Happy Reading ♡♡
"Gue denger hari ini ada model baru yang ikut pemotretan," obrol salah seorang model pada pada Arion yang tengah sibuk dengan pengaturan kameranya. "Bukannya jumlah model udah pas ya? pakek segala ada anak baru."
"Takut tersaingi, ya?" timbrung Randy--fotografer, partner kerja Arion--menggantikan temannya yang sama sekali tak berniat untuk menyahuti obrolan.
"Enak aja!" elak gadis itu, "males aja, anak baru suka bikin ribet."
"Tenang aja. Nggak jadi, kok."
"Oh gitu, bagus deh."
"Pindah lokasi katanya," sambung Randy kemudian, membuat sosok yang hendak pergi kembali menaruh rasa penasaran.
"Pindah lokasi?" Arion mulai bersuara, "nggak pernah ada kejadian kayak gini sebelumnya."
Randy mengangkat bahunya, "Pak Bram sendiri yang bilang."
"Tapi gue belum liat Pak Bram dari tadi."
"Lewat telepon," mengacungkan ponselnya, "hari ini Pak Bram nggak dateng."
"Nggak pernah terjadi kayak gini juga."
"Kalo modelnya sih tadi gue sempet liat sekilas, tapi langsung balik lagi gitu dijemput asistennya Si Bos. Kayaknya gue pernah liat seragam sekolahnya deh," ucapannya terjeda beberapa saat sampai seseorang muncul di pintu masuk, "ah itu, persis kayak gitu. Apa mungkin satu sekolah, ya?"
Mendengar hal itu sontak membuat Arion menghentikan kesibukannya, tangan yang memegang kamera itu kini sudah turun ke bawah. "Lo yakin?"
"99,9% yakin."
"Masih ada 0,01%, kemungkinan salah," timpal Arion, membuat sosok yang sebelumnya penuh keyakinan kini tampak dalam keraguan.
"I-iya juga, sih."
"Tapi dengan angka sekecil itu nggak bisa jadi acuan." Arion kembali menyahuti dengan kalimat yang memiliki makna berbanding terbalik dari yang diucapkan sebelumnya.
Arion menaruh tangannya pada bahu Randy, "lo tau kan, kalo gue bukan pekerja yang profesional?"
"Karena lo sering nggak ikut event?" Randy mengibaskan tangannya sembari menampilkan senyum paripurna, "byasalah."
"Lo juga tau kan, kalo gue sering nggak ikut aturan?"
"Karena .." Randy perlu mengingat-ngingat kejadian yang dimaksudkan Arion. "Byasalah!" kembali mengibaskan tangannya meski tak bisa menemukan salah satu kejadian yang mewakili.
"Sekarang gue harus memastikan sesuatu." Arion menyerahterimakan kamera yang sudah ia atur sedemikian rupa, "gantiin gue!"
Perlu beberapa waktu untuk Randy bisa mengerti. "Hal penting apa yang jarus lo pastikan?" teriak Randy pada sosok yang sudah jauh dari jangkauannya. "Tapi lo nggak pernah pergi di tengah-tengah event kayak gini, Woy!"
"Arion!" bergegas ke luar untuk menghentikan Arion, tapi lelaki itu sudah beranjak dengan motornya. "Kali ini gue harus kasih alesan apa sama si Bos?!"
***
Kallista telah sampai di sebuah tempat yang disebut-sebut sebagai lokasi baru untuk project pertamanya. Tapi Kallista sama sekali tidak melihat sedikit pun ciri-ciri kalau tempat barunya ini tempat pemotretan, sebab sangat jauh berbeda dari tempat yang sebelumnya ia datangi.Meski tertutup, tapi lokasi yang ia datangi pertama kali cukup ramai dengan orang-orang yang menjadi bagian dari event, baik itu model, fotografer, makeup artist, dan masih banyak lagi. Lalu di sini, di dalam ruangan yang cukup terbuka karena didominasi oleh kaca tembus pandang ke luar, tapi terkesan milik pribadi dan kenyataan itu membuat Kallista mulai merasa tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix, You! (completed)
Teen FictionKetika biasanya seseorang bersahabat lalu jatuh cinta, seseorang ini jatuh cinta lalu bersahabat--hanya agar bisa dekat. Ini bukan tentang ketidakjujuran untuk mempertahankan persahabatan, melainkan pertahanan diri untuk hubungan yang lebih pasti. M...