Chap 2

2K 248 21
                                    

"Mau ngomong apa?" tanya Chaewon yang matanya masih terpaku membaca novel 'Donquixote' karya Miguel de Cervantes. Padahal jelas-jelas Yena sedang berada dihadapannya dan ingin membicarakan sesuatu yang penting.

Yena menghembuskan nafasnya kesal sebab Chaewon masih saja tidak ingin meletakkan buku novel yang dianggap sangat kuno oleh Yena.

"Ini pesanannya" ucap salah satu pegawai kantin yang memberikan dua gelas teh hijau untuk mereka berdua.

"Kahamsamnida (terima kasih)" jawab Yena tersenyum oleh pegawai kantin disekolahnya.

Setelah pegawai kantin itu pergi. Yena langsung menatap Chaewon yang duduk didepannya, bisa ditebak Chaewon sama sekali tidak menurunkan bukunya. Karena kesal dengan perlakuan Chaewon, Yena mengerucutkan bibirnya pertanda ia sudah sangat kesal.

"Won, boleh gak lu taro dulu buku kuno itu terus dengerin omongan gua?" ucap Yena. Sebenarnya Yena sudah biasa menghadapi sikap Chaewon yang seperti ini, memang biasanya Chaewon membaca buku ketika Yena berceloteh tentang apa pun. Namun kini, Yena ingin mengatakan sesuatu yang penting.

"Aku bakalan dengerin kamu sambil baca buku, dan ini bukan buku kuno, ini novel yang dibuat pada tahun 1568. Ini buku langkah yang gak bisa ditemuin dimana pun. Ayo cepetan, kamu mau ngomong apa?" jawab Chaewon dengan nada datarnya.

"Kalo buku itu gak bisa ditemuin dimana pun, terus lu dapetin buku itu dari mana?" tanya Yena penasaran.

"Di black market (pasar gelap)" jawaban Chaewon membuat Yena ternganga.

"Gila ya lu?! Beli buku aja ampe di black market. Berarti itu buku ilegal dong?" ucap Yena yang tak percaya, seorang murid tauladan seperti Chaewon membeli buku dipasar gelap?

"Yang penting kan aku gak beli narkoba atau pun semacamnya. Cepet kamu mau ngomong apa? Atau aku tinggal ke perpustakaan" ucap Chaewon yang tahu betul bagaimana saat Yena mulai berbicara, itu akan sangat sulit dihentikan.

"Ohh iya gua mau ngomong sesuatu tentang tadi" ucap Yena membuat Chaewon bingung. Seketika Chaewon langsung menghentikan kegiatan membacanya.

"Tentang apa?" tanya Chaewon yang menatap Yena serius.

"Soal lu dateng ke sekolah bareng sama Felix" ucap Yena.

"Felix?" Chaewon mengingat-ingat tentang tadi pagi ia berangkat bersama laki-laki yang wajahnya sangat mirip dengannya. Felix? Cowok yang tadi? Batin Chaewon.

"Iya, cowok yang tadi masuk sekolah barengan sama lo." ucap Yena.

"Emang kenapa?" tanya Chaewon bingung mengapa Yena menanyakan soal laki-laki yang bahkan seperti kembarannya.

"Mmmm... Sebenernya... Lu deket sama dia ya? Atau lu sama dia punya hubungan darah?" Chaewon membelalakan matanya mendengar pertanyaan Yena. Ia terkejut sekali dengan pertanyaan yang diajukan oleh Yena. Namun tak lama kemudian, Chaewon menenangkan dirinya, dan mulai bicara.

"Aku bukan siapa-siapanya. Tadi kebetulan aja aku satu bus sama dia. Tapi jujur, aku gak pernah ngeliat dia sebelumnya sama sekali" jawab Chaewon. Wajah Yena yang sedari tadi terlihat tegang, langsung terlihat lega sekarang.

"Bagus deh kalo lu gak punya hubungan apa-apa sama dia. Dia itu bukan orang biasa masalahnya, jadi gua ngantisipasi aja, takutnya lu deket sama dia dan lu jadi terlibat sama masalahnya." ucapan Yena membuat Chaewon sedikit penasaran.

"Masalah?" ulang Chaewon.

"Iya, dia punya banyak masalah. Bahkan pas baru masuk sekolah ini, dia udah berani nantang kakak kelas. Tapi menurut saksi, yang mulai duluan kakak kelasnya sih" jawab Yena. Chaewon sangat penasaran dengan laki-laki bernama Felix itu, sampai-sampai ia menutup bukunya untuk mendengarkan Yena bercerita tentang Felix.

Side Effects『 Chaelix 』✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang