Duapuluhtiga (Revisi)

1.8K 62 0
                                    

Cup!

Al mengecup pipi Amanda.

"Bangun, hey."

"Manda."

Amanda mengerjapkan mata biru terangnya dan wajah Al yang dia liat pertama kali membuat Amanda tersenyum.

"What time is't?"

"Pukul 5, ayo mandi lalu makan malam."

Amanda mengangguk lalu terduduk sambil mengusap matanya.

"Sehr schön."

Al menaikan sebelah alisnya mendengar pujian Amanda, lalu dia mendekatkan wajahnya sambil mengelus pipi mulus Amanda.

"Ich weiß."

Cup!

Al mencium bibir Amanda membuat Amanda memejamkan mata dan mengalungkan tangannya di leher Al, tentu saja ini bukan suatu hal yang baru untuk Amanda dan Al.

Al kembali mendorong Amanda hingga Amanda kini dibawah kuasanya, ciuman Al semakin dalam membuat Amanda terbuai dan membalasnya tak kalah hebat.

Al melepaskan ciumannya saat dirasa Amanda membutuhkan bernapas membuat hidung mancung mereka bersentuhan.

"Duschen." Suruh Al.

"Wenn ja, treten Sie beiseite."

Cup!

Al mengecup bibir Amanda sekali lagi sebelum bangkit. Lalu keluar dari kamarnya. Amanda melihat ada kopernya di samping pintu membuat Amanda tersenyum.

"Bagaimana aku tidak menyukai mu jika kamu saja semanis ini, Alaric."

Sedangkan di tempat lain Seli membaca berita terkini yang terpampang jelas di berita dan gosip.

PUTRA SULUNG ALEXI THOMSON DAN ALVERO FERNANDO, MENJEMPUT KEKASIHNYA DI BANDARA KEMARIN.

ALARIC THOMSON DIKETAHUI MEMILIKI KEKASIH YANG SEKOLAH DI LUAR NEGERI.

ALARIC MEMELUK KEKASIHNYA SAAT MENJEMPUT KE BANDARA.

BENARKAH DIA KEKASIH ALARIC THOMSON? SANG PEWARIS THOMSON CORP.

Seli meremas handphone nya dengan air mata mengalir dari pipinya. Setelah bermesraan dengannya kemarin di apartemen bahkan jejak itu masih belum hilang di leher bahkan dada Seli. Kabar ini muncul.

"Jadi karena ini lo kemarin pergi?"

"Bahkan lo enggak anggap gue pacar, Alaric."

"Gue hanya jalang buat lo kan?"

"Iyakan?!"

"BRENGSEK!!"

"Tai lo!!"

Toktoktok

"Sel, kenapa lu teriak-teriak?" Tanya Danu mengetuk pintu kost'an Seli dengan panik.

"Seli buka pintunya!"

"Gue butuh sendiri, Dan." Ucap Seli.

"Tapi kenapa? Enggak biasanya lu kaya gini?"

"Please, Dan."

"Gua bakal diem di luar takutnya lu berbuat gila."

"Gue enggak akan bunuh diri, sialan!"

"Bagus! Karena sampai lu berpikiran begitu gua nikahin lu."

Seli semakin menangis sambil membekap bibirnya agar tidak terdengar dari luar oleh Danu.

"Padahal lu bisa cerita ke gua, Sel." Lirih Danu.

ALARIC [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang