Happy Reading ...
"Kini, sebuah kabar mengejutkan datang dari Macmillen Groups. Acara kecil-kecilan yang seharusnya biasa saja mendadak ramai diperbincangkan, pasalnya selain mengumumkan siapa yang menjadi penerus, Rangga Aditya menyatakan kalau Sang Penerus a.k.a Arion Rasya Aditya akan segera menikah."
"Arion?" Bara terperanjat, "menikah? prempuan mana yang mau dia nikahi?"
"Siapa yang mau dia nikahi?Begitu banyak pertanyaan yang muncul di kepala Bara, sekarang. Meski hubungannya dengan Arion tidak akrab, tapi ia sangat mengenali pria itu. Bagaimana kasarnya Arion bersikap pada seorang perempuan, membuatnya terkenal sebagai "Sosiopat" di kampus.
Selama 3 tahun, Bara dan Arion kuliah di kampus yang sama. Sampai akhirnya kenbali dipertemukan di projek kemarin. Cukup mengejutkan memang ketika pria itu mengaku sebagai karyawan biasa, toh Bara sudah menyangka hal ini sejak awal. Namun, yang paling membuat Bara bertanya-tanya adalah perempuan mana yang tergila-gila dengan kekasaran pria itu?
"Permisi, Pak. Kallista sudah menunggu di ruangan."
Bara mengangguk, "saya ke sana."
***
Akh!
Saking terburu-burunya, Kallista sampai hampir terjatuh karena bagian bawah dressnya yang menjuntai ke lantai terinjak. Untung saja seseorang membantunya, menahan Kallista dari keterjatuhan.
"Maaf."
"Tidak apa-apa."
Deg!
Suara itu.Kepala Kallista terangkat secara perlahan, melihat siapa pemilik tangan besar yang masih menyentuh pundaknya. Mata Kallista melebar, jantungnya berderu hebat, keringat dingin mulai bercucuran, begitu pun dengan wajah yang menjadi pucat pasi.
"Kamu sakit?"
Saking terkejutnya, Kallista malah terpaku, membiarkan tangan itu menyentuhnya lebih lama. Tiba-tiba ingatan di hari itu oun muncul lagi, saat di mana kedua tangan Kallista dibuat mati rasa, pergerakan kaki nya pun seakan tidak berguna. Tubuh Kallista yang sedang dihadapkan pemangsa pria laknat yang haus akan dosa.
Perut Kallista tiba-tiba mual. Dengan sekuat tenaga, Kallita berusaha menguasai dirinya kembali. Meski terhuyung, Kallista tetap melanjutkan langkahnya.
"Kallista, lo gapapa?"
"P-pergi ..."
"Kallista, ini gue."
"B-bara?!" menyadari hal itu, Kallista pun membiarkan Bata membantunya untuk berjalan, lalu membawanya ke dalam sebuah ruangan.
"Kalau sakit, kita bisa ketemu besok lagi. Gue gak mau ..."
"Gue nggak bisa jadi model," potong Kallista.
Mendengar hal itu, sontak membuat Bara terkejut bukan kepalang. Pasalnya ia sudah menyusun banyak rencana sampai tidak bisa tidur selama berhari-hari.
"Bercandaan kamu gak lucu, Kallista."
"Gue serius, Bara. Gue nggak bisa ..."
"Nggak bisa!" sela Bara.
Kallista mengernyit, "gue 'kan belum tanda tangan apa pun."
"Gue tetep gak terima."
"Terserah!"
"Kallista!" Bara menghalangi jalan Kallista, "lo gak bisa semena-mena kayak gini, ya."
"Sori, Bara. Tapi gue gak bisa."
"Tapi, Kallista ..."
Merasakan sentuhan pada lengannya, Kallista pun segera mendorong pria itu sekuat tenaga. "Jangan pegang gue sembarangan!" ke luar ruangan, melewati tubuh Bara yang masih kesakitan karena punggungnya membentur tembok.
Meski begitu, Bara masih belum menyerah. Ia menyusuli Kallista yang baru saja dibawa lift untuk turun, melalui tangga darurat, atau ia tidak akan kehilangan jejaknya.
"Kallista tunggu!"
Dengan napas terengah, Bara akhirnya mendapati gadis itu. Hanya saja tangannya tak berhasil meraih Kallista, seseorang menepisnya."Jangan ikut campur, gue perlu ngomong sama Kallista."
Arion sama sekali tidak mendengarkan ucapannya, pria itu malah menyembunyikan Kallista di balik tubuhnya. Bara hendak kembali bersuara, tapi urung karena mendapati sesuatu yang aneh. Kallista bahkan sangat marah ketika Bara menyentuhnya, tapi yang terjadi saat ini adalah bukan hanya Arion yang memegangi Kallista, tapi gadis itu pun terlihat memegangi Arion.
Tanpa perlu memastikan hal lainnya, Bara pun mengerti sendiri walau cukup berat untuk menerima kenyataan yang secara tiba-tiba ini.
"Sori, Arion. Tapi gue cuma mau tau alasan Kallista ..."
"Bram Pramuda," sebut Arion, menyela perkataan Bara. "Skandal yang papa lo lakukan di 5 tahun silam. Itu jawabannya."
Arion sudah membawa Kallista ke dalam mobil, dan selama itu pula gadis itu masih membisu.
"Kamu masih ngeblok nomer aku?" Arion memulai obrolan, sebenarnya untuk memancing agar Kallista bersuara.
"Bara," Kallista akhirnya bersuara.
Arion sangat keberatan, gadis itu malah menyebut nama orang lain, pria yang gadis itu temui tanpa ijin darinya, dan mungkin Kallista memang berniat untuk menyembunyikan pertemuannya di hari ini. Kalau saja Arion tidak cepat tanggap, maka tidak akan pernah mengetahuinya.
"Dia anak dari ..." Kallista menggigit bibirnya, "a-anaknya ..."
Psst!
"Gak papa. Sekarang ada aku."Meski tahu kenyataan itu, tapi tetap saja tangis Kallista meleleh.
"Ma-maaf."
"Hey ..." Arion membingkai wajah Kallista, "aku gak marah."
"Tapi aku udah ingkar janji."
"Terus, emangnya kenapa? kamu bisa mengingkari sebanyak yang kamu mau, Kallista. Aku gak akan marah."
Bersambung ...

KAMU SEDANG MEMBACA
Fix, You! (completed)
Novela JuvenilKetika biasanya seseorang bersahabat lalu jatuh cinta, seseorang ini jatuh cinta lalu bersahabat--hanya agar bisa dekat. Ini bukan tentang ketidakjujuran untuk mempertahankan persahabatan, melainkan pertahanan diri untuk hubungan yang lebih pasti. M...