Kantin sekolah pada siang hari ini ramai seperti hari-hari biasanya. Selain kantin, ada pula perpustakaan dan lapangan sekolah yang juga dijadikan tempat favorit para murid di kala jam istirahat tanpa peduli dengan sinar matahari yang menyertai. Namun, Jeff, Kean, Zekair, dan Reyfan hari ini beruntung karena masih mendapatkan ruang untuk makan di kantin.
Meja mereka kini hening. Keempatnya sibuk dengan makanan pilihannya masing-masing dan membiarkan riuh murid-murid di sana menyeruak telinga, sampai akhirnya gebrakan pelan di ujung meja mengalihkan pandangan mereka berempat secara kompak.
Brak!
"Hai, friends."
"Lo bisa nggak sih pakai permisi aja dan nggak usah gebrak-gebrak meja gitu?" Reyfan sedikit emosi mendapatkan Disya, pelaku penggebrak meja barusan, yang kini malah cengar-cengir di tempatnya. Tidak sendirian, rupanya Disya datang bersama Klea dan Keyza, teman satu kelas Jeff dan Reyfan sekaligus perempuan yang Disya kenal sejak sekolah menengah pertama.
"Sini duduk, Kle."
"Yeee, yang disambut mah Klea doang!" Disya mendelik kesal pada Jeff yang baru saja berbicara sebelum akhirnya beringsut duduk, begitu pula dengan Klea dan Keyza. "Lo berempat lagi telepati, ya? Dari tadi kayaknya diem-diem aja."
"Cowok yang makannya nggak sambil ngobrol kayak kita gini nih cowok ganteng." Zekair menyeletuk tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan dari makanannya. "Maka dari itu, jangan bikin kegantengan kita berempat pudar dengan ngajakin ngobrol."
"Ck, teori dari mana lagi kayak gitu. Aneh," sahut Keyza sambil merotasikan bola matanya. "Alih-alih bikin kegantengan lo berempat pudar, kayaknya gue, Disya, sama Klea justru ketularan absurdnya kalian, sih."
"Enak aja. Kayak gitu mah nggak absurd!" Reyfan berseru tidak terima seraya menyuapkan satu sendok makan terakhirnya. Tangan lelaki itu kemudian meraih selembar tisu untuk menyeka area mulutnya. "Oh iya, lo semua nanti ikut daftar jadi calon pengurus OSIS, ya?" Tidak ada penolakan, Reyfan langsung mendapatkan anggukan dari enam kawannya di sana.
"Lo sendiri ikut, Rey?" tanya Klea kemudian.
"Iya, tapi gue─"
"Lo belum tahu ya, Kle? Reyfan mah bakalan beda level sama kita nanti karena dia dipilih jadi kandidat calon ketua OSIS," sela Keyza, membuat laki-laki yang sedang dibicarakannya itu tersenyum sedikit salah tingkah sementara Klea yang sebelumnya bertanya langsung mengangguk-angguk tanda paham. "Dia calon atasan kita semua."
"Gue setuju. Reyfan tuh keren, jadi lo nggak salah pilih kalau mau jatuh cinta sama dia, Kle," sambung Jeff membuat Reyfan langsung memukul bahunya.
"Ah, masih kerenan juga cowok gue." Disya yang menyeletuk demikian segera dibalas delikan kesal dari kawan-kawannya, lalu tertawa kecil menyaksikan bagaimana ekspresi Kean yang kini sedikit tersipu. "Sebentar lagi kan pasti ada kemah tahunan tuh, kalau kita bikin acara sendiri kira-kira boleh nggak, sih?"
"Acara sendiri maksudnya kayak gimana?"
"Bikin api unggun gitu, tapi buat kita bertujuh aja."
"Kalau pas kemah organisasi tahun lalu, setelah api unggun yang digelar buat semua peserta kita semua dikasih waktu buat bebas asalkan nggak jauh-jauh dari tenda. Waktu itu juga ada yang bikin api unggun sama temen-temennya sendiri. Jadi─ya kalau kita juga mau bikin mungkin boleh-boleh aja," balas Reyfan seraya berusaha mengingat perkemahan yang diadakan khusus untuk pengurus organisasi sekolah tahun lalu.
"Nanti pas bikin api unggun itu juga kita makan-makan."
"Acara api unggun itu biasanya setelah kita makan-makan loh, Sya. Lo mau makan lagi?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/183370235-288-k64686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Bulan Juni
Teen Fiction[COMPLETED] Seusai itu, ada banyak sekali sesuatu dalam dirinya yang membuatku sukar untuk kembali mengenalinya. Waktu demi waktu rupanya terus berlalu, hingga kisah pertemuan bertahun-tahun yang lalu telah berubah menjadi kisah lampau, dan membuat...