(23)

1.3K 128 23
                                    

||Gοηε||

#23

VOTMENT!










"Kak, mau kemana?" tanya Kalea ketika baru masuk rumah dan melihat kakak tirinya yang rapi dan tampan yang jelas.

"Mau ke panti asuhan, ngasih sumbangan." jawab Alan sambil tersenyum ketika mendengar suara adik tirinya.

Setiap bulannya Alan selalu ke panti asuhan untuk memberi uang yang sudah ia tabung.

"Panti asuhan? Kalea ikut!" ucap Kalea sambil mendekat ke arah Alan.

"Ikut? Kamu baru pulang sekolah, gak capek?" tanya Alan yang merasa Kalea sudah memeluknya memohon untuk ikut.

Kalea menggeleng.
"Gak kok, gak capek. Hari ini kak Alanza gak ke rumah karena olimpiade di sekolahnya dan abis dari panti main ke perusahaan Papa ya," ucap Kalea agar Alan mengizinkan dirinya ikut.

Alan terlihat berfikir sebentar lalu tersenyum dan mengangguk,menyetujui apa yang dikatakan Kalea.

"Yaudah sana ganti baju." perintah Alan dan langsung Kalea jalankan.

"SIAP SULTAN!" ucap Kalea lantang sambil memberi hormat kemudian berlari menuju kamarnya.

Mereka berdua pergi ke panti di antar Pak Amin.

"Kak, setiap bulan sekali kakak ke panti asuhan, di sana punya teman gak?" tanya Kalea yang duduk di samping Alan.

"Banyak." jawab Alan sambil senyum sekilas.

Kalea melihat ke arah Alan, ia merubah posisi sepenuhnya menghadap Alan.
"Biasanya kalo di panti itu kebanyakan anak kecil, berarti teman kakak anak kecil-kecil?"

Alan terkekeh lalu menggeleng pelan.
"Kata siapa cuma anak kecil? Emang mereka gak bisa tumbuh, makanya kecil terus? Banyak kok yang seumuran dengan kamu dan kak Alan."

"Kirain gitu. Berarti Kalea bisa dapat teman dong kalo ke sana?"

Alan mengangguk mengiyakan ucapan Kalea.
"Ada gak yang dekat banget sama kak Alan?" tanya Kalea penasaran.

"Kecuali kak Alanza ya! Kalea tanya yang di panti." lanjut Kalea yang menggoda Alan.

"Ada." jawab Alan singkat.

"Namanya siapa? Cewek or cowok? Umur berapa?" tanya Kalea antusias.

"Namanya Zain, dia cowok, setahun lebih tua dari kamu dan dua tahun lebih mudah dari kak Alan." jawab Alan dengan lengkap.

"Ohh kirain cewek."

"Dia sama kayak kak Alan, tapi dia lebih beruntung karena bisa sekolah seperti anak-anak lain, sedangkan Kak Alan sekolah khusus dan sendiri sejak dulu."

Kalea mengernyit.
"Maksudnya sama kayak kak Alan gimana?"

"Dia memiliki kekurangan, dia tunawicara."

Kalea membulatkan mata.
"B-bisu?"

Alan mengangguk sambil tersenyum.
"Dia beruntung karena matanya masih berfungsi dan masih bisa melihat indahnya dunia, sedangkan kak Alan enggak."

"Tapi kak..." Kalea tampak berfikir.
"Kakak buta dan dia bisu, gimana bisa kalian jadi teman dekat? Orang bisu selalu memakai bahasa isyarat atau menulis di kertas lalu bagaimana kakak bisa melihat ia berbicara?" tanya Kalea yang bingung, bagaimana kedua laki-laki yang memiliki kekurangan ini dapat berkomunikasi jika yang satu tidak bisa bicara dan yang satu tidak bisa melihat.

Gone(✔)🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang