12. Dua Cerita Cinta Monyet

184 32 4
                                    

Beberapa bulan telah berlalu. Dan hari ini merupakan hari terakhir SMA Galaksi melaksanakan penilaian akhir semester. Oleh sebab itu, Disya memprakarsai agenda berkumpul sepulang dari sekolah dengan tujuan merayakan selesainya ujian sekaligus menyambut libur tahun baru. Lalu Reyfan menawarkan rumahnya untuk dijadikan sasaran sehingga ruang tengah rumah Reyfan kini sudah dipenuhi oleh keenam kawannya.

Kurang lebih sudah enam bulan semenjak Klea resmi menjadi siswi di SMA Galaksi, membuat ia pada akhirnya kian dekat dengan enam orang yang berkumpul di rumah Reyfan tersebut. Saking dekatnya, seperti tidak ada lagi perbedaan antara Klea, Disya, dan juga Keyza karena ketiganya sama-sama banyak omong, yang tak menutup kemungkinan akan terjadi adu mulut tanpa kenal tempat jika sudah disatukan.

"Kalau liburan sih enaknya ke pantai." Itu adalah kalimat jawaban Zekair ketika Kean mengusulkan agenda liburan akhir tahun.

"Enggak! Jangan pantai. Kulit gue jadi gosong nanti," sahut Keyza kemudian disusul anggukan setuju dari Disya.

"Lebay banget. Kayak yang setiap harinya lo berdua pergi ke pantai aja." Jeff menyeletuk, hingga kini giliran Kean dan Klea yang mengangguk dengan kompak tanda setuju. "Kayak Klea, dong. Lo setuju kan kalau kita ke pantai, Kle?" tanya Jeff kini menoleh pada Klea di sebelah kanannya.

"Setuju, dong!" balas Klea dengan antusias, kemudian bertos ria bersama Jeff sambil menyeringai.

"Yeee, jujur aja deh, Kle. Dalam hati juga pasti lo ogah ke pantai, kan?" Disya mencibir.

"Enggaklah. Gue serius nih mau ke pantai," jawab Klea diiringi senyum angkuh. "Tapi beneran, deh, liburan ke pantai pasti bakal seru banget. Ayolah, Sya, Key!"

"Iya-iya, gue mah bercanda doang. Gue juga setuju kok ke pantai." Keyza mengangguk-angguk seraya beringsut mengambil cangkir serta teko berisikan es teh hasil Disya dan Klea mengacaukan dapur Reyfan beberapa menit lalu, sementara tadi di waktu yang sama, Keyza bertugas membeli camilan bersama Jeff.

Namun, belum sempat ia menuangkan es teh tersebut pada cangkir, Disya sudah lebih dulu cekatan memukul lengannya sambil berseru, "Heh! Lo tuh lagi pilek, ya! Awas aja sampai nggak ikut liburan gara-gara hari ini minum es."

"Buset, Sya, cuma pilek doang nggak bakalanlah jadi penghambat gue buat liburan."

"Lo jangan bandel, deh. Mending bikin teh hangat sana."

Keyza mendelik kesal pada Jeff yang baru saja berbicara. "Elo nyuruh gue minum teh hangat di antara orang-orang yang minum es teh? Gila lo. Mana bisa!" Gadis itu dongkol dan tetap melanjutkan niatnya menuangkan es teh ke dalam cangkir tadi.

"Udah, udah, guys, jangan ditahan, nanti memberontak."

Jeff mengangguk menyetujui ucapan Klea. "Keyza nih kayaknya satu spesies sama Reyfan; mudah memberontak," celetuknya disusul letupan tawa puas dari teman-temannya─tentu saja tidak dengan Reyfan dan Keyza yang sedang dijadikan bahan candaan. "Ayo taruhan. Di antara kita, siapa yang bakal duluan punya pacar? Kecuali Disya sama Kean pastinya." Jeff tahu-tahu mengalihkan topik pembicaraan.

"Kalau menurut gue, sih... Reyfan." Zekair memegang dagunya berlagak memikirkan sesuatu. "Tunggu aja, percaya sama gue, sebentar lagi pasti Reyfan nembak Nadira," lanjutnya kemudian membuat sang empunya nama yang disebut langsung tersedak-sedak.

"Santai, dong, Rey."

"Biasanya, kalau sampai kesedak gitu emang udah ada niatan nembak."

Reyfan masih meneguk airnya ketika Jeff menyeletuk demikian. "Enggak, ya! Gue nggak mau tembak-tembakan," katanya kemudian.

"Kasianlah Nadira-nya, Rey, digantungin mulu."

"Siapa juga yang ngegantungin? Nggak ada. Buat lo aja sana." Reyfan melengos dan kembali menyibukkan diri dengan makanannya.

Kisah Bulan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang