12. BAHAYA

1.6K 115 6
                                    

Happy Reading ♡♡

"Maaf, Anda mau ke mana?" Seorang pria ber jas menghadang Arion.

"Kamu nggak tahu saya siapa?"

Pria itu menggeleng.

"Ah.." Harga diri Arion merasa dijatuhkan, padahal ia termasuk salah satu orang yang membuat usaha Bosnya itu semaju sekarang. Arion pun merogoj saku jaketnya, mengeluarkan sebuah kartu nama yang menunjukkan kalau ia merupakan bagian dari Agensi dari pemilik Villa yang ia datangi ini.

"Maaf, tapi beliau sedang tidak bisa diganggu."

"Dan saya sangat butuh untuk bertemu!" tegas Arion dengan rahangnya yang sudah mengetat.

"Silakan datang 2 jam lagi."

"Gue ke sini harus ngabisin waktu sejam, dan kalo gue balik sekarang 2 jam itu cuma habis sama jarak yang gue tempuh."

"Silakan.." Pria itu sama sekali tak tersentuh, ia bahkan sampai menggiring Arion sampai ke tempat di mana motornya terparkir.

"Gimana kalo Pak Bram sendiri yang ngasih ijin?" Arion mengacungkan ponselnya, membuat pria bersetelan serba hitam itu mulai mempertimbangkan dan kemudian memberi waktu untuk Arion melakukan panggilan.

"Halo.."

Tut! tut!
Your number it's calling...
Panggilan tertolak, sontak membuat wajah penuh percaya diri milik Arion sedikit luntur. Beluk lagi si pria sengak di hadapannya sudah bertambah galak, sami akhirnya di panggioan kedua, ternyata panggilannya berhasil tersambung.

"Halo, Pak." Arion sengaja mengeraskan suara, setelah sebelumnya layar ponsel itu ia tunjukan tepat di depan wajah pria yang kini tampak sudah mulai melunturkan wajah tak bersahabat yang sejak tadi sengaja dipertontonkan.

"Saya mau bicarakan.."

"Kita bicara nanti, saya sedang ada urusan."

"Ini masalah penting."

"Kamu pikir saya sedang mengurusi hal yang tidak penting?"

"Apa itu jauh lebih penting dari event yang sedang berlangsung?"

Hening.

"Halo.." Arion tak lagi mendengar jawaban, sedangkan teleponnya masih helum terputus.

"Pak?"

"Sudah saya bilang, Pak Bram sedang tidak menerima tamu."

Tanpa bisa berbuat apapun, akhirnya dengan berat hati Arion pun mau mengikuti aturan yang sedang berlaku. Namun ketika ia hendak menekan tombol memutus sambungan telepon, terdengar suara yang tak asing dalam pendengarannya.
"Ariooooooonnn!!"

Deg!
"Kallista?" langkah Arion terhenti.

"Kenapa masih di.."

"Minggir, Brengsek!" Arion mendorong pria itu sampai tersungkur, menimpa beberapa pot bunga di bawahnya sampai hancur berantakan.

"Hentikan dia!" teriak sosok yang sudah kalah cepat dari Arion, meminta bantuan dari kedua teman lainnya yang tegap berdiri di depan pintu masuk.

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang