Happy Reading ...
"Enak banget ya jadi lo, dicariin terus." Rani bersuara saat melewati orang yang dimaksudkan. Cara memberi tahunya memang lain daripada yang lain.
"Kallista, lo denger, 'kan?"
"Hmm."
"Kok, hmm sih? ada yang nyari tuh."
"Siapa?"
"Liat aja sendiri, tuh orangnya di luar."
Kursi Kallista berderit, dikala gadis itu menggesernya untuk keluar dari sana.
Tak ada siapapun. Di luar hanya ada dedaunan yang bergoyang karena hembusan angin yang kini ikut menyapu kulit wajahnya, membuat Kallista sedikit bergidik, angin sore hari ini cukup dingin.
"Ngerjain apa gimana, sih?!"
Kallista kembali menutup pintu. Cercaan sudah siap di kepala untuk orang yang berani-berani mengusilinya. Namun, langkah Kallista tercekat, ia bahkan hampir menabrak seseorang yang sepertinya hendak keluar."I miss you, Kallista. I miss you."
Tubuh Kallista tertarik, orang itu memeluknya.Deg!
Kallista bahkan belum sempat melihat wajahnya, tapi bukankah ia sudah tahu siapa orang yang tengah memeluknya ini?"But, i love you."
"Hmm."
Arion melepas pelukannya, ingin memastikan apa yang baru saja ia dengar. Namun, bukan itu yang Arion dapat. Kallista tak mengulangi perkataannya, justru gadis itu memberikan hal yang lebih. Jauh lebih bermakna dari sekadar kata.
"What the hell!" Deri ternganga melihat apa yang ada di hadapannya.
Bukan, bukan hanya pria itu saja yang dibuat terkejut, tapi juga seluruh penghuni di ruangan ini."Jomblo lama sekalinya ciuman depan banyak orang dong, di kantor pula," komentar Deri, mengusap-usap dadanya yang sesak, kesempatannya untuk berada di sisi Kallista sudah usai.
"Unbelievable. Tuh kan, gue bilang juga apa, mereka pasti ada apa-apa." Rina berceloteh, "ganteng sih, tapi mendingan Bara nggak, sih?"
"Karena CEO?" sambung yang lain.
"Privelege, Cuy! memperbaiki keturunan."
"Thank's, Kallista. Lo udah kasih gue lahan."
"Eh, eh liat, liat."
Seseorang yang lain ribut, melihat notifikasi dari aplikasi berita langganannya."Ck! apa sih." Rina yang merasa kehaluannya terganggu pun mengambil alih ponsel milik satu temannya itu, "awas aja kalau gak penting!"
"Penerus Macmillen Group, Arion Rasya Aditya ...""Wah namanya aja udah dewa banget ya," komentar seseorang lain, menyela Rina yang tengah membacanya dengan serius.
"Wait!" tiba-tiba mata Rina membelalak, "bukannya, bukannya ini ..."
Sebuah foto yang terpampang di halaman berita itu, tak lain dan tak bukan merupakan seseorang yang berada di ruangan ini.
"J-jadi dia ..."
"CEO Macmillen Groups," sambung Deri. "Gila sih, Gila!!"
"Heh, mereka ke mana?" Deri baru sadar kalau kedua orang yang sedang memadu kasih di hadapannya, kini sudah tak ada di tempat.
Rina menjadi orang yang paling gregetan di sini. Dari kisah ini dia belajar, kalau jangan sampai menilai orang hanya dari jabatan ataupun pekerjaannya. Karena faktanya hal-hal seperti ini tidak hanya terjadi di drama, yang di mana dikenal sebagai karyawan biasa ternyata merupakan CEO dri perusahaan besar. Mungkin besok-besok bisa jadi tukang fotokopian, tahunya pemilik perusahaan batu bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix, You! (completed)
Novela JuvenilKetika biasanya seseorang bersahabat lalu jatuh cinta, seseorang ini jatuh cinta lalu bersahabat--hanya agar bisa dekat. Ini bukan tentang ketidakjujuran untuk mempertahankan persahabatan, melainkan pertahanan diri untuk hubungan yang lebih pasti. M...