28. SELERA

915 99 39
                                    

Happy Reading ...

"Lo masih gak mau meluk gue?"

"Really, Arion? I haven't seen you in a long time, but you still don't miss me?"

"Arion!!"

"Ck!" Arion mendelik, "udah sukur gue mau jemput lo ke sini. Masih aja banyak mau."

"I don't care."
Ketika Arion tidak mau memeluknya, maka gadis itu bisa melakukannya lebih dulu. Entah apa yang membuatnya menjadi pribadi yang tak tersentuh, sehingga solah tak acuh, padahal itu bukanlah hal yang sebenarnya. Arion hanya tidak bisa menunjukkan kepeduliannya, selain hanya orang itu harus penuh pengertian atas sikapnya atau tidak ada satu pun yang akan bertahan untuk berada di dekatnya.

"Miss you so bad."

Meski sebelumnya Arion terlihat masa bodoh, tapi nyatanya sekarang ia bahkan tidak menolak pelukan itu.
"Laper."

"Mau makan apa?"

"Masih nanya?"
4 tahun tinggal berdekatan, tidak sebanding dengan 1 tahun berjauhan. Seharusnya Arion masih mengingat hal yang hampir setiap hari gadis itu makan selama di L.A tanpa merasa bosan.

"As you want."

***

"Loh, Kallista ... lo masuk?" heboh Deri, mendapati tempat yang tadinya kosong kini telah terisi. "Bukannya lo diliburin?"

"Atas dasar apa gue libur sendiri? hmm."

Kallista memancing, sebenarnya ia ingin melihat seberapa banyak rasa bersalah temannya itu.

"Yaudah kalau gitu. Selamat bekerja."

Di luar dugaan, nyatanya Deri hanya menepuk pelan pundak Kallista. Ia melewati tubuh Kallista begitu saja lalu kembali terduduk di kursinya.

"Lo sama sekali nggak ngerasa bersalah?" Kallista menghampiri pria yang sudah tampak serius dengan komputernya.

Deri menoleh, "gimana perjalanan pulang ke Jakarta, semalem? ck! pergi bareng-bareng juga, malah milih pulang sama yang lain. Iya, gue tau, lo pasti lebih nyaman di mobil tu orang, tapi seenggaknya lo ngasih tau gue dulu kek."

"Siapa yang milih ..."

"Gue panik, Kallista. Asal lo tau. Udah kayak orang gila gue bulak-balik di bis yang lagi jalan buat nyariin lo."

"Gue ..."

"Dahlah, cukstau aja."
Lagi-lagi Deri tak membiarkan Kallista berbicara.

"Deri!!" meninggakan intonasi suara, bahkan suara Kallista sekarang menarik perhatian banyak orang.

"Apa, Kallista?"

"Gue itu ketinggalan bis, bukan milih pulang sama yang lain."

"Huh?"

"Kemaren gue turun tuh buat ngambil kamera gue yang ketinggalan, pas balik lagi bis nya udah gak ada."

"S-serius?" memegang kedua bahu Kallista, "tapi lo gak papa, 'kan?"

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang