"Nah sekarang kalian boleh buka kertasnya" ucap sang guru. Sebelumnya ia sudah memberi kertas gulungan kecil yang berisi angka dimana mereka akan duduk.
Sebelumnya ditahun lalu, Chaewon tak merasa keberatan duduk dengan siapa saja, namun pada akhirnya ia selalu duduk sendiri sebab sebelumnya anggota kelasnya selalu ganjil.
Namun sekarang jumlahnya genap, jadi pastinya ia akan mendapatkan teman sebangku. Ia merasa tak keberatan dengan siapa pun, asalkan jangan dengan Kim Sunwoo, kalau bisa ia mendapat tempat duduk jauh dari Chaewon.
Chaewon perlahan membukanya sambil komat-kamit berdoa agar tidak duduk dengan Kim Sunwoo, atau pun duduk dekat Kim Sunwoo.
Setelah beradu dengan batinnya, akhirnya ia mampu melihat angka yang tertera.
Nomor 14... ok Chaewon berdoa agar nomor 13-nya bukanlah Kim Sunwoo.
Chaewon pun akhirnya berpindah tempat duduk, sebenarnya tempat duduknya tepat berada dibelakangnya, jadi ia tak usah repot-repot pindah.
Nancy? Untunglah Nancy masih duduk dekat dengannya, tepatnya ia duduk didepannya. "Syukur dah kita gak jauh-jauh, susah nanti kalo mau nyontek" Chaewon pun juga merasa lega, sebenarnya tak masalah Nancy duduk berjauhan darinya, toh masih satu kelas. Namun bila duduk lebih dekat seperti ini, bukankah lebih baik?
"Aduuh gua ngantuk lagi" tiba-tiba ada seseorang yang bergumam dengan dirinya sendiri. Sebenarnya tanpa mereka melihat pun, mereka sudah tahu siapa itu.
"Yaudah sono lu ngebo, gua juga habis ini mau tidur" balas Nancy terhadap gadis yang akan duduk dibelakang Chaewon. Lebih tepatnya ia adalah Kang Hyewon.
"Gua sekarang aja dah" tak lama setelah ia duduk, Hyewon langsung menyenderkan kepalanya kedepan dan menjadikan kedua lengan tangannya yang dilipat sebagai tumpuan.
Begitu pula juga Nancy yang kini melakukan hal yang sama dengan Hyewon. Chaewon? Jangan tanya, dia langsung melanjutkan bacaannya yang tadi sempat tertunda.
"Permisi, disini bangku nomor 13 kan?" suara yang begitu lembut itu membuat Chaewon menoleh. Netranya bertemu dengan tatapan kalem seorang gadis berambut panjang lurus itu.
"Ah iya" ucap Chaewon seraya mengangguk ringan. Sang gadis pun tersenyum kepada Chaewon lalu duduk disampingnya. Tak lama kemudian Chaewon kembali membaca bukunya. Bila kalian ingat saat pertama kali cerita ini dimulai, Chaewon membaca buku novel Donquixote karya Miguel de Cervantes yang dibuat pada tahun 1568. Yup, Chaewon membaca buku itu saat ini.
"Kamu punya buku itu?" tiba-tiba gadis yang berada disamping Chaewon bertanya dengan nada yang terdengar terkejut, namun tenang saja, suaranya tak terlalu keras.
Chaewon menoleh kearahnya, dan sudah menemukan wajahnya yang terlihat kagum. "Iya" jawab Chaewon yang kembali membaca bukunya.
"Kamu beli dimana? Pasti susah banget nyari buku itukan? Harganya juga pasti gak murah" celoteh gadis disampingnya. Entah meskipun ia berbicara dengan nada yang lumayan heboh, namun masih terdengar lembut, tidak seperti Nancy bila sedang berbicara heboh dengannya, sungguh telinganya menjadi sakit.
Chaewon kembali melihat sang gadis yang kini menjadi teman sebangkunya. Sepertinya gadis ini cukup tertarik dengan buku ini, tak biasanya orang mengetahui soal buku yang lumayan langkah ini. "Mau minjem?" tawar Chaewon, sebab gadis itu kini melihat bukunya dengan antusias.
"Hah? Beneran? Tapikan kamu lagi baca" tanya sang gadis itu memastikan.
Chaewon menggeleng, "Aku cuma lagi baca ulang" jawab Chaewon tetap dengan ekspresinya datar. Lalu ia mengulurkan buku itu, gadis yang berada didepannya terlihat tak percaya, matanya mengeluarkan binaran yang senang tiada tara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Effects『 Chaelix 』✔✔
Fanfic[COMPLETED] "Jangan deket-deket sama Felix dari kelas sebelah deh. Nanti kena efek sampingnya baru tau rasa!" Kalimat itu lah yang selalu kudengar tentang Lee Felix, anak kelas 2-4. Tentang ia seorang gangster blasteran Australia-Korea yang ditakuti...