Chaewon tak tahu apa yang terjadi, namun yang ia ingat hanyalah ia berlari sejauh mungkin dari area kantin. Tak peduli apa yang terjadi selanjutnya, ia tak melihat ekspresi Nancy atau pun Felix saat ia tiba-tiba lari begitu saja meninggalkan kantin. Bahkan saking ia tak ingin disana, ia melupakan buku bahasa inggris yang tadi ia sempat taruh diatas meja. Sungguh ia sangat merutuki dirinya, mengapa ia lari? Mengapa ia tak senang ketika Nancy memeluk Felix? Aakh! Entahlah ia benar-benar pusing dengan ini.
Dan sekarang, ia tak tahu berada dimana. Sebentar? Ahh...
... ini hall olahraga...
Chaewon baru menyadarinya ketika ia berhenti berlari dengan nafas tersengal-sengal, bahkan kini nafasnya masih tak beranturan. Ia mengelus dadanya untuk meredakan sesak nafas yang ia buat tadi. Jujur saja, Chaewon tak begitu pandai olahraga, meskipun ia ingin sekali pandai dalam hal itu.
Duk! Duk! Duk!
Suara itu cukup mengejutkan Chaewon. Seperti suara bola basket yang dipantulkan. Ia sadar bahwa kini ia tak sendirian.
Mungkinkah ada seseorang yang bermain basket? Ditengah jam istirahat seperti ini? Ahh ayolah Chaewon, kau juga selalu belajar saat jam istirahat.
Ia mulai melangkahkan kakinya, untuk melihat siapa yang bermain basket di hall olahraga yang benar-benar sunyi ini.
Sungguh Chaewon sama sekali tak mengenali siapa dia. Yang jelas ia adalah lelaki, dan tentu saja Chaewon tak mengetahui siapa.
"Sebegitu gak penting gua, ampe lu gak ngenalin gua" suara itu membuat Chaewon tercekat. Bias suara ini benar-benar tak asing, ia seperti pernah mendengarnya di suatu tempat. Dimana itu?
Lelaki itu masih membelakangi Chaewon yang hanya bisa terpaku dan tak tahu ingin apa. Sebentar...
...bagaimana lelaki ini tau kalau ada orang dibelakangnya sementara ia tak melihatnya sama sekali? Sudahlah, Chaewon tak ingin memikirkan hal sepele seperti itu.
Lelaki itu memasuki bola basketnya kedalam ring basket. Ia tak mengambil lagi bola yang sempat ia lemparkan itu, ia lebih memilih melihat kebelakang dan menampakan dirinya kepada gadis yang membeku ditempatnya.
Sebuah senyum tipis sudah terpampang diwajah nan manis itu. Chaewon yang melihatnya hanya bisa membelalakan matanya, terkejut dengan kenyataan siapa lelaki didepannya.
"Kim Sunwoo?" ujar Chaewon yang menutup mulutnya dengan telapak tangannya sebab keterkejutannya. Lelaki yang berada didepannya kini mendengus kecil melihat gadis yang benar-benar terlihat tak berkutik sama sekali.
"Udah lama ya kita gak ketemu... Kim Chaewon..."
***
Maaf kalau aku menyela tiba-tiba. Pasalnya bila tak kujelaskan, kalian pasti tidak akan mengetahui siapa itu Kim Sunwoo.
Sebenaranya aku agak bingung harus bercerita dari mana, namun akan kuceritakan sesingkat mungkin agar menghemat durasi.
Aku pernah menceritakan tentang dimana dahulu aku tidak seperti ini kan?
Yaa, gadis kecil yang sebelumnya tak pernah mencintai belajar. Gadis yang hanya menyukai pohon untuk ia panjat, menyukai berkelana ditempat yang tidak diketahuinya, gadis yang sangat suka tersenyum bahkan tawa. Gadis yang bisa berteman kepada siapa pun. Teman... Kim Sunwoo adalah temanku... Bukan teman biasa... Dia adalah sahabat kecilku, dulu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Effects『 Chaelix 』✔✔
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Jangan deket-deket sama Felix dari kelas sebelah deh. Nanti kena efek sampingnya baru tau rasa!" Kalimat itu lah yang selalu kudengar tentang Lee Felix, anak kelas 2-4. Tentang ia seorang gangster blasteran Australia-Korea yang ditakuti...