7. TANYA

2.1K 139 8
                                    

Happy Reading . . .

Arion mendorong Kallista yang masih berseragam lengkap itu ke kamar mandi. "30 menit lagi acaranya mulai. Jangan lama."

"Dan gue cuma butuh 10 menit buat siap." Kallista mengerlingkan matanya, sebelum akhirnya pintu kamar mandi ditutup lalu disusul suara gemercik air yang mulai berhamburan, pertanda kalau omongan Kallista bukan asal.

Baru saja Arion terduduk di sofa, namun gadis yang baru saja ia antarkan ternyata sudah menampakkan dirinya lagi. Hanya saja bedanya sekarang tubuh Kallista terbalut handuk sampai selutut, ditambah tetesan air dari kulit kuning langsatnya yang menetesi lantai sepanjang ia berjalan ke kamar.

Sesuai dengan yang dijanjikan, Kallista hanya menghabiskan waktu 10 menit saja. Namun, alih-alih senang, tatapan Arion malah sibuk mengabsennya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, seolah mencari celah kesalahan.

"Tadi pakek sabun, 'kan?" celetuknya kemudian.
Mendengar hal itu yang ke luar dari mulutnya, sontak membuat Kallista mendelik galak. "Lo bercanda?"

"Gue serius.. aa-akk-akhhh!" pekik Arion, mengusapi kulit lengannya yang terasa lepas.

"Masih bercanda?" tagih Kallista lagi, dengan kedua jarinya yang sudah kembali berbentuk capitan.
Arion mengangkat kedua tangannya pertanda menyerah. "Oke. Udah."

"Yaudah kalo gitu. Ayok."

Langkah Kallista tercekat, Arion mendorongnya untuk kembali ke kamar.

"Apasih, Yon? katanya buru-buru," lenguh Kallista.
"Pakek baju yang biasa lo pakek!"

"Emang apa salahnya, sih?!" dengus Kallista, menatap Arion yang diyakini berada di balik pintu kamarnya.

Kallista menatap pantulan dirinya di cermin. Apa salahnya menjadi sedikit feminim? bukankah seharusnya perempuan itu begini? apa jangan-jangan Arion memang tidak pernah menganggapnya sebagai perempuan? Kallista terkejut sendiri dengan tuduhannya. Ia merasa ternistakan, sedangkan untuk bersikukuh pun ia tidak bisa. Toh, Kallista memang lebih nyaman berdandan seperti biasanya. Hanya saja seharusnya sekali-kali itu tidak menjadi masalah.

"Dasar, Naif!"

5 menit berlalu, akhirnya kali ini Kallista ke luar dengan setelan biasanya, celana jeans dan kaos bigsize. Tidak kurang, juga tidak lebih, porsi yang begitu sesuai dengan pesanan pelanggannya, Arion.
"Itu.."

Kallista segera mengatup bibirnya, mencegah jari Arion yang hendak menghapus gincu berwarna merah muda yang ia pakai.

"Gue bukan Gilang, jadi lo nggak perlu dandan."

"Nggak usah geer! gue dandan buat diri gue sendiri," balas Kallista menohok.

Dengan santainya Kallista berjalan melewati Arion yang terpaku karena perkataannya, namun dengan segera lelaki itu pun menyusul lalu merangkul pundaknya.

"Asal nggak berlebihan, gue ijinin."

Tidak, semerah apapun bibir Kallista diberi warna itu tidak akan menjadi yang berlebihan, selama itu cocok dengannya. Hanya saja ada hal lain yang jauh berlebihan, namun tak pernah jadi yang diperhatikan. Kallista yang selalu mengikuti apa yang Arion minta tanpa perlu mengetahui alasan, gadis itu hanya merasa harus melakukannya.

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang