(29)

1.1K 122 25
                                    

Sebuah musibah
datang tanpa kita tahu
dan sebuah firasat
seakan memberitahu

--Gοηε--

#29

VOTMENT


















BRAKKKKK!!!
Suara tabrakan yang begitu kencang.

Hening.

Refleks kaki Kalea berhenti berlari.
Jantung Kalea berdetak lebih cepat, kakinya lemas melihat apa yang terjadi di depannya, tangisan pun membanjiri pipinya, tubuhnya bergetar hebat.

Pak Amin baru keluar dari Panti karena selesai dari toilet dan terkejut ketika telinganya mendengar suara tabrakan.

"ZAIN!!!" teriak Kalea dengan tangis dan menghampiri tubuh Zain yang tergeletak lumayan jauh dari mobil pelaku yang kabur dengan berlumuran darah. Hm tabrak lari.

.
.
.

Alanza membulatkan mata ketika mendengar teriakan Kalea dan tahu ada mobil, Alanza mencoba menarik Alan cepat dan seorang laki-laki mencoba membantu mendorongnya dengan kencang dan membuat ia jatuh, tapi laki-laki itu malah jadi korban.

"A-apa yang terjadi? Z-zain?" Suara Alan bergetar, ia tidak bisa melihat apapun tapi tubuhnya merasa sesuatu yang fatal terjadi.

Tubuh Alanza bergetar melihat laki-laki yang ternyata Zain itu tergeletak lemah, ia melihat Kalea berlari ke arah laki-laki itu dengan tangisan.

Kaki Alanza refleks berlari ke arah Zain walau kakinya sedikit terkilir karena jatuh, pikirannya hanya 'dia tidak boleh mati'.

"Zain! Hiks lo kok bego sih!?" ucap Kalea ketika melihat Zain.

Zain masih bisa mendengar Kalea dan matanya belum tertutup, ia masih bisa melihat Kalea yang seperti ingin memakannya.

"Bertahan! Jangan tutup mata lo!" ucap Alanza ketika menghampiri mereka.

"Astagfirullah Zain!" Ibu Panti shock ketika keluar dan melihat apa yang terjadi.

Banyak orang yang berkumpul karena suara tabrakan tadi begitu keras.

"Kelamaan kalo nunggu ambulan! Pak, anterin ke rumah sakit. Nanti Alanza bantu cuci mobilnya karena terkena darah." ucap Alanza yang merasa kondisi Zain sekarat harus cepat-cepat di bawa ke rumah sakit.

"Yaudah ayo neng."

Beberapa orang membantu mengangkat Zain masuk ke mobil.

Alanza memegang kepalanya karena melihat situasi seperti ini, di mana semua orang khawatir. Membuat sedikit hatinya takut, Alanza akan menyalahkan dirinya jika Zain tidak selamat, karena kecerobahan Alanza yang tidak tahu jika ada bahaya di dekatnya.

Alanza menghela nafas kasar dan melihat Alan yang kebingungan karena dia tidak bisa melihat situasi yang menegangkan ini, namun ia dapat merasakannya.

"Lan ayo masuk mobil," perintah Alanza pelan lalu membukakan pintu depan agar Alan masuk.

"Z-zain kenapa?" tanya Alan dengan suara ketakutan karena Alanza tahu telinga Alan pasti mendengar suara bak sebuah petir di siang hari yang membuat semua orang shock tadi.

Gone(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang