Happy Reading ...
Natasha sedang butuh inspirasi, dan dengan berdiam diri di rumah itu sama sekali bukan solusi. Satu-satunya cara agar membuat ide banyak bermunculan adalah berjalan-jalan ke mall. Ya, Kallista menyukai tempat di mana semua orang berada.
Setelah siap untuk pergi, masalahnya sekarang Natasha tidak memiliki orang yang bisa menemaninya. Jujur saja, Natasha cukup parno berjalan-jalan sendiri. Tempat yang didatangi banyak orang, justru menjadi tempat yang paling tidak kentara kalau ada seseorang yang hilang di sana?
"Arion ..."
Natasha pun melakukan panggilan.Nope.
Tidak ada jawaban.
Apakah Arion tahu kalau Natasha akan mengajaknya ke tempat yang tidak pria itu sukai?"MANDIRI"
"KERJA SENDIRI BISA."
"MASA JALAN-JALAN SENDIRI GAK BISA."
"KALAU ADA APA-APA TINGGAL CALL AJA."
"OKE!"Pesan yang Arion kirimkan secara berturut-turut.
Benar, 'kan dugaannya?Setelah merapalakan do'a di dalam hati, Natasha pun akhirnya bertekad untuk pergi sendiri. Awas saja kalau Arion tidak datang pada saat dirinya kenapa-kenapa.
Natasha sangat menyukai aroma di mall. Campuran antara kedai kopi di ujung sana, roti kukus di seberangnya, parfum bayi dari toko perlengkapan bayi di toko sebelah, dan ... kaki Natasha tiba-tiba bergerak ke arah lain, di mana kedai junk food seakan melambaikan tangan padanya, menarik Natasha secara paksa tanpa bisa ditolak.
"Plis, Arion. Sekali ini aja, janji, yang terakhir," celoteh Natasha, seolah yang Arion ada bersamanya.
"Pemirsa, kita sempat dihebohkan dengan pengakuan Natasha Raina mengenai hubungannya dengan seorang pria yang terlihat bersama di acara fashion show perdananya beberapa hari lalu ternyata tidak benar. Dilansir dari akun instagramnya, Desainer muda ini ..."
Langkah Natasha kemudian berhenti di depan televisi dari salah satu toko yang ia lewati--menayangkan kebenaran atas kabar burung yang ia sebarkan sendiri.
"Emang enak, kena prank."
Natasha terkikik, ia tidak tahu kalau media sebesar itu akan mudah termakan omongannya.Prak!
Sesuatu terjatuh.Natasha melihat ke arah suara.
Seseorang yang berdiri tepat di samping Natasha, tampaknya tidak menyadari dengan keterjatuhan barang belanjaan dari tangannya."Ini."
Natasha meraih beberapa papper bag itu dari lantai, lalu menyodorkannya pada gadis yang fokusnya masih belum teralih dari televisi."Elo?"
Setelah mendekat, Natasha baru menyadari kalau gadis di depannya itu adalah orang yang sama dengan yang beberapa kali Natasha lihat di beberapa tempat. Sedikit creepy memang, pasalnya kalau bertemu beberapa kali tanpa disengaja bukankah itu artinya berjodoh?"Kalian gak pacaran?"
Pertanyaan itu kemudian terlontar, setelah beberapa lama gadis itu menyadari kalau yang tengah diberitakan kini berada di sini, di depan layar televisi yang sama."Ka-lian?"
Pffft!
Natasha kemudian tergelak, "gue sama Arion? haua yang bener aja."
"Lo tau, padahal gue cuma bilang 'Apakah pelukan seperti ini hanya bisa dilakukan oleh sepasang kekasih?' mereka malah langsung ngeklaim aja gitu. Masa ...""Sori, tapi itu bukan urusan gue. Jadi lo gak usah cerita, karena gue gak mau tau."
Sebentar. Rasa sakit macam apa ini? mengapa hatinya merasa tertusuk hanya dengan sebuah kalimat saja?
***
Arion masih disibukkan dengan berkas-berkas yang seperti tak ada habisnya. Banyak sekali pekerjaan yang ia tumpuk, tepatnya setelah kedatangan Natasha. Gadis itu selalu meminta waktunya yang sangat sedikit.
"Emang ada ya orang yang blak-blakan sama orang yang baru dikenal? nggak, malah belum kenal. Cuma papasan beberapa kali doang."
"Ada."
"Tapi ..."
"Astaga, Nat?!"
Arion terlonjak, mendapati seseorang yang tiba-tiba muncul bagai hantu."Kaget lo telat banget sih," decak Natasha.
"Ya, mana gue tau itu elo."
Byar!
Dengan satu gerakan, tumpukan kertas yang tertumpuk rapi di atas meja, kini berhamburan, menghujani Sang Pemilik maupun Sang Pembuat Onar."Capek, ya? sama, gue juga."
Argggh!
"Gue kesel, Arion. Gue kesel.""Tapi nggak usah lampiasin ke gue juga, Natasha!" Arion mendelik, "beresin, nggak?"
"Habisnya ..." cicit Natasha, menciut.
"Siapa orangnya?"
"Emang mau ngapain?"
"Ya, ngapain, kek."
"Nih!"
Natasha menampilkan layar ponselnya, memperlihatkan potret orang yang secara tak sengaja ia ambil."Kok, mirip lo?"
"Masa, sih?"
Arion mengangguk, "tuh!" membawa ponsel Natasha untuk berendengan dengan wajah pemiliknya. "Liat aja."
"Bukan ini, ish! ini sih emang gue. Ini, nih ..." menunjuk seseorang yang berada di belakangnya.
"Padahal dia tuh serius banget tadi liat tayangan kita jadi couple di tivi."
"Klarifikasi?"
Natasha mengangguk cepat, "apa dia kecewa kali ya, kita gak bener-bener pacaran."
"Aneh?"
"Lah, nggak dong. Sekarang kan banyak orang-orang ngidolain orang karena jadi couple, giloran putus jadinya mereka kesel."
"Percuma cantik kalau nggak ramah. Padahal niatnya gue mau jadiin dia model gue buat desain ..."
"Nggak!" potong Arion, "nggak boleh."
"Lagian emang gak jadi."
"Nat," Arion bangkit dari kursinya, meraih jas juga ponselnya. "Gue harus ke suatu tempat, dan lo ... beresin ini semua. Awas kalo nggak."
"Ck! iya, iya."
"Eh," Natasha teringat sesuatu, "perginya lama, nggak? bukannya hari ini ... Yon!"
Arion sudah keluar dari ruangan.
"Duh, kalo papa nyariin gimana, nih."
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix, You! (completed)
Подростковая литератураKetika biasanya seseorang bersahabat lalu jatuh cinta, seseorang ini jatuh cinta lalu bersahabat--hanya agar bisa dekat. Ini bukan tentang ketidakjujuran untuk mempertahankan persahabatan, melainkan pertahanan diri untuk hubungan yang lebih pasti. M...