Happy Reading ...
Akhhh!
Arion menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur king sizenya. Acara panjang yang hampir tak berujung itu membuatnya begitu lelah. Malam pertama pengantin ternyata tidak sebergairah dari yang diceritakan orang-orang.
Matanya kemudian teralih pada sosok yang baru saja menampakkan diri setelah berjam-jam lamanya berada di kamar mandi.
"Ngapain liat-liat?" Kallista menangkap tatapan Arion.
Dengan sengaja, Arion merubah posisinya menjadi terduduk. Sikap sempurna, melihat dengan seksama orang yang hendak berganti baju di depannya itu.
"Kalau mau, emang kenapa? udah sah ini.
"Ya udah."
Dengan santai, Kallista menjatuhkan handuk yang melekat pada tubuhnya.Bukannya senang, pria yang tadinya menantang kini malah mengalihkan pandangannya ke arah lain. Arion bahkan dapat merasakan jantungnya yang hampir meledak. Bukan main, gadis itu memang sesuatu.
"Aku bisa denger," ucap Kallista yang tanpa Arion sadari sudah berada di dekatnya.
Seketika Arion pun terperanjat, mendapati Kallista yang ternyata sudah berada di dekatnya, tapi ternyata tubuhnya sudah berpakaian lengkap. Entah mengapa, tapi Arion merasakan sedikit penyesalan akan hal itu.
"Katanya udah sah?" delik Kallista.
"Ya jangan tiba-tiba gitu 'kan kaget."
Secara bersamaan Arion dan Kallista menjatuhkan kepalanya ke atas bantal masing-masing dengan posisi yang saling berhadapan. Jika tanpa mengedip matanya akan baik-baik saja, maka mungkin keduanya memilih untuk tidak berkedip sebab dapat mengurangi durasi saling terjaga--memastikan keberadaan orang yang ada di hadapannya.
Arion membawa kepala kepala Kallista untuk berada satu bantal dengannya. Tanpa protes, Kallista pun membiarkan hal itu. Lagipula ini juga inginnya, sejak tadi ia hanya berucap dalam hati, dan ternyata Arion menerima sinyalnya.
"Kenapa kamu mau nikah sama aku?" Kallista mendahului obrolan.
"Aku udah bilang, kalau aku akan melakukan semua yang kamu mau, salah satunya ini." Arion menjawab dengan jawaban yang membuat Kallista sedikit keberatan, terbukti dari wajahnya yang kini terlihat merengut.
"Habisnya nggak ada lagi yang mau sama aku, jadi yang ada aja," balas Kallista, tak mau kalah.
Mata Arion memicing, "jangan bohong!"
"Ck! iya, iya, karena aku cuma mau sama kamu. Puas?"
Arion mengangguk semangat. "Sangat puas!" pungkasnya, membawa tubuh gadis yang sudah sah menjadi istrinya itu ke dalam dekapan. Memeluknya dengan begitu erat, tidak lagi perlu dibatasi, selama apapun, sehangat apapun, rasakan saja sepuasnya tanpa ada batasan.
"Kamu mau punya anak berapa?" Kallista mendongak, melihat wajah yang berada di atas kepalanya sambil memainkan sesuatu yang menonjol di bagian leher Arion, yang naik turun setiap kali pria itu menelan.
"Kita ini baru bisa berdua, aku belum mau diganggu."
"Nan-ti."
"Kalau gitu, ngobrolnya juga nanti aja."
Secara tiba-tiba, Kallista merubah posisinya menjadi terduduk, "kalau aku mau sekarang?"
Tak ada jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix, You! (completed)
Fiksi RemajaKetika biasanya seseorang bersahabat lalu jatuh cinta, seseorang ini jatuh cinta lalu bersahabat--hanya agar bisa dekat. Ini bukan tentang ketidakjujuran untuk mempertahankan persahabatan, melainkan pertahanan diri untuk hubungan yang lebih pasti. M...