23. Awal Mula

1.1K 110 7
                                    

Happy Reading ...

Selepas ditinggalkan Deri, alih-alih turun, kini mata Kallista malah menyapu sekelilingnya. Dedaunan yang terlampau lebat berhasil menyaring panas, membuat Kallista dapat menikmati keindahannya dengan tenang dari atas sini.

Di saat posisi tenangnya, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin jelas. Mulut Kallista sudah siap-siap mengeluarkan kata dengan kecepatan 1km/menit, tapi ternyata yang muncul bukan orang yang pantas mendapatkan omelannya, melainkan orang yang justru siap-siap menyemprotinya.

"Kallista, turun!" Bara menggerak-gerakkan tangannya dengan heboh, "saya nggak mau ya ada insiden. Terus nanti kamu nuntut ganti rugi, haha jangan harap."

Kallista memutar matanya malas, mengapa otak pria itu dipenuhi dengan prasangka buruk? atau seorang CEO memang dibentuk seperti itu? bahkan Arion yang ia kenal baik, sekarang sudah secara terang-terangan menunjukkan perubahan.

Bara masih sibuk menyebut satu persatu tuduhannya, sedangkan Kallista malah sibuk sendiri dengan sumpah-serapahnya pada sosok yang jelas-jelas tidak berada di sini. Bagaimana pergerakkan bibirnya saat mengatakan kalimat yang mengandung maksud _usiran_, kedua alis yang berkutat tak saling bersamaan, pertanda kalau pria itu benar-benar menolak kemunculannya. Kallista mengingat semua itu, terekam jelas di kepalanya.

"Kallista, kamu dengar saya, 'kan?" suara Bara kembali terdengar, walau sebenarnya sejak tadi pria itu tak berhenti bicara.

"Kamu yang turun, atau saya yang naik?"

Mendengar hal itu, sontak membuat Kallista tergelak. Orang yang tidak pernah mengalami penolakkan memang harus sesekali tidak dituruti, dengan begitu ia akan belajar memahami sudut pandang orang lain.

Bukan hanya sekadar omongan, nyatanya Bara benar-benar naik, dan Kallista sama sekali tidak memedulikan apa yang hendak pria itu lakukan. Sampai akhirnya Bara berhasil berada di atas, namun masalahnya adalah ...

"Cara turunnya gimana?" lontar Bara, dengan tangannya yang sudah terlihat gemetaran.

"Kalau gak bisa turunnya, ngapain naik?"

"Mana saya tau kalau bakal susah."

"Apanya yang susah, sih. Tinggal loncat."

"Kallista, stop!" Bara menggertak, tak membiarkan gadis itu bergerak sedikit pun karena membuat ranting yang didudukinya ikut bergerak.

"Katanya tadi suruh turun?"

"Diem di situ. Diem dulu."

Kallista menurut. Ia diam, dan Bara pun diam. Namun lama-lama kesabaran Kallista habis, 5 menitnya hanya terbuang sia-sia.

"Kallista!"
Kembali mendengar suara Deri, Kallista pun segera menyahutinya tak kalah keras.

"Gue di sini!" Kallista berteriak sembari melambaikan tangannya, membuat Deri segera menyadari keberadaan Kallista yang ternyata masih berada di tempat tadi.

Deri ternyata tak datang sendiri, ia disertai seseorang yang bahkan tidak ingin Kallista lihat.

"Lo ke mana aja, sih?" lenguh Deri, "eh, kok ada Pak Bara juga di atas?"

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang