Al sedang berlari mengelilingi komplek perumahannya, terbilang saat ini sudah 7 putaran Al berlari. Karena ini hari sabtu jadi Al akan berlatih fisik entah itu jogging keliling komplek atau menggunakan treadmill di rumah.
Sedangkan Rafa, dia sudah berjalan sedari tadi sambil mengatur nafasnya yang sudah ngos-ngosan. Keringat bercucuran di dahi dan leher membuat kedua putra Thomson dan Fernando itu terlihat sangat manly, apalagi dengan kulit putih warisan dari Lexi.
"Anda mau minum, Tuan?" Tanya Satpam saat Rafa melewati pos satpam komplek.
"Boleh, saya ikut duduk sebentar Pak. Dada saya panas sekali." Ucap Rafa sambil meneguk botol air mineral.
Rafa masih mengatur nafas dan dia masih melihat Al berlari, sungguh diapun ingin sekuat abangnya namun apa daya. Fisiknya tidak sekuat itu. Saat putaran ke 12, Al berjalan menghampiri Rafa. Baju kaosnya sudah basah oleh keringat begitupun dengan rambutnya.
"Masih kuat jalan kan?" Tanya Al.
"Ada juga gua yang nanya gitu, bang. Gua udah istirahat dari tadi sedangkan lu baru aja selesai." Ucap Rafa sambil berdiri.
"Ayo."
Al sudah jalan lebih dulu sedangkan Rafa pamitan terlebih dulu kepada satpam dan mengucapkan terima kasih atas air minum nya.
"Bang, dada lu panas enggak?"
Al menaikan sebelah alisnya, "Biasa aja." Jawab Al.
"Masa dada gua panas tadi makanya gua duduk."
"Sekarang masih?"
"Udah enggak." Jawab Rafa.
"Bagus, habis ini kita latihan sebentar."
"What?! Latihan, gua capek." Keluh Rafa.
Yang dimaksud latihan di sini adalah latihan beladiri, dari umur 3 tahun Al dan Rafa sudah diajarkan beladiri. Namun pada porsi yang beda mengingat kekurangan dan kelebihan keduanya. Dulu mereka masih latihan dengan seorang trainer namun saat mereka masuk SMA mereka mulai latihan sendiri.
"Biar lu enggak babak belur kalau berantem." Ujar Al.
"Gua bisa menang kalau fisik gua bagus, percuma gua-"
"Gua hajar lu kalau di teruskan!" Tajam Al.
Rafa menenguk salifanya dengan susah payah. Sesampainya di rumah, penjaga menunduk hormat. Maid memberikan handuk kecil kepada dua tuan mudanya itu. Al mengelap keringatnya sambil berjalan menuju ruang latihan sedangkan Rafa hanya menyimpan handuk itu di rambutnya. Di tempat latihan ternyata ada Lexi yang sedang memukuli samsak dengan kuat, dengan keringat mengucur di leher dan pelipis.
"Mommy." Sapa Rafa.
Lexi menoleh dan langsung di peluk oleh Rafa sedangkan Al mencium kening Lexi.
"Kalian mau latihan?" Tanya Lexi.
"Iyaa agar kuat seperti Mommy."
Lexi terkekeh.
Cup cup
Lexi mengecup pipi kedua putranya, lalu duduk di kursi yang ada di sana melihat kedua putranya.
"Daddy ke mana, Mom?" Tanya Al.
"Masih tidur." Jawab Lexi sambil minum.
Al dan Rafa mulai melakukan pemanasan sedangkan Lexi masih memperhatikan, keduanya mulai memukuli samsak masing-masing, karena di sana ada 3 samsak besar yang menggantung di tiang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARIC [REVISI]
Teen Fiction- SILAHKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA - Laki-laki cuek, arogan dan tempramen itu bernama Alaric. Orang-orang segan melihatnya karena dia memiliki "segalanya". Siapa sangka jika seorang Alaric terpikat oleh seorang gadis biasa yang hidup sebatang ka...