Ucap Danu sebelum keluar dari kamar kos Seli.
Seli bangkit dari kasur dan mengunci pintu setelah itu segera rebahan lagi di kasur.
***
Jam 5 subuh Seli bangun, dia langsung mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat, Seli segera mandi dan tepat pukul 6 Seli sudah siap dengan seragam dan tasnya.
"Gua mau nyari sarapan dulu, baru berangkat." ucap Seli sambil mengenakan sepatunya.
Seli berjalan di pinggir jalan sambil mencari penjual bubur atau nasi kuning untuk mengganjal perutnya, namun karena tidak menemukan jadi Seli langsung naik bus menuju sekolahnya Seli akan sarapan di kantin saja.
Sesampainya di sekolah, sekolah masih lumayan sepi karena biasanya murid sekolah di sini akan berangkat jam setengah 7 dari rumah mereka sedangkan ini masih jam 6 lewat 15 paling cuma anak-anak seperti Seli lah yang baru datang. Seli langsung menuju kantin karena sudah lapar dan mengunjungi stand penjual nasi kuning.
"Bu nasi kuning nya satu ya, lauknya orek tempe sama telur balado aja. Minumnya air putih."
"Baik, Non. Ditunggu."
Seli menunggu sambil berdiri, setelah jadi Seli memberikan uangnya setelah itu duduk dan makan dengan lahap. Setelah selesai makan Seli berniat menuju kelasnya namun tak sengaja bertemu Kepala Sekolah. Kepala Sekolah memang selalu datang pagi, mengontrol anak-anak dan guru lain agar lebih di siplin.
"Selamat pagi, Pak." Sapa Seli ramah.
"Pagi, Seliana. Mau ke mana?"
"Ke kelas, Pak."
Bapak Kepala Sekolah mengangguk
"Saya ada tawaran untuk kamu."
"Tawaran? Tawaran apa ya, Pak?"
"Ikut olimpiade sains tahun ini, hadiahnya lumayan. Dan jika kamu menang saya jamin kamu dapat beasiswa sampai lulus."
"Apa bapak serius?"
"Tentu saja, saya tidak pernah menelantarkan murid-murid berprestasi di sekolah ini."
Memang benar! Murid-murid berprestasi di sekolah ini selalu mendapat hak istimewa, entah itu dalam hal gaya berpakaian mereka yang selalu mencolok ataupun beasiswa.
"Saya mau, Pak." Setuju Seli.
"Bagus, mulai besok kamu ikut pelatihan dengan murid-murid lain."
"Iya, Pak. Saya janji tidak akan mengecewakan kepercayaan Bapak."
"Itu yang saya mau, kalo begitu saya duluan."
"Iya, Pak."
Seli tersenyum senang bahkan dia sampai jingkrak-jingkrak menuju kelasnya, sungguh ada sesuatu yang menggiurkan didepan mata yang harus Seli perjuangkan untuk melunasi hutangnya.
"Thanksss God!!!!"
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIC [REVISI]
Teen Fiction- SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA - Laki-laki cuek, arogan dan tempramen itu bernama Alaric. Orang-orang segan melihatnya karena dia memiliki "segalanya". Siapa sangka jika seorang Alaric terpikat oleh seorang gadis biasa yang hidup sebatang ka...