20. NYATA

1.3K 101 2
                                    

Happy Reading . . .

Merasakan getaran aneh, membuat Kallista terbangun dari tidurnya. Butuh waktu beberapa saat untuknya menyadari, kalau ia sekarang tinggal seorang diri di dalam bus.

"Eh, eh, Pak!" seru Kallista, menampakkan diri pada Sang Sopir yang mulai melajukan mesin mobilnya. "temen-temen saya pada ke mana, kok malah ditinggalin, sih?! tungguin dong."

Bukannya menjawab, pria paruh baya itu sibuk mengusap dadanya, ia tak tahu kalau masih ada orang lain di dalam mobil, padahal tadi sudah diperiksa sampai ke belakang dan tak melihat siapapun di sana.

"Neng nyempil di mana? kok saya nggak liat ada orang sih tadi."

"Ketutup selimut," kekeh Kallista, ia memiliki kebiasaan tidur dalam keadaan gelap. Kallista bisa tertidir saat 20 menit menuju lokasi, alasan mengapa tidurnya begitu lelap dan tak terganggu dengan suara ribut semua orang ketika sampai.
"Turun, Neng. Udah sampe."

"Huh?" Kallista mengucek matanya yang masih berbayang, melihat keluar dari sela jendela. "Saya ditinggalin?"

"Hampir aja kamu ikut saya pulang ke Jakarta lagi."

Kallista tergelak, namun bukan tertawa yang sebenarnya. Melainkan banyak makian yang ia lontarkan dalam hati, terutama pada orang yang jelas-jelas duduk di sampingnya tadi, bisa-bisanya pria itu tidak menyadari ketidakberadaannya.

Dengan penuh kekesalan, Kallista pun keluar dari mobil, namun perasaan buruk itu seolah tersapu semilir angin yang menyapu lembut kulitnya. Udara menyegarkan yang jarang Kallista hirup sangat berhasil membuat hatinya kembali melunak, berniat untuk mencari temannya hanya untuk memaki, kini Kallista sibuk memejamkan mata hanya untuk lebih menjiwai ketenagannya.

Langit sudah mulai gelap, Kallista menjadi orang yang terakhir menikmati di saat semua rekan satu timnya sudah tak ada yang terlihat satu pun, mereka pasti sudah berselimut di kamarnya masing-masing.

Hoaamm!
Rasa kantuk kembali menyeret kesadaran Kallista, kalau tidak penuh pertahanan maka Kallista akan langsung terjerembab ke selokan yang satu langkah berada di depannya. Sambil bersusahpayah mempertahankan kesadarannya, lagi-lagi Kallista menjadi orang yang terakhir masuk ke dalam Villa, dan dapat dipastikan ia akan kebagian kamar sisa--biasanya yang berukuran paling sempit.

Kamar yang belum terisi biasanya ditandakan dengan sebuah kunci yang menggantung di lubang pintu, dan tak butuh waktu lama untuk Kallista dapat menemukannya, karena hanya satu kamar yang kuncinya masih tergantung di luar.

Perkiraan Kallista ternyata salah, nyatanya kamar yang tersisa berukuran sangat besar, bahkan jauh lebih besar dari kamar yang biasa Kallista tempati saat menjadi yang pertama menempati kamar--sesuai pengalamannya. Tak banyak pikiran, Kallista pun segera membanting tubuhnya ke ranjang, tak peduli dengan barang bawaannya yang entah ada di mana rimbanya, yang jelas Kallista sangat mengantuk--sejak pertemuan tak terduganya dengan Arion, Kallista tak bisa tidur nyenyak selama berhari-hari.

***

"Anda pasti lelah, selamat beristirahat." Sabrina mengantarkan Arion ke depan kamar yang sudah tersiapkan untuk Arion.

"Seharusnya nggak perlu seperti ini, saya nggak mau semua orang menganggap saya dianakemaskan."

"Bapak tenang aja, saya akan bersikap sangat biasa kalau di depan semua orang. Tapi kalau urusan yang ada di belakang seperti ini, saya tetap harus menyediakan yang terbaik untuk Bapak. Tidak akan ada yang curiga, jadi Anda tenang saja. Kalau begitu, saya permisi."

Fix, You! (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang