(26)

1.2K 133 33
                                    

‡gοηε‡※

#26

VOTMENT!













Mereka berdua (Alan-Alanza) sedang berada di depan toko yang tutup. Mereka berteduh di sana karena hujan tadi semakin deras dan memaksa Alanza untuk menarik Alan agar menurut.

Sekarang hujan sudah reda, menyisakan genangan-genangan air dan udara sejuk.

Matahari terlihat kembali hadir setelah di usir oleh mendung, sekarang jam 16.25 WIB.

Mereka berdua menunggu Pak Amin jadi tidak berniat untuk pergi dari tempat itu.

Alan menutupi wajahnya dengan tangan karena sinar jingga matahari menyorot tepat di wajahnya.

Alanza yang melihat itu tertawa kecil lalu ia membantu Alan menutupi silauan itu dengan tangannya di depan wajah Alan.

"Jika kamu suka hujan, beda denganku yang lebih suka senja." ucap Alanza dengan senyum melihat Alan.

Alan menoleh ke arah Alanza.
"Senja?"

Alanza mengangguk.
"Hm, menurut semua orang hujan maupun senja sama-sama waktu yang menyedihkan karena mampu mengingatkan seseorang hanya dengan melihatnya, tapi tidak denganku." ucap Alanza sambil melihat matahari yang menjadi senja itu.

Alan menurunkan tangan Alanza yang menghalangi silauan senja itu dari wajahnya.

Alan merasakan silauan itu menembus matanya, matanya yang selalu gelap sekarang seperti berwarna, jingga, ya warna jingga yang menggantikan kegelapan di mata Alan.

"Jika kamu menjadi senja, aku akan menjadi jingga." ucap Alan yang membuat Alanza menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Alanza memandang wajah Alan yang di sinari oleh warna jingga sang senja.

"Karena senja dan jingga datang bersama lalu pergi pun bersama." jawab Alan sambil tersenyum dan menoleh ke Alanza yang sedang menatapnya.

Lagi-lagi ucapan Alan membuat Alanza merona tapi Alanza selalu bersikap biasa saja, hanya senyuman manis yang muncul karena malu.

"Jadi, ingat kataku ini. Jangan menjadi hujan karena aku akan merindukanmu, jadilah senja karena aku akan selalu bersamamu." ucap Alan sambil tersenyum manis dan mengelus surai Alanza lembut.






Duhh tolong woyy yang ngetik baper ini !












Alanza hanya bisa tersenyum mendengar ucapan-ucapan Alan.

"Belajar dari mana kamu kata-kata seperti itu?" tanya Alanza penasaran.



"Nyontek di puisinya Zain." jawab Alan santai, lewat santai ini mahh nyebelin.




ANJAY!

NYONTEK!?

KZL, kan!? Mampos.















"Anjirrr, nyontek? Gak buat sendiri kamu?" tanya Alanza tak percaya dengan jawaban Alan yang minta ditabok.

Alan tertawa kecil mendengar respon Alanza yang tak percaya.

"Nggak bercanda, itu dari aku bukan hasil nyontek kok." ucap Alan meyakinkan jika ucapannya tadi tidak hanya sekedar gombalan tapi juga perintah agar Alanza tidak pernah menjadi hujan.

Gone(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang