Sekarang ini belum saatnya musim penghujan. Namun, rintik-rintik yang turun dan berubah menjadi semakin deras seiring berjalannya waktu tentu berhasil membuat lautan manusia di bawahnya berhamburan, entah akan kembali pulang atau memilih untuk berteduh terlebih dahulu.
Jika diperhatikan dan dirasakan baik-baik, sepertinya Klea mulai suka dengan keadaan seperti ini, ketika kedua matanya menatap keluar jendela untuk memandangi bagaimana orang-orang berlarian sembari memposisikan tangannya di atas kepala, lalu berhenti di teras Reca. Ya, tempat itu yang menjadi peristirahatan Klea dan Jeff setelah lumayan lama mengelilingi pasar atas permintaan mama Jeff.
Katanya, mama Jeff mendapat giliran arisan satu gang yang akan diadakan seminggu sekali pada hari Minggu besok. Karena itulah bunda Klea tidak ragu menyuruh putrinya menemani Jeff berbelanja ke pasar. Lucu juga saat keduanya yang masih duduk di bangku SMA berjalan beriringan membelah ramainya pasar sejak siang tadi.
"Lo pernah nggak, sih, ngerasain hujan sebagai sesuatu yang spesial?" Pertanyaan Klea tiba-tiba berhasil membuat Jeff mengalihkan pandangannya dari ponsel. Lelaki itu tampak berpikir dengan tangannya yang beringsut meletakkan ponselnya sebelum memandangi sang lawan bicara.
"Kalau lo?"
"Gue nanya. Lo jawab dulu."
Jeff masih diam, bola matanya bergerak ke sana kemari seolah sedang mencari jawaban. Tetapi, ia tak kunjung angkat bicara dan memilih untuk mengangkat kedua bahunya.
"Nggak usah dijawab, sih, kalau itu berhubungan sama... Lana." Klea tersenyum tipis sambil kembali menatap keluar. Matanya sesekali melirik ke arah Jeff, dan lelaki itu benar-benar tak menggubris pertanyaan Klea sebelumnya. Jadi, Klea simpulkan, Jeff betulan ingin melupakan perempuan bernama Lana.
"Kalau lo ada, nggak?" Jeff balas bertanya.
"Enggak. Gue nggak pernah merasa sesuatu yang beda sama hujan."
"Kalau yang lainnya, ada? Misalnya tempat, atau apa, gitu?"
"Pantai, mungkin?" Klea menggelengkan kepalanya dengan sedikit ragu. "Lo bisa nyebut gue sebagai anak senja," lanjutnya kali ini dengan senyum lebar.
"Lo suka sama senja?"
"Iya. Soalnya senja selalu bikin gue ingat, kalau yang indah nggak bakal hadir setiap saat."
"Gue nggak yakin."
"Loh, emang benar! Senja kan nggak setiap saat ada. Emang lo bisa ngelihat langit secakep itu tengah malam? Mana ada!?"
"Bukan itu maksud gue. Maksudnya, gue nggak yakin kalimat yang lo bilang barusan murni dari pikiran lo."
Klea mendengus tidak terima.
"Pasti lo pernah pergi ke pantai sama seseorang, dan seseorang itu ngomong kayak gitu ke elo. Terus sekarang, lo ngomong kalimat itu lagi ke gue." Jeff menyeringai. "Hati-hati, Kle. Kena copyright," lanjutnya sambil terkekeh.
"Sok tahu, ah." Padahal emang benar.
"Perlu gue bilangin berapa kali, sih? Nggak ada informasi yang nggak gue ketahui tentang lo."
"Coba gue tanya. Warna kesukaan gue?"
"Pink."
"Noh, kan, baru pertama aja udah salah!" Klea mengacungkan jempolnya ke bawah sambil menjulurkan lidahnya.
"Biasanya, cewek suka warna pink. Kalau enggak ya warna ungu."
"Banyak cewek yang suka warna hitam."
"Ya udah, terus warna kesukaan lo apa?"
"Gue nggak pernah milih warna kesukaan. Selagi itu bagus, why not?"
![](https://img.wattpad.com/cover/183370235-288-k64686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Bulan Juni
Teen Fiction[COMPLETED] Seusai itu, ada banyak sekali sesuatu dalam dirinya yang membuatku sukar untuk kembali mengenalinya. Waktu demi waktu rupanya terus berlalu, hingga kisah pertemuan bertahun-tahun yang lalu telah berubah menjadi kisah lampau, dan membuat...