(30)

1.4K 117 18
                                    

Sebagian kenyataan
memang sulit diterima.
Namun percayalah, jika itu yang terbaik

---ɢᴏɴᴇ---

#³⁰

ᴠ ᴏ ᴛ ᴍ ᴇ ɴ ᴛ




"Gue di mana?" tanya Alanza yang baru sadar setelah kemarin pingsan.

"Di kamar gue, ya di rumah sakitlah." jawab Andri yang menghampiri Alanza.

Alanza melihat Andri, seketika ia ingat kejadian kemarin malam, sebuah kenyataan yang sulit dipercaya di antara mereka.

"Gue gak tahu kalo Bokap tiri gue itu Bokap lo." ucap Andri menatap Alanza lekat.

Sejak kemarin Andri tidak pulang dan setia menemani Alanza, bahkan dia tidak sekolah hari ini.

Alanza diam tampak berfikir sebentar.

"Btw, gue kenapa di rumah sakit ya?" tanya Alanza polos mengalihkan pembicaraan.

Ingin rasanya Andri menjitak kepala gadis cantik itu sekarang, dia yang ngerasain sakit tapi dia yang lupa, gak ingat apa Andri gendong dia tadi malam, lelah oy lelah.

"Lo sakit bego." ucap Andri yang seperti ingin memakan Alanza.

Alanza menatap Andri.
"L-lo gak tahu sesuatu tentang g-gue, kan?"

Andri mendekatkan wajahnya dan menatap tajam Alanza.

"Lo bodoh!" itu yang di ucapkan Andri ketika jarak mereka dekat lalu Andri menjauhkan wajahnya.

"Lo kemarin gak bisa lihat gimana khawatirnya Bokap, Nyokap plus gue ketika tahu ternyata lo sakit gagal ginjal." ucap Andri.

Alanza merapatkan bibirnya, perlahan kenyataan yang disembunyikan Alanza ini akan diketahui juga.

"Sekarang badan lo lemes ya? Asal lo tahu, kemarin diadakan cuci darah dadakan." ucap Andri dengan nada sedikit kesal karena ia baru tahu jika Alanza sedang sakit, bahkan ia tahu Alanza sangat aktif setiap harinya dari sekolah sampai bekerja, sedangkan orang yang menderita gagal ginjal itu tidak boleh kecapean.

"C-cuci darah? Duit siapa?" tanya Alanza yang memang terlahir untuk membuat Andri kesal sepertinya.

"Yaelah masih mikirin duit nih bocah." gerutu Andri yang sudah tak tahan ingin melahap Alanza habis.

"Ndri," panggil Alanza dengan pelan.

Andri menatapnya.
"Kenapa? Sakit lagi?" tanya Andri.

Alanza menggeleng pelan.
"Jangan kasih tahu siapa pun tentang gue." ucap Alanza.

"Maksud lo?" tanya Andri dengan mengernyit.

"Gue udah nyembunyiin fakta kalo gue sakit, jadi lo jangan ngasih tahu ke semua orang yang kenal gue tentang kenyataan ini." ucap Alanza berharap.

"Kenapa? Mereka bisa nyemangatin lo buat sembuh."

Alanza menggeleng.
"Gue gak mau terlihat lemah di mata mereka, gue baik-baik aja. Gue lihat mereka ketawa aja udah buat gue semangat."

Andri diam menatap Alanza dengan wajah khasnya yaitu datar.

"Hm, gue gak janji ya." jawab Andri lalu duduk di pinggiran ranjang rumah sakit.

"Kok gitu?"

"Ya, kali aja mereka curiga sama gue karena lo ilang gimana?"

"Kenapa curiga ke elo?"

Gone(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang