36. Selamat Ulang Tahun

171 22 4
                                    

"Klea... bangun. Bangun dulu, udah sor─"

"GUE KETIDURAN?!" Klea mengucek matanya beberapa kali sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Pukul lima sore, dan dirinya berada di rumah Jeff saat ini. Klea harap kejadian beberapa jam lalu hanyalah mimpi tidur siangnya. Namun, harapannya itu pupus ketika ia menatap pantulan wajahnya di ponsel, menampilkan bagaimana matanya yang sembab dan merah. "Gue kira yang tadi cuma mimpi."

"Lo belum makan siang. Tadi cuma minum jus. Nih, Kak Jessa sempat beli mi ayam." Jeff menyodorkan semangkuk mi ayam pada Klea. Sementara yang disodorkan hanya bisa termangu memandangi mangkuknya. "Mau, nggak? Kalau mau makan nasi, gue cuma ada mi instan sama telor."

"Mau, kok." Klea buru-buru membalas. "Makasih, Jeff," lanjutnya sambil tersenyum tipis, untuk kemudian membuka mi ayam yang masih terbungkus rapi di dalam plastik. "Lo nggak bilang ke Bunda kalau gue di sini, kan?"

Jeff menggeleng dengan santai. "Bunda lo nggak nanyain apa-apa. Nggak ke sini juga. Kayaknya rumah lo malah kosong, deh."

Klea membulatkan matanya dengan tidak percaya. Lantas, dirinya berdiri untuk mengintip rumahnya dari jendela yang ada di ruang tamu milik Jeff. "Udah mau ngurusin kali, ya?" monolognya sambil berjalan kembali ke sofa. "Mama lo nggak nanyain gue kenapa, kan?"

"Nanyain."

"Terus lo jawab apa?"

"Lo maunya gue jawab apa?"

Klea berdecak. "Kalau bisa, lo jangan kasih tahu tentang semuanya dulu."

"Sayangnya gue udah kasih tahu. Lama-kelamaan juga tahu kali, Kle." Jeff membalas dengan enteng. Matanya tak lepas dari Klea yang terus melahap mi ayamnya persis seperti anak yang tidak makan berhari-hari. "Habis ini lo ikut gue, ya?"

"Lo mau ke mana?"

"Ke rumah Zekair."

Ah iya, Zekair. Laki-laki itu pasti belum tahu tentang kejadian tiba-tiba yang baru Klea alami hari ini. Atau barangkali bundanya sudah bercerita kepada mama Zekair? Entahlah.

"Mau ikut, nggak? Kemungkinan sih sampai malam, dan sampai malam juga rumah gue kosong. Terus kalau di rumah gue, malam-malam biasanya suka ada─"

"Ah, bikin parno aja lo. Gue pulang aja. Beneran nggak ada Bunda di rumah, kan?"

Jeff mengangguk-angguk dengan tawa kecilnya. "Tadi sih pergi, tapi─" Jeff menggantungkan ucapannya dan mengarahkan telunjuknya ke arah luar rumah, membuat Klea mengernyit bingung, "─kayaknya Bunda lo udah datang sekarang. Dengar suara mobil, nggak?"

Klea lagi-lagi berlari kecil untuk mengintip rumahnya dari jendela. Bisa ia lihat bundanya yang sedang menyodorkan uang pada sopir sehingga Klea bisa memastikan bahwa mobil tersebut adalah taksi online. "Ah, ya udah deh, gue ikut lo aja."

"Ya udah."

"Lo mau ngapain ke rumah Zekair pas mau gelap gini, deh?"

"Adalah sesuatu yang harus diurus."

"Gaya banget." Klea mencibir.

"Buruan habisin makannya. Langsung berangkat aja habis ini, soalnya ada yang harus gue beli dulu."

"Lo udah mandi belum, Jeff?" tanya Klea yang dibalas Jeff dengan anggukkan. "Dih, gue belum mandi, gimana, dong?"

Kisah Bulan JuniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang