Happy Reading ♡♡
"Kata sandi salah."
Ini ketiga kalinya Alysa salah memasukkan password. Dari mulai tanggal ulang tahun Arion, mamanya, papanya, sama sekali tak ada yang kebetulan. Apa lagi yang begitu spesial bagi lelaki itu? Alysa tidak bisa memikirkan apapun, sebab alih-alih menyukai, Arion lebih banyak tidak suka terhadap apapun, termasuk padanya.
Ting!
"Berhasil. Selamat datang ke rumah."Alysa seketika mengerjap. Nyatanya yang ia pikir hal yang mustahil ternyata adalah hal yang sebenarnya. Arion memakai tanggal ulang tahunnya.
Dup! dup!
Jantungnya berdegup begitu cepat, Alysa terlampau bahagia. Seharusnya ia tahu ini lebih awal, kalau sebetulnya Arion tidak pernah benar-benar membencinya.Dengan penuh suka cita Alysa pun masuk ke dalam apartement berjenis Junior 1 Bedroom milik kakaknya itu. Sebenarnya Alysa heran dengan lelaki itu, lebih memilih tinggal di tempat yang terbilang kecil seperti ini ketika mampu membayar tempat tinggal yang lebih berkelas.
Meski tidak sedekat yang semestinya, sedikit-banyak Alysa tahu kalau lelaki itu termasuk manusia yang minimalis, hanya perlu merasa cukup tanpa sesuatu yang berlebih, walau memang sulit untuk dimengerti oleh orang semacam Alysa yang serba memaksimalkan kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan motonya "selagi mampu, maka hidup serba berlebihan itu harus".
Tak ada yang berbeda. Baik saat tinggal di rumah, maupun di sini semua tampak tertata rapi. Awalnya Alysa pikir bibi di rumahnya yang mengerjakan, namun sekarang terbukti kalau memang Arion sosok yang baik di dalam maupun di luar merupakan seseorang yang sama.
Ketika biasanya Alysa masuk diam-diam hanya untuk mengacaukan segala yang sudah tertata, kali ini ia sama sekali tak melakukannya. Tak ada lagi yang perlu ia cari, selain hanya sebuah konformasi saja yang bisa Alysa tanyakan langsung nanti.
Hoaamm..
Sebuah udara keluar dari mulutnya, diiringi dengan gerakan meregangkan tubuh. Bosan memang selalu mengundang rasa kantuk. Wajar saja, toh sudah hampir setengah hari ia menunggui Arion di sini, tapi sama sekali belum ada tanda-tanda kedatangannya.Ponsel Alysa tiba-tiba berdering, memecah keheningan. Menampilkan sebuah nama yang seharian ini panggilannya Alysa abaikan.
"Iya, iya, gue ke situ sekarang!" pungkas Alysa to the point. Mungkin sekembalinya nanti, Arion sudah pulang, dan Alysa bisa bebas dari kebosanan ini, terlebih lagi ia sangat memusuhi yang namanya keheningan.
Cukup memakan waktu 10 menit Alysa bisa sampai di lokasi. Namun, ketika ia hendak turun, matanya menangkap sosok yang begitu ia kenali. Tanpa ada keraguan, Alysa pun memilih untuk kembali naik ke dalam taksi, dan mengabaikan janjinya di telepon tadi.
Alysa turun dari taksi setelah Arion undur diri. Sekarang bukan lelaki itu lagi yang ingin Alysa temui, melainkan sosok yang selama ini kedekatannya dengan Arion jauh melebihi Alysa yang notabene adiknya sendiri.
"Jadi seharian ini Abang gue sama lo?"
***
"Jadi Alysa nggak sama kamu?" Rangga terkejut luar biasa, raut wajah bingung Arion sudah cukup menjadi jawaban.
"Apa mungkin ke rumah temennya ya, Pah?"
"Bukannya tadi mama yang bilang sendiri, kalau mama minta Alysa buat nyamperin Arion?"
"Tapi bisa aja..."
"Nggak! Alysa nggak pernah berkabar begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix, You! (completed)
Teen FictionKetika biasanya seseorang bersahabat lalu jatuh cinta, seseorang ini jatuh cinta lalu bersahabat--hanya agar bisa dekat. Ini bukan tentang ketidakjujuran untuk mempertahankan persahabatan, melainkan pertahanan diri untuk hubungan yang lebih pasti. M...