(31)

1.2K 114 23
                                        

---|ɢ ᴏ ɴ ᴇ|---

Awas ada typo!

#31

ᴠ ᴏ ᴛ ᴍ ᴇ ɴ ᴛ













1 hari kemudian...

18.35 WIB.

Alanza belum sekolah, Andri terus melarangnya bahkan Alanza sekarang sangat kesal padanya. Mereka sedang duduk berjauhan, Andri memainkan ponselnya sedangkan Alanza menonton tv yang ada di kamar ini dengan rasa sebal.

Seorang wanita paruh baya membuka pintu lalu masuk membuat mata Alanza melihat ke arahnya dan sebuah ide muncul begitu saja.

"Bun, izinin Alanza sekolah besok ya." rengek Alanza penuh harap agar diizinkan.

Wanita itu adalah Mama Andri, wanita yang sekarang dipanggil Bunda oleh Alanza, wanita yang menjadi pengganti Mama kandungnya saat ini.

"Heleh," Andri mendengus malas melihat Alanza merengek penuh harap.

"Kamu masih sakit," jawab Mama Andri.

Alanza menggeleng.
"Alanza cuma sekolah gak camping di hutan Bun."

Mama Andri mengehela nafas pelan.
"Iya, tapi nanti kalo kamu ngedrop lagi gimana?" tanyanya dengan mengelus surai Alanza.

"Marahin aja Ma." sahut Andri yang membuat Alanza memberinya tatapan tajam yang seakan bicara 'diam lo! Gak usah nyahut!'.

"Enggak Bun, Alanza baik-baik aja. Kalau Alanza kenapa-kenapa 'kan ada Andri." ucap Alanza lalu melihat ke arah Andri dengan senyum.

Terlihat Andri pasrah dan menghela nafas kasar melihat Alanza yang selalu merajuk ingin Sekolah.

"Hm, Bunda izinin kalo Papa kamu juga ngizinin." ucap Mama Andri.

"Mamam tuh, Papa lo gak bakal ngizinin." sahut Andri yang membuat Alanza memutar bola matanya malas.

"Oke setuju, nanti Alanza telfon Papa." ucap Alanza yakin jika Papanya akan mengizinkan.

.
.
.

"Mau kemana lo?" tanya Alanza ketika melihat Andri yang tengah duduk di sofa sekarang sedang berdiri.

"Ke kantin rumah sakit cari makan." jawabnya santai lalu berjalan menuju arah pintu.

"Gue ikut!!"

Andri berhenti lalu menoleh ke arah Alanza.

"Gak usah, lo nitip aja mau beli apa?"

"Gak mau, gue mau ikut. Gue bosen di sini," ucap Alanza yang membuat Andri mendengus sebal.

"Udah ajak dia, ikut ke sana. Ke kantin doang 'kan gak masalah nak." sahut Mama Andri yang membuat Andri pasrah dan membuat Alanza tersenyum kemenangan.

"Yaudah ayo."

"Tapi gue males jalan,"

"Gue gak mau gendong lo ya!"

"Gue juga gak mau lo gendong!"

"Terus lo ke sana kayak gimana? Melayang?"

"Bego lo, noh ada kursi roda nganggur,"
"Ambil."

"Ck. Gue jadi babu kalo kayak gini." gerutu Andri dengan mengambil kursi roda yang memang sengaja ada di ruangan ini.

Alanza tersenyum tipis lalu duduk di kursi roda.

Gone(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang