(9)

1.4K 146 2
                                        

≪GONE≫

#9





Cafe Adara~

"Cel," panggil Aksa sejak tadi mengikuti Alanza kesana kemari.

Sejak tadi Alanza merasa terganggu dengan Aksa yang mengikutinya dan terus memanggil namanya, beberapa pelanggan bahkan membicarakannya.

Alanza tersenyum pada pelanggan saat ia mengantarkan pesanan dan ia berbalik menabrak Aksa.

"Sialan." umpatan lolos dari mulut Alanza.

Alanza menatap tajam Aksa.

"Lo bisa gak sih gak gangguin gue kerja?!"

"Gue cuma mau ngomong sama lo,"

"Nantikan bisa. Sekarang gue lagi kerja, gak usah ganggu gue."

"Oke, gue duduk." ucap Aksa sambil berjalan menuju meja yang kosong dan duduk sambil memperhatikan Alanza.

Alanza berdecak karena sangat kesal pada Aksa.


Waktu berjalan dengan cepat dan Cafe mulai sepi karena sudah malam, Aksa menghampiri Alanza yang menghiraukannya sejak tadi, bahkan dia akan pergi pulang tanpa melihat ke arah Aksa.

"Woy! Lo mau kemana?" tanya Aksa sedikit berteriak dan sedikit berlari menghampiri Alanza yang keluar Cafe, dia akan pulang.

Alanza berjalan dengan cepat tapi Aksa berlari dan berhasil menariknya.

Aksa menarik dan dengan cepat mengunci Alanza di kaca Cafe agar Alanza tidak bisa kabur.

Wajah mereka sangat dekat, kanan dan kiri Alanza adalah tangan putih Aksa, dihadapannya adalah sang pemilik tangan dan dibelakangnya sebuah kaca Cafe.

'Sial! Siapa yang naruh tuh kaca disini'

Niat Aksa tadi hanya agar Alanza tidak kabur tapi entah kenapa Aksa malah mematung ketika melihat gadis itu berada tepat di hadapannya dengan jarak dekat, baru kali ini Aksa bisa segugup ini dengan gadis.

Alanza mencoba mendorong Aksa tapi gagal karena Aksa benar-benar menguncinya.

"DOLPIN!!! KELUARIN GUE!" teriak Alanza yang was-was dengan posisi Aksa dan dirinya.

Seketika telinga Aksa sedikit panas karena teriakan Alanza.
"Lo teriak lagi, mulut lo gue sumpel!" ancam Aksa dengan tatapan mematikan yang membuat nyali Alanza ciut, seberusaha mungkin ia menutupi nyalinya itu dengan wajah datar.

"Gue gak teriak lagi, tapi lepasin gue." ucap Alanza.

"Gak! Ntar lo kabur!"

"Gue gak kabur!"

"Gue gak percaya!"

Alanza menatap tajam Aksa dan masih mencoba mendorongnya walau gagal. Alanza hanya bisa menghentakkan kakinya karena sebal.

Aksa terkekeh melihat tingkah Alanza seperti anak kecil yang sedang ngambek.
"Kenapa lo?" tanya Aksa sambil sedikit terkekeh.

"Gak! Udah lo mau ngomong apa cepetan!" jawab Alanza dengan ekspresi kesal ingin menjambak Aksa.

"Lo... " entah kenapa pandangan Aksa semakin dalam ke wajah Alanza bahkan jantung Aksa mulai berdetak tidak normal.

"Kelamaan sat." sahut Alanza ngegas.

Gone(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang