32. Sesuatu Di Antara Kita

117 21 3
                                    

Berbagai macam bentuk serta warna tenda sudah berbaris rapi memenuhi halaman sekolah. Seperti apa yang sudah direncanakan oleh para pengurus OSIS, masing-masing tenda kini telah diramaikan oleh para pengunjung baik siswa dan siswi SMA Galaksi maupun wali muridnya. Tidak hanya barang-barang, berbagai makanan pun ada di sana.

Semua kegiatan semester ini sudah terlampaui termasuk penilaian akhir tahun, yang berarti libur panjang kenaikan kelas akan tiba. Sudah tidak akan ada lagi acara belajar-mengajar sebelum Klea dan yang lainnya menjadi siswa kelas 12. Sebentar lagi pula akan menginjak bulan Juni, di mana hari-hari terakhir Klea akan menghabiskan waktunya bersama seseorang yang sampai sekarang belum bisa ia percaya kehadirannya.

Tidak banyak yang harus dikerjakan sekarang. Sebab itulah banyak pengurus OSIS yang hanya sekadar duduk seraya memandangi sekitar atau sesekali berfoto dengan teman-temannya. Seperti Klea, yang kini sedang berkumpul di dekat pos satpam bersama Disya, Keyza, Dacia, Afsa, serta dua perempuan lainnya dari kelas IPS─yang baru Klea kenal dekat hari ini juga.

"Liburan mau ke mana nih kalian?"

Klea beralih pandang sejenak pada Afsa yang membuka topik pembicaraan. Namun, ia tak berniat untuk menjawab dan malah melanjutkan mengedarkan pandangannya ke keramaian halaman sekolah. Daripada mengobrol, Klea lebih asyik memperhatikan keadaan sekitar di mana banyak anak-anak berlarian yang dapat ia simpulkan bahwa mereka adalah adik dari murid-murid SMA Galaksi.

"ITU YANG DI POS SATPAM KENAPA SANTAI BANGET, WOI! KE SINIIIII!"

Klea tersentak mendengar seruan dari kejauhan itu. Ia berdecak pelan. Pasalnya, kalau saja pengurus OSIS tidak disuruh mengenakan seragam, yang baru saja berteriak itu pasti tidak akan tahu jika mereka yang sedang berkumpul di pos adalah pengurus OSIS.

"Klea, Kleaaa! Ke sini, dong! Bawa satu orang!"

Tanpa aba-aba, Klea langsung menarik tangan Disya dan membawanya mendekat pada Nadira di salah satu stan bazar. Disya yang ditarik hanya mengerucutkan bibirnya tanpa berkomentar.

"Minta tolong jagain di sini, ya? Ini stan-nya punya Kak Ocha, tadi nitip ke anak IPS 3. Kalian bisa jaga di sini, kan? Uang kembaliannya ada di laci meja, di kardus. Nggak lama-lama kok kalau laris, soalnya tinggal dikit."

Disya segera mengacungkan jempolnya, begitu pula dengan Klea. Pada detik selanjutnya, mereka langsung memposisikan diri di balik meja yang di atasnya terdapat termos jus. Sebelum duduk, Disya mengintip sejenak isi termos tersebut. Ia lantas memutar-mutar untuk menemukan harga di sana. "Ini harganya berapa, sih?"

"Mau?"

Disya mengangguk-angguk. "Segar kayaknya."

"Ambil aja─"

"Sembarangan, lo."

Klea menghela napas, menahan kekesalannya. "Iya, lo ambil dulu, nanti bayarnya sekalian pas kita ngasih uang hasil dagangnya. Emang gue nyuruh lo nyolong jusnya?" lanjut Klea dengan sedikit sewot, membuat Disya nyengir dan segera mengambil satu gelas jus alpukat dari sana.

"Lo mau nggak, Kle?"

"Mau, dong. Ada yang jeruk, nggak?"

Disya segera mengangguk dan mengambil satu gelas jus jeruk dari sana, untuk kemudian kembali duduk di sebelah Klea. Tatapan keduanya sama-sama mengedar ke sekitar dengan masing-masing mulut yang sibuk menyesap jusnya. "Akhirnya kelas dua belas. Seneng banget, deh, gue."

Kisah Bulan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang