"Berisik banget, gila! Lagian─ udah tahu bawa anak kecil, gitu, loh. Carilah film lain yang cocok. Kalau mau nonton sama suami tercinta-tersayang-terbaik-terganteng sepanjang masa-nya ya dititipin dulu, kek, anaknya ke saudara apa gimana. Atau suruh nunggu sono noh tadi, depan studio."
"Kle, udah─"
"Gue sumpel dah mulut anak kecilnya tadi kalau gue orangnya nggak penyayang."
"Bukannya emang nggak penyayang?"
"Jangan buat gue makin emosi, deh!"
Sembari mengedarkan pandangan ke sekitar, Zekair tertawa lepas tanpa khawatir perempuan yang berjalan bersamanya itu semakin naik pitam. Mereka baru saja keluar dari area bioskop, menonton film pilihan Klea yang katanya bagus dengan akhir yang membuat siapa pun penontonnya meloloskan air mata.
Namun, memang sepertinya keberuntungan tidak sedang ingin berpihak padanya, sebab keluarga kecil yang bikin Klea uring-uringan sekeluarnya dari bioskop tadi duduk tepat di sebelahnya. Zekair sudah menawarkan bahkan sudah bertukar posisi duduk dengan Klea, tapi tetap saja. Suara tangis anaknya menggelegar, cuy.
"Mau nemanin gue ke toko buku nggak, Je?" tanya Klea yang sontak membuat Zekair menoleh sambil menatapnya tidak percaya. "Kaget banget sih kalau gue ke toko buku?" lanjutnya kini dibalas seringaian oleh Zekair.
"Ya udah, ayo. Mau beli buku apa?"
"Mau nyari buku yang isinya puisi-puisi gitu. Kayaknya belum ada di rumah."
"Jangan bilang lo tertarik sama jurusan sastra, Kle?"
"Menurut lo gimana?" Klea masih sibuk mengedarkan pandangan tanpa ingin menatap lawan bicaranya. "Tadi Jeff yang nyaranin gue bikin puisi buat─" Klea mengalihkan pandangan dari Zekair untuk memejamkan matanya sejenak, "─buat... nyoba-nyoba, gitu."
"Ya, coba aja," balas Zekair membuat Klea sedikit bisa bernapas lega. "Coba lo buat, deh, nanti gue baca."
Klea sempat terkesiap mendengarnya, lalu tersenyum tipis. "Benar kali, ya, gue ambil jurusan sastra aja?"
"Tapi lo tuh masih dilema, Kle. Masih ada kurang lebih satu tahun buat ngeyakinin pilihan lo. Emang harus dipikir secara matang, sih, kalau masalah kayak gini. Ribet kalau ujung-ujungnya lo salah jurusan."
Langkah demi langkah mereka ditemani oleh keheningan pada detik berikutnya. Hingga sampai di toko buku, keduanya saling berpencar seolah tak sadar jika datang ke sini bersama seseorang. Klea langsung berjalan cepat untuk mencari rak berisikan buku yang dicarinya. Sementara itu, Zekair memilih untuk mendekat pada rak yang berisi novel-novel remaja dengan langkah gontai.
Langkahnya beralih arah pada rak lain, dan detik itu pula tatapan Zekair tertuju pada salah satu cover buku yang menarik perhatian daripada buku lainnya. '1001 Cara Membuat Seseorang Jatuh Cinta Pada Kita'.
"JHAAHHH! Lagi jatuh cinta lo, Je?"
Biar Zekair tanya, siapa yang tidak terkejut ketika seseorang yang berhubungan dengan cover buku tersebut adalah perempuan yang baru saja berseru tepat di telinganya? Tentu saja, Zekair terkejut. Dirinya dibuat salah tingkah sampai-sampai buku yang sudah sempat ia sentuh tersebut jatuh di dekat kakinya begitu saja. "Bikin kaget, sumpah, lo." Zekair merunduk untuk mengambil buku yang tadi. "Lagian, orang gue mau ngambil buku di sebelahnya, kok."
Klea mengernyit, memasang wajah sok serius saat ia membaca sampul buku yang terletak di sebelah buku tadi. "Serius lo mau ngambil buku resep memasak? Cuma itu loh yang ada. Yang lainnya tips-tips tentang jatuh cinta, keren nggak, tuh?" Klea tersenyum songong, "Lo jadi mendadak salah tingkah, beneran, deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Bulan Juni
Teen Fiction[COMPLETED] Seusai itu, ada banyak sekali sesuatu dalam dirinya yang membuatku sukar untuk kembali mengenalinya. Waktu demi waktu rupanya terus berlalu, hingga kisah pertemuan bertahun-tahun yang lalu telah berubah menjadi kisah lampau, dan membuat...