19. NOSTALGIA

1.3K 97 9
                                    

Happy Reading . . .

Sampai pada hari di mana projek dimulai. Pemotretan kali ini berlokasi di Kabupaten Bogor, yang di mana mulai dari Fotografer, Model, Director, dan hampir seluruh bagian yang mengikuti meeting kemarin akan berada di sana selama 3 hari berturut-turut, kalau rencana awal berjalan lancar dan tak ada hambatan.
"Di mana?"

"Di hati lo."

Deg!
Suara itu bukan berasal dari ponsel yang masih menempel di telinganya, tapi merupakan telinga satunya. Kallista berada di sampingnya, sekarang. Padahal beberapa detik yang lalu batang hidungnya sama sekali belum terlihat, hampir saja Deri berinisiatif untuk menyusuli gadis itu ke tempat tinggalnya, atau kejadian kemarin akan terulang lagi, di mana Kallista ditegur di depan umum.

"Kapan dateng?"

"30 menit sebelum lo muncul. Dasar ngaret."

"Kok gue? salahin tuh sopirnya nggak prepare banget, malah ijin telat, yah kita kan menyesuaikan."

"Ada yang masih belum dateng?" suara lain muncuat, membuat suara yang sedang saling sahut segera terhentikan.

"Udah lengkap, Pak!" Deri menyahut setelah memastikan selembaran kertas yang merupakan daftar nama--sudah bertanda ceklis semua.

"Pastikan lagi perlengkapan masing-masing, jangan sampai ada yang tertinggal. 5 menit lagi kita berangkat."

"Ada yang ketinggalan, nggak?"

"Ng--ada!" raut wajah santai Kallista seketika menegang, ia melupakannsesuatu yang penting. "Gue harus ke rumah."

"Eh," Deri menahan lengan gadis itu, "mana sempet, sih! peralatan gue lengkap semua kok, lo bisa pinjem."

"Siapa yang butuh alat?"

"Ahh, kura-kura bocil lo itu?"

"Enak aja bilang bocil!" delik Kallista, "udah 5 tahun, udah jadi sesepuh."

"Iya, iya, deh. Serah, tapi lo nggak bisa pulang sekarang, lo mau kena amuk lagi?"

"Emang siapa yang mau pulang, sih?"

"Tadi katanya lo mau ke rumah."

"Telepon orang rumah," ralat Kallista, "typo."

Kallista pun segera sibuk dengan ponselnya, memberi pesan kepada orang rumah agar menjadi wali bagi hewan peliharaannya selama ia tak ada, bukan hanya itu, Kallista pun menjabarkan apa-apa saja yang harus dilakukan, seperti jam makan, jam diajak bicara, jam main, dan masih banyak lagi. Majikan yang baik, tapi bukankah itu cukup merepotkan orang yang dititipkan?

"Yok, berangkat, yok!" muncul suara yang menandakan keberangkatan, membuat satu per satu orang mulai masuk ke dalam sebuah bus mini yang telah siap sedia
Dari luar, kendaraan yang terlalu kecil untuk disebut Bus dan terlalu besar untuk seukuran mobil ini tampak biasa, namun setelah masuk ke dalam maka penumpang benar-benar dimanjakan. Entah itu dari segi tempat duduk yang bisa dipakai selonjoran, sandaran kursi super empuk--tidak akan merasakan sakit punggung meski berjamjam lamanya tertidur. Selimut super lembut yang tersedia pada masing-masing kursi. Kaca jendela yang tampak tedih dari dalam namun gelap jika dilihat dari luar, tak membutuhkan tirai untuk menutupi. Kulkas berisikan macam-macam minuman dingin, dispenser yang menyediakan air panas untuk membuat kopi atau mungkin mie instan yang bahan-bahannya sudah ada di sana. Sampai pada televisi yang bahkan dilengkapi sound system untuk karaoke.

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang