Hari ini, Klea memilih untuk berkeliling mal seorang diri. Ia sudah berkeliling hampir selama satu jam dengan celana jeans serta hoodie andalannya. Sebetulnya bukan tanpa alasan Klea berada di sini sekarang, melainkan untuk mencari barang yang pas untuk dijadikan kado ulang tahun Zekair. Tidak ada yang tahu Klea sedang pergi saat ini─jelas kecuali ayah dan bundanya. Dan sebetulnya, bisa saja Klea minta diantar oleh Jeff. Namun, untuk hari ini saja ia memilih berkeliling seorang diri.
Sekarang, jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul dua siang, tapi Klea belum menemukan apa kira-kira barang yang bagus untuk Zekair. Sejak tadi pun Klea diikuti oleh perasaan tidak nyaman. Entah mengapa, ia khawatir jika ternyata diam-diam Zekair mendapatinya sedang memilih-milih barang untuk cowok, lalu dapat dipastikan laki-laki itu langsung ke-geer-an.
Menyerah, Klea akhirnya keluar toko aksesoris dan memutuskan untuk menelepon Disya. Tubuhnya ia sandarkan pada salah satu kios tertutup. Beruntungnya, perempuan di seberang telepon sana langsung menyambungkan dan bersuara, "Ada apa, beb?"
"Nyerah deh gue!"
"Heeh?!! Nyerah kenapa, nih? Lo kenapa?"
"Gue lagi di mal sekarang, keliling-keliling nyari barang yang kira-kira bagus buat kado, tapi nggak nemu-nemu. Rekomendasiin dong, Sya. Lo biasanya beli apa buat Kean?" Alih-alih sebuah jawaban, Klea malah mendapatkan suara tawa yang pecah dan puas dari seberang telepon sana.
"Makanya, jangan sok-sokan pergi sendiri gitu. Gue susulin ajalah, gimana?"
"Beneran, nih?"
"Iya. Nggak terlalu jauh ini. Nanti lo tunggu di lobby, ya?"
Mungkin sekitar hampir setengah jam kemudian, Klea sudah berjalan beriringan dengan Disya mengelilingi bagian mal yang belum Klea kunjungi. Disya bercerita sejenak bagaimana tingkah lucu bapak-bapak taksi online yang menyupirinya dari rumah tadi.
"Lo maunya ngadoin Zekair apa?"
"Nggak tahu. Gue bingung."
"Cih, makanya punya pacar," celetuk Disya sambil menjulurkan lidah, membuat Klea mengerucutkan bibirnya kesal. "Jam tangan aja, gimana? Kayaknya gue lihat Zekair jarang pakai. Rusak apa nggak punya, nggak tahu, dah."
"Ya udah, pokoknya lo bantu pilih yang bagus." Ada sesuatu dalam hati Klea saat berbicara seperti itu, sebetulnya. Yang benar saja Disya bisa lebih tahu? Sementara Klea sendiri tidak tahu kalau Zekair jarang memakai jam tangan.
Akhirnya, mereka sampai di sebuah toko yang mana tidak hanya ada jam tangan, melainkan banyak juga barang-barang yang bagus untuk dijadikan hadiah ulang tahun. Uang yang Klea bawa sekarang memang sengaja ia tabung sejak jauh-jauh hari untuk membeli kado Zekair.
"Ini bagus, ya?" Klea mengangkat salah satu jam pada Disya yang membuat perempuan itu berjalan mendekat.
"Terserah lo. Masa iya gue juga yang milih modelnya?"
"Ini aja deh, udah. Gue bayar dulu sebentar." Klea berlalu meninggalkan Disya tanpa waktu yang lama. Setelahnya, mereka memilih untuk berkeliling-keliling saja tanpa tujuan.
"Lo di sininya dari tadi, kan? Pasti belum makan siang. Ayo cari makan dulu."
"Malas makan gue."
"Kalau gue traktir mau, kan? Ayolah makan dulu."
"Gue nggak bilang, loh."
"Ya udah, nggak usah sungkan gitu. Mau ditraktir bilang aja. Ayolah."
Klea hanya tertawa kecil dan membuntuti Disya menuju salah satu tempat makan cepat saji. Mereka langsung memesan dan memilih untuk mencari tempat duduk di pinggiran sehingga keduanya bisa melihat secara langsung jalanan mal yang ramai, atau sesekali dilintasi oleh kereta-keretaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/183370235-288-k64686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Bulan Juni
Ficção Adolescente[COMPLETED] Seusai itu, ada banyak sekali sesuatu dalam dirinya yang membuatku sukar untuk kembali mengenalinya. Waktu demi waktu rupanya terus berlalu, hingga kisah pertemuan bertahun-tahun yang lalu telah berubah menjadi kisah lampau, dan membuat...